14.4.17

DAMPAK PERCERAIAN BAGI ANAK

ARTIKEL PSIKOLOGI UMUM
JUDUL                                          : DAMPAK PERCERAIAN BAGI ANAK
PENULIS                                      : SEPTIANA ABIDIN
NIM                                              : 16.310.410.1147
                Perceraian (divorce) merupakan suatu peristiwa perpisahan secara resmi antara pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri.Mereka tidak lagi hidup dan tinggal serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi anak-anak (Amato, 2000; Olson &DeFrain, 2003). Di sisi lain, mungkin saja anak-anak yang dilahirkan selama mereka hidup sebagai suami-istri, akan diikutsertakan kepada salah satu orang tua nya apakah mengikuti ayah atau ibunya (Olson & DeFrain, 2003).
Perceraian adalah suka maupun tidak sukanya itu terjadi karena perbedaan pendapat dalam sebuah keluarga yang akan mengakibatkan perceraian itu terjadi. Percerain terjadi ketika pasangan suami istri tidak lagi harmonis karena perbedaan pendapat dan mereka lebih memilih untuk tidak lagi memikirkan masa depan anak-anaknya lagi.Mereka lebih memilih untuk mempertahankan keegoisan mereka masing-masing. Perbedaan pendapat dari hal kecil saja ketika salah satu dari suami dan istri tidak lagi mau mengalah maka perceraian itu sudah di depan mata ketika pasangan suami istri itu tidak lagi mampu untuk saling mengalah satu sama lainnya. Perceraian bukanlah satu-satunya cara suami istri untuk mengakhiri rumah tangga mereka. Namun ketika emosi meningkat dan keegoisan pasangan suami istritidak lagidapat dihentikan perceraian merupakan langkah paling ampuh bagi pasangan suami istri. Tanpa memikirkan bahwa ada anak-anak dengan segala kepentingan masa depannya.
Banyak faktor yang mepengaruhi perecarian antara lain : sifat buruk pasangan yang belum diketahui, permasalahan ekonomi dan financial,dan masalah  kekerasan dalam rumah tangga. Dampak dari percerain orang tua ke anak-anaknya adalah dampak yang paling nyata terjadi antara lain : nasib masa depan sekolah anak tidak jelas,perdebatan hak asuh anak,kasih sayang orang tua yang akan selalu anak butuhkan,terguncangnya psikis anak ketika mengetahui perceraian orang tua. Tidak ada anak yang menginginkan terlahir dari keluarga yang boken home namun ketika itu terjadi maka itulah kenyataan yang harus anak hadapi.Hujatan dari seluruh orang yang akan anak terima dan nilai negatif sifat anak dari keluarga broken home. Ini hanya beberapa saja dampak nya ke anak-anak. Secara psikis seorang anak pasti akan stress menerima kenyataan bahwa orang tua nya sudah tidak bersatu lagi. Perasaan yang akan anak alami adalah : sedih,kecewa,dan rasa kehilangan. Rasa kehilangan disini adalah kehilangan pendamping yang utuh,kehilangan segala moment denganorang tua. Dan dampak terbesar inilah yang seharusnya orang tua fikirkan ketika memutuskan untuk bercerai.Karna nasib anak yang harus mereka fikirkan akan lebih banyak menyiksa masa depan anak-anak.
            Jadi kesimpulannya perceraian bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah dalam rumah tangga karna di balik perceraian ada nasib masa depan anak yang akan terganggu.Banyak permasalahan yang akan ditimbulkan dalam perceraian.

           
DAFTAR PUSTAKA :

Bimbingan dan konseling perkawinan”, Penerbit Andi,Yogyakarta, 2001.


0 komentar:

Posting Komentar