KEMANDIRIAN
REMAJA DALAM BERSOSIAL
PENGARANG : SEPTIANA ABIDIN
NIM : 16.310.410.1147
Manusia adalah makhluk sosial
yang artinya tidak dapat hidup sendiri. Manusia akan berinteraksi dengan sesama
nya di lingkungan masyarakat.
Selama masa remaja, tuntunan terhadap kemandirian ini sangat besar dan jika
direspon secara cepat dapat saja menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan
bagi perkembangan psikologis remaja di masa mendatang, misalnya anak menjadi
anak yang bergantung pada orangtua (mengalami dependensi). Di tengah berbagai
gejolak perubahan yang terjadi di masa sekarang, betapa banyak remaja yang
mengalami kekecewaan dan rasa frustrasi terhadap orangtua karena tidak mendapatkan
apa yang dinamakan kemandirian. Banyak dijumpai dalam rubrik konsultasi pada majalah-majalah
remaja yang dipenuhi oleh kebingungan dan keluh kesah yang dialami remaja karena
banyak aspek kehidupan mereka yang masih diatur oleh orangtua. Salah satu
contohnya adalah dalam hal pemilihan jurusan atau fakultas ketika masuk sekolah
atau perguruan tinggi. Dalam hal ini masih banyak ditemui orangtua yang sangat
menginginkan untuk memasukkan anaknya ke sekolah atau jurusan yang mereka
kehendaki meskipun anaknya sama sekali tidak berminat.Akibatnya remaja tersebut
tidak memiliki motivasi belajar, kehilangan gairah belajar.
Kemandirian
Mönks mengemukakan bahwa
kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu
mengatasi hambatan atau masalah,
mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri
tanpa bantuan orang lain3.
Kemandirian adalah hasrat untuk melakukan segala sesuatu bagi diri
sendiri. Secara singkat dapat
dipahami bahwa kemandirian mengandung pengertian :
a. Suatu keadaan dimana seseorang
yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan
dirinya.
b. Mampu mengambil keputusan dan
berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
c. Memiliki kepercayaan diri
dalam menyelesaikan tugas- tugasnya.
d. Bertanggung jawab atas apa
yang telah dilakukannya.
Robert Havinghurst4 menambahkan
bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
a. Aspek emosi, aspek ini
ditujukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya
emosi pada orangtua.
b. Aspek ekonomi, aspek ini
ditujukan dengan kemampuan mengatur ekanomi dan tidak
tergantungnya kebutuhan ekonomi
pada orangtua.
DAFTAR
PUSTAKA
J. W. Santrock, Adolescence
– Perkembangan Remaja, Alihbahasa Shinto B. Adeler
0 komentar:
Posting Komentar