20.4.17

Perilaku Bunuh Diri pada Remaja


Oleh Nurul Hidayah (153104101104)
Mata Kuliah Psikologi Abnormal

Perasaan takut dan cemas merupakan kondisi emosi negatif yang membebani. Kondisi emosi tersebut dialami sebagai tanda adanya tantangan, bahaya. Takut dan cemas memotivasi munculnya reaksi aktif untuk melawan atau lari (Anam, 2008).  Perlawanan yang dilakukan terhadap perasaan takut dan cemas bisa berupa menyibukkan diri, mencari keasikan pada aktivitas tertentu, makan, bermain, jalan-jalan. Kondisi emosi negatif yang tidak mampu dinetralkan memicu perubahan kecemasan menjadi depresi.
Albin (dalam Anam, 2008) mengemukakan bahwa sesungguhnya depresi merupakan kondisi lebih menyeluruh dibandingkan dengan sekedar sedih dan kemurungan, tetapi juga meyangkut gangguan dalam berfikir dan sikap terhadap diri dan lingkungan. Dikalangan remaja perilaku bunuh diri kebanyakan merupakan pengekspresian depresi berat (Lewihnson dkk dalam Durand dan Barlow, 2006).
Kasus bunuh diri pada remaja berkaitan dengan tekanan keluarga, sekolah dan lingkungan sosial lainnya (Clark-Stewart dan Koch dalam Anam, 2008). Remaja yang mengalami depresi berat akan meyakini bahwa sudah tidak ada  cara untuk mengatasi masalahnya. Pada situasi seperti ini Anam (2008) mengatakan bahwa keluarga dan orang-orang dekat menjadi tumpuan utama bagi penyelesaiannya.     
Tindakan preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kasus bunuh diri pada remaja. Dalam sebuah studi penting, M. David Rudd dan rekan-rekan sejawatnya mengembangkan sebuah penanganan psikologis singkat yang terdiri atas problem solving, mengembangkan kompetensi sosial, mengatasi berbagai masalah kehidupan secara lebih adaptif, dan mengenali berbagai pengalaman emosional dan pengalaman hidup yang mungkin telah mencetuskan percobaan atau ide bunuh diri (Durand dan Barlow, 2006).
Kesimpulannya remaja yang belum mampu menghadapi tantangan hidup yang berat rentan mengalami perasaan emosi negatif. Emosi negatif yang tidak mampu dikelola dapat berlanjut pada depresi. Peran keluarga dan orang-orang terdekat sangat diperlukan dalam pendampingan dan membantu penyelesaian masalah pada remaja. Karena hilangnya dukungan sosial pada remaja bisa menjadi pencetus perasaan putus asa dan berakhir pada perilaku bunuh diri.




Referensi :
Anam, Choirul. 2008 Peran keluarga dalam kasus bunuh diri anak dan remaja. Jurnal humanitas. Vol 5 no, 2, hal 123-134

0 komentar:

Posting Komentar