Oleh Nurul Hidayah (153104101104)
Mata Kuliah Psikologi Abnormal
Perasaan
takut dan cemas merupakan kondisi emosi negatif yang membebani. Kondisi emosi
tersebut dialami sebagai tanda adanya tantangan, bahaya. Takut dan cemas
memotivasi munculnya reaksi aktif untuk melawan atau lari (Anam, 2008). Perlawanan yang dilakukan terhadap perasaan
takut dan cemas bisa berupa menyibukkan diri, mencari keasikan pada aktivitas
tertentu, makan, bermain, jalan-jalan. Kondisi emosi negatif yang tidak mampu
dinetralkan memicu perubahan kecemasan menjadi depresi.
Albin
(dalam Anam, 2008) mengemukakan bahwa sesungguhnya depresi merupakan kondisi
lebih menyeluruh dibandingkan dengan sekedar sedih dan kemurungan, tetapi juga
meyangkut gangguan dalam berfikir dan sikap terhadap diri dan lingkungan.
Dikalangan remaja perilaku bunuh diri kebanyakan merupakan pengekspresian
depresi berat (Lewihnson dkk dalam Durand dan Barlow, 2006).
Kasus
bunuh diri pada remaja berkaitan dengan tekanan keluarga, sekolah dan
lingkungan sosial lainnya (Clark-Stewart dan Koch dalam Anam, 2008). Remaja
yang mengalami depresi berat akan meyakini bahwa sudah tidak ada cara untuk mengatasi masalahnya. Pada situasi
seperti ini Anam (2008) mengatakan bahwa keluarga dan orang-orang dekat menjadi
tumpuan utama bagi penyelesaiannya.
Tindakan
preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kasus bunuh diri pada
remaja. Dalam sebuah studi penting, M. David Rudd dan rekan-rekan sejawatnya
mengembangkan sebuah penanganan psikologis singkat yang terdiri atas problem solving, mengembangkan
kompetensi sosial, mengatasi berbagai masalah kehidupan secara lebih adaptif,
dan mengenali berbagai pengalaman emosional dan pengalaman hidup yang mungkin
telah mencetuskan percobaan atau ide bunuh diri (Durand dan Barlow, 2006).
Kesimpulannya
remaja yang belum mampu menghadapi tantangan hidup yang berat rentan mengalami
perasaan emosi negatif. Emosi negatif yang tidak mampu dikelola dapat berlanjut
pada depresi. Peran keluarga dan orang-orang terdekat sangat diperlukan dalam
pendampingan dan membantu penyelesaian masalah pada remaja. Karena hilangnya
dukungan sosial pada remaja bisa menjadi pencetus perasaan putus asa dan
berakhir pada perilaku bunuh diri.
Referensi :
Anam, Choirul. 2008
Peran keluarga dalam kasus bunuh diri anak dan remaja. Jurnal humanitas. Vol 5
no, 2, hal 123-134
0 komentar:
Posting Komentar