18.4.17

ARTIKEL: Take Your Risk, then You Already Take Your Succesful

Take Your Risk, then You Already Take Your Succesful
Ana Istiqomah (16.310.410.1126)
Psikologi Industri dan Organisasi


Untuk melangkah ke depan, terkadang kita terlalu disibukkan dengan ketakutan akan resiko. Sebenarnya, jika dipikirkan lebih detail lagi, bahkan kita tidur pun juga memiliki resiko. Bagaimana kalau kita tiba-tiba berhenti bernapas saat tidur? Apa iya kita memilih untuk tak jadi tidur? Dan berarti kita memilih untuk mengambil resiko lain, seperti mati kelelahan karena tak tidur mungkin?
Dalam hidup, manusia memiliki dorongan-dorongan dan keinginan. Perkara untuk memenuhinya, itu terserah pada kehendak individu. Dalam psikologi, kita mengenal motif dan motivasi. Motif ialah rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu perbuatan atau perilaku. Sedangkan motivasi merupakan istilah yang merujuk pada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari tindakan atau perbuatan.
Minggu lalu saya sedikit berbincang dengan teman lama saya, ia seorang pebisnis yang tangguh. Tidak, ia belum bisa dikatakan “sukses besar” jika itu yang anda pikirkan. Namun, saya akan mengatakan ia sukses dalam menakhlukkan ketakutan akan sebuah resiko.
Sebenarnya, tak ada yang terlalu istimewa dari alasan dibalik usaha yang ia lakukan, ia “hanya” ingin hidup lebih baik, disamping ia juga belajar mandiri. Namun, dari alasan “biasanya” itu, ia melakukan usaha yang cukup luar biasa untuk membungkam mulut saya dari keinginan mencibir.
Tindakan yang ia lakukan untuk mencapai keinginannya real, konkret. Meski belum ada yang nyata-nyata sukses menurut pandangan umum. Itu lebih baik ketimbang yang hanya memiliki angan-angan dan keinginan saja, setidaknya ia melakukan usaha.
Berkali-kali gagal dalam berbisnis, namun ia tidak lantas meninggalkan dunia bisnis. Mulai dari bisnis multilevel, bisnis minuman kopi, hingga sekarang, rumah makan.
Saat saya bertanya, “Yuk, ada nggak keinginan buat nyerah aja gitu, sometimes?”.
Ia meringis pelan sebelum menjawab, “Tentu, suatu kali rasanya pengin nyerah aja, tapi aku udah terlanjur masuk dunia bisnis. Aku harus sukses. Bukan tujuanku yang aku ubah. Kalau benar-benar gagal, berarti caraku yang harus aku ubah. Makanya, itulah kenapa aku berkali-kali mengubah bisnisku”.
Ia menceritakan sejarahnya mendirikan sebuah rumah makan. Sama seperti kita, mula-mula ia hanya memiliki angan-angan. Setiap melihat rumah makan yang ia sukai, ia mengatakan “besok aku punya yang seperti ini”. Terdengar konyol, namun ia sering melakukannya.
Suatu saat, ada temannya yang memiliki modal dan ingin mendirikan sebuah rumah makan –kebetulan. Ia berani mengambil kesempatan itu, termasuk resikonya tentu saja. Kebetulan lain, temannya datang padanya untuk meminta ia mengelola cafe milik temannya itu. Jadi, ia menggabungkan usaha rumah makan itu dengan cafe milik temannya. Bukankah kebetulan yang beruntut?
Namun, menurut saya, itu bukan suatu kebetulan. Dia percaya the law of attraction, aku mau maka aku dapat. Tanpa melupakan “usaha” tentunya. Dan saya percaya hukum itu, saya juga percaya bahwa itu adalah jalan-Nya. Tuhan pasti akan memberi jalan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Kesuksesan itu berdiri dari tumpukan kegagalan. Kesuksesan hanya berlaku bagi orang-orang yang berusaha dan bertindak. Sedangkan tindakan dan resiko itu sudah satu paket. Sama halnya jika orang mengatakan “jatuh cinta dan sakit hati itu satu paket”.
So, let’s take first step!

Daftar pustaka

Sarwono, Sarlito W. (2014). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers

0 komentar:

Posting Komentar