ARTIKEL
PSIKOLOGI UMUM
JUDUL : DAMPAK PERCERAIAN BAGI ANAK
PENULIS
: SEPTIANA ABIDIN
NIM : 16.310.410.1147
Perceraian
(divorce) merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara
pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai suami-istri.Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah
bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai tetapi
belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis
psikologis bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki keturunan, tentu
saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi anak-anak (Amato,
2000; Olson &DeFrain, 2003). Di sisi lain, mungkin saja anak-anak yang
dilahirkan selama mereka hidup sebagai suami-istri, akan diikutsertakan kepada
salah satu orang tua nya apakah mengikuti ayah atau ibunya (Olson &
DeFrain, 2003).
Perceraian adalah suka maupun
tidak sukanya itu terjadi karena perbedaan pendapat dalam sebuah keluarga yang
akan mengakibatkan perceraian itu terjadi. Percerain terjadi ketika pasangan
suami istri tidak lagi harmonis karena perbedaan pendapat dan mereka lebih
memilih untuk tidak lagi memikirkan masa depan anak-anaknya lagi.Mereka lebih
memilih untuk mempertahankan keegoisan mereka masing-masing. Perbedaan pendapat
dari hal kecil saja ketika salah satu dari suami dan istri tidak lagi mau
mengalah maka perceraian itu sudah di depan mata ketika pasangan suami istri
itu tidak lagi mampu untuk saling mengalah satu sama lainnya. Perceraian
bukanlah satu-satunya cara suami istri untuk mengakhiri rumah tangga mereka.
Namun ketika emosi meningkat dan keegoisan pasangan suami istritidak lagidapat
dihentikan perceraian merupakan langkah paling ampuh bagi pasangan suami istri.
Tanpa memikirkan bahwa ada anak-anak dengan segala kepentingan masa depannya.
Banyak faktor yang mepengaruhi
perecarian antara lain : sifat buruk pasangan yang belum diketahui,
permasalahan ekonomi dan financial,dan masalah
kekerasan dalam rumah tangga. Dampak dari percerain orang tua ke
anak-anaknya adalah dampak yang paling nyata terjadi antara lain : nasib masa
depan sekolah anak tidak jelas,perdebatan hak asuh anak,kasih sayang orang tua
yang akan selalu anak butuhkan,terguncangnya psikis anak ketika mengetahui
perceraian orang tua. Tidak ada anak yang menginginkan terlahir dari keluarga
yang boken home namun ketika itu terjadi maka itulah kenyataan yang harus anak
hadapi.Hujatan dari seluruh orang yang akan anak terima dan nilai negatif sifat
anak dari keluarga broken home. Ini hanya beberapa saja dampak nya ke
anak-anak. Secara psikis seorang anak pasti akan stress menerima kenyataan
bahwa orang tua nya sudah tidak bersatu lagi. Perasaan yang akan anak alami
adalah : sedih,kecewa,dan rasa kehilangan. Rasa kehilangan disini adalah
kehilangan pendamping yang utuh,kehilangan segala moment denganorang tua. Dan
dampak terbesar inilah yang seharusnya orang tua fikirkan ketika memutuskan
untuk bercerai.Karna nasib anak yang harus mereka fikirkan akan lebih banyak
menyiksa masa depan anak-anak.
Jadi
kesimpulannya perceraian bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah
dalam rumah tangga karna di balik perceraian ada nasib masa depan anak yang
akan terganggu.Banyak permasalahan yang akan ditimbulkan dalam perceraian.
DAFTAR PUSTAKA :
Bimbingan dan konseling
perkawinan”, Penerbit Andi,Yogyakarta, 2001.
0 komentar:
Posting Komentar