10.6.17

RESENSI KORAN KOMPAS (PIO) : "DRONE" BISA SEMPROTKAN PUPUK CAIR

NAMA & NIM                                               : SITI HANIFAH (16.310.410.1151)
JUDUL ARTIKEL                                         : “Drone” Bisa semprotkan pupuk cair
NAMA PENULIS                                          : (DKA)
TANGGAL TERBIT                                     : 23 Mai 2017
SINOPSIS ARTIKEL
        Dengan melihat situasi saat ini para petani sudah sepuh-sepuh (tua) dan yang muda tidak mau kesawah, yayasan panglima besar soediman bekerjasama dengan Lockheed UAV Research Institute mengembangkan drone (pesawat tanpa awak) untuk menyemprotkan pupuk cair di lahan pertanian. Pemanfaatan teknologi ini dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Dengan drone, setiap hektar sawah bisa disemprotkan  pupuk cair hanya dalam waktu 16 menit.
        “Drone” membuktikan penggunaan pupuk bisa meng-over 0,5 hektar dalam waktu 8 menit. Jadi untuk 1 hektar butuh 16 menit atau 20 menit, termasuk persiapan. Drone dirancang untuk menyemprotkan pupuk cair Jandralium Biomineral Organik. Yang dapat menyuburkan kembali tanah yang rusak akibat pemakaian pupuk kimia secara terus-menerus. Pupuk ini tidak meninggalkan racun malah akan memperbanyak cacing dan belut.
        Drone terbuat dari bahan karbon fiber, memiliki 6 unit baling-baling dan 2 unit alat penyemprot, dioprasikan secara manual dan otomatis serta dapat membawa 10 liter air
Ini merupakan teknologi pertama di Indonesia. Teknologi ini kombinasi dinamis dari teknik mekanisasi agrikultur, teknik aplikasi pemupukan, dan sumber daya agrikultur Indonesia. Untuk membuat merawat dan mengoprasikan, dan merawat drone membutuhkan biaya yang mahal dan keahlian khusus. Biaya pembuatan drone Rp.300 juta per unit.
Ketua kelompok tani mendukung trobosan ini pasalnya jika sawah yang luasnya 5.000 meter persegi, dibutuhkan tiga pekerja dan biaya mencapai Rp. 500.000. Mereka merasa sangat senang jika sawahnya disemprot menggunakan alat tersebut.
HAL YANG PENTING DALAM ARTIKEL
  Dengan melihat situasi saat ini para petani sudah sepuh-sepuh (tua) dan yang muda tidak mau kesawah, yayasan panglima besar soediman bekerjasama dengan Lockheed UAV Research Institute mengembangkan drone (pesawat tanpa awak) untuk menyemprotkan pupuk cair di lahan pertanian. Pemanfaatan teknologi ini dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Dengan drone, setiap hektar sawah bisa disemprotkan  pupuk cair hanya dalam waktu 16 menit.
Ini merupakan teknologi pertama di Indonesia. Teknologi ini kombinasi dinamis dari teknik mekanisasi agrikultur, teknik aplikasi pemupukan, dan sumber daya agrikultur Indonesia. 


KESIMPULAN :
Dari artikel tersebut disimpulkan bahwa kita sebagai warga Indonesia harusnya bisa ikut andil dalam pengembangan menginovasi sumber daya melalui kecanggihan teknologi digital yang ada sehingga pengelolaan sumber daya lahan, pantai dan laut di Indonesia dapat optimal  

KELEBIHAN ARTIKEL : Gaya bahasa sangat mudah dipahami baik itu dari kalangan intelektual hingga masyarakat biasa (awam).
KEKURANGAN : uji coba alat belum dijelaskan secara terperinci serta tempat-tempat utama pertanian yang menjadi sasaran utama untuk uji coba masih belum dijelaskan.




0 komentar:

Posting Komentar