ORANG ASING YANG KITA KENAL
NURUL WIDIASTONI
163104101152
PSIKOLOGI SOSIAL II
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45
Di dalam kehidupan sehari-hari kita
akan selalu berhubungan dengan orang lain, disadari maupun tidak di sadari.
Manusia di dalam bersosialisasi dengan orang lain akan menimbulkan
interaksi-interaksi tertentu yang menyebabkan saling ketergantungan. Manusia dengan
orang di sekitarnya juga bisa menimbulkan keakraban atau saling kenal. Atau
hanya tidak saling kenal dan bertegur sapa tetapi sering bertemu dan melihat. Kebanyakan
orang di sekitar kita adalah orang yang tidak kita kenal.
Orang asing yang ku kenal (familiar
strangers) adalah suatu fenomena sosial yang pertama kali di tujukan oleh
psikolog Stanley Milgran (1997) sebagai seorang individu yang kita secara
teratur memerhatikanya, tetapi tidak saling berinteraksi. Secara definitif
orang asing yang kita kenal itu harus
haruslah: (1) mendapat perhatian kita, (2) terus menerus, namun (3) tidak
berinteraksi. Interkasi yang kita miliki dengan orang asing yang kita kenal ini
adalah sebuah interaksi yang nyata dimana ke dua belah pihak setuju untuk satu
sama lain saling mengabaikan, tanpa perlu menciptakan sikap permusuhan.
Sebagai contoh, seseorang yang selalu kita jumpai di halte bus setiap
pagi ketika mau pergi ke kantor. Jika
sehari saja orang tersebut tidak muncul, kita langsung merasakan ada yang hilang.
Kita merasa tidak afdhol tanpa kehadiran mereka dan menjadi merasa kesepian dan
terasing di antara orang asimg lainnya yang hanya sesekali saja kita temui di
tempat umum tersebut. Orang-orang seperti itu sangat kita butuhkan, meskipun
kita mencuekkan mereka setiap hari. Dan karena kita selalu menjumpai mereka
secara teratur dalam sebuah setting yang kenali
maka mereka pun telah menciptakan
sebuah koneksi dalam pikiran kita dalam mengidentifikasi tempat-tempat
tersebut.
Dalam buku psikologi lingkungan perkotaan
di jelaskan bahwa ketidakhadiran total mereka hampir dapat di pastikan
mempunyai efek negatif terhadap kesehatan mental. Di era zaman modern yang
semakin komplek ini berbagai permasalahan rumah tangga seta masalah pekerjaan
membuat warga di perkotaan cenderung akan mengunjungi ruang publik. Ruang
publik sebagai tempat pelarian warga
perkotaan untuk sekedar refreshing atau menghilangkan penat dari berbagai
persoalan hidup. Yang mana orang asing yang kita kenal di butuhkan untuk mencegah rasa sepi di tengah keramaian ruang
publik. Merasa memiliki orang asing di ruang publik bukanlah suatu hal yang
negatif, sebaliknya hal penting dari sebuah ruang publik bagi kesehatan mental
individu dan warga kota pada hakikatnya sangat tergantung pada kehadiran orang
asing.
Sebagai manusia hendaknya mempunyai
sifat saling tegur sapa terhadap orang yang sering kita lihat di manapun
keberadaanya. Minimal menanyakan nama atau alamat rumah, karena hal ini akan
mengurangi rasa keterasingan seseorang di tempat-tempat tertentu. Yang mana hal
ini akan membantu seseorang lebih mudah
di dalam menjalankan aktivitasnya tanpa ada suatu yang kurang mengenakkan di
pikiranya.
DAFTAR PUSTAKA
Halim,D.K. (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta.Bumi
Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar