MENJADI TUA, SEHAT DAN BAHAGIA
NAMA : RATIH SETIYANINGSIH
NIM : 16.310.410.1140
MATA KULIAH:
PSIKOLOGI UMUM 2
Menjadi tua adalah sebuah proses
alamiah dan tidak ada seorang pun yang dapat menghindari. Suka-tidak suka,
mau-tidak mau, siap-tidak siap, tubuh manusia akan semakin menua dengan
disertai bermacam perubahan sebagai konsekuensinya. Berbagai penurunan baik
fungsi fisik maupun mental yang terjadi pada lansia membuat banyak orang
khawatir saat mulai memasuki masa usia lanjut. Mereka tidak hanya
mengkhawatirkan tentang perubahan fisik, tetapi juga memikirkan tentang
kelangsungan hidup, keluarga dan masa depan, bahkan kematian. Jika lansia tidak
siap dengan berbagai perubahan tersebut, maka sangat besar kemungkinan ia
merasakan ketidakbahagiaan dalam masa tuanya.
Hasil penelitian Paul, dkk. (2007)
menunjukan bahwa secara umum individu berusia 80 tahun ke atas yang memiliki
masalah kesehatan dan ketidakmampuan beraktivitas cenderung lebih pesimis
memandang hidup, memiliki persepsi negative terhadap kesehatan, dan memiliki
kualitas hidup yang kurang baik. Ketidakberhasilan lansia dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan akan memunculkan emosi-emosi negative seperti mudah
marah, suka bertengkar, cemas berlebihan dan merasa kecewa. Sebaliknya, lansia
yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan kemunduran yang dialaminya
akan memunculkan perasaan positif, seperti merasa bahagia, merasa berguna,
semangat menjalani hidup, dan tetap berusaha memanfaatkan waktu seefektif
mungkin dengan terlibat dalam aktivitas yang disenanginya.
Teori
kontinuitas (Atchley dalam Pappalia,dkk.,2008) menekankan pada kebutuhan individu untuk mempertahankan hubungan antara
masa lalu dan masa kini. Dalam hal ini bukan berarti lansia tetap
mempertahankan semua aktivitas dan menjalani hidupnya seperti pada masa muda ,
tetapi lansia dibantu untuk memilih dan mempertahankan beberapa aktivitas di masa lampau yang sesuai dengan kondisinya
sekarang.
Roswita
(2005) yang melakukan penelitian tentang successful aging menemukan bahwa ada
beberapa factor yang berperan dalam successful aging, yaitu kondisi kesehatan
yang cukup baik, kemampuan untuk tetap mandiri,
adanya kegiatan diluar lingkungan keluarga, optimisme hidup, adanya
dukungan dari keluarga dan teman-teman, serta penerimaan diri positif tentang
kondisi usia lanjut.
Hal
ini sejalan dengan pendapat Berk
(Suardiman, 2011), dengan beberapa tambahan yaitu adanya perasaan
spiritual dan keyakinan yang matang, harapan akan kematian dengan ketenangan
dan kesabaran. Memang tidak sedikit lansia yang di akhir masa tuanya lebih
meningkatkan perasaan spiritualnya, menikmati kehidupan, dan mensyukuri apa
yang dialaminya sebagai pemberian Tuhan.
Contoh pemberian layanan dalam
mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri dan berdaya guna dengan pembentukan
Posyandu Lansia. Ada banyak kegiatan yang difasilitasi oleh Posyandu Lansia,
antara lain pemeriksaan kesehatan, senam lansia , rekreasi, pengajian atau
ibadah bersama dan sebagainya. Selain itu, lansia masih bisa melakukan banyak
kegiatan yang lain, baik kegiatan pribadi, kegiatan di Posyandu, kegiatan
perkumpulan lansia maupun terlibat dalam kegiatan lain yang diadakan masyarakat
atau pemerintah.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan lansia memang akan terus meningkat seiring semakin
tingginya usia harapan hidup. Namun, bukan berarti lansia semata-mata akan
menjadi beban bagi penduduk usia muda dan Negara. Lansia tetap bisa berguna dan
berdaya , bahkan sebagai sosok yang memiliki banyak pengalaman, lansia bisa
menjadi pihak penting sebagai sumber ilmu nan bijak untuk kemajuan dan kebaikan
masa depan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA :
Febriani,
Arum. (2012). Psikologi untuk
Kesejahteraan Masyarakat. Pustaka Pelajar:Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar