“MAHAR” ROTAN,
WARISAN UNTUK MASA DEPAN
Nur Roy Tri Rahayu
163104101129
Psikologi Industri
dan Organisasi
hadir dari mahar yang ditolak ratusan tahun
lalu, rotan telah menghidupi jutaan warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, selama
berabad-abad. Kini, tanpa mengenal putus asa, para pengrajin terus berkreasi
agar industri rotan tetap dapat berumur panjang ditengah keterpurukan. Dua tahun
terakhir, warga Kampung Tegalwangi, Kecamatan Weru, misalna, justru membuka
diri dan menjadikan kampungnya ebagai kampong wisata rotan. Mereka memproduksi
kerajinan rotan diruang terbuka.
saja, akhirnya boleh melihat dan belajar. Bulan
Januari-Februari 2017, sebanyak 150 wisatawan dating melihat kepiawaian para
pengrajin, sekaligus membeli kerajinan rotan langsung dari tangan pengrajin. Kepala
Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon Eli
Lilis Surtini mengatakan kini pengrajin juga sering dilatih dan diikutsertakan
dalam pameran.
Kekurangan
:
1.
Pengrajin sulit mendapatkan bahan baku karena
dibukanya izin ekpor bahan baku rotan.
2.
Banyak pengrajin kehilangan pekerjaan, pengusaha
berhutang juataan bahkan milyaran rupiah.
3.
Minimnya dukungan regulasi, rumitmnya izin
ekpor, suku bunga pinjaman yang tinggi menyebabkan industry rotan terpuruk.
Kelebihan
:
1.
Dengan adanya kerajnan rotan warga dapat membeli
mobil, punya rumah, membiayai anaknya kuliah.
2.
Sebagian warga yang awalnya hanya menjadi
karyawan pengrajin dapat belajar dan bisa ikut memasarkan kerajinan.
3.
Pengrajin sering dilatih untuk menambah wawasan
dan menjadi kreatif untuk mendesain.
Kesimpulan :
meski demikian, ditengah badai, sebagian pengrajin mencoba tetap tenang. Mereka
percaya dapat mengangkat rotan Indonesia melalui kreativitas mereka. Kegigihan
pengrajin Cirebon untuk bangkit mengingatkan kita terhadap kebesaran hati,
selalu ada hikmah dibalik duka.
Sumber : Kompas,
Sabtu, 15 April 2017
Oleh : Abdullah
Fikri Ashri
0 komentar:
Posting Komentar