BAHAGIA DALAM PIKIRAN POSITIF
NAMA : RATIH SETIYANINGSIH
NIM : 16.310.410.1140
MATA KULIAH: PSIKOLOGI UMUM 2
Setiap orang sering kali memiliki
pikiran negatif yang menjadikan pesimis, ragu – ragu dan memiliki ketakutan
dalam bertindak. Belum lagi banyak masalah dan rintangan yang membuat kita
bersedih dan berpikiran negatif sehingga usaha kita untuk bahagia menjadi
terhalang. Cobaan hidup memang membuat kita terjebak dalam emosi dan pikiran
negatif, dan itulah yang membuat menjadi
tidak bahagia. Kehidupan tidak lebih dari sebuah perjalanan untuk menikmati
keindahannya dengan hati yang penuh bahagia. Kemampuan diri untuk menikmati
semua sisi keindahan hidup, akan membuat diri selalu berjalan ke depan untuk
menemukan hal-hal yang jauh lebih indah dari hari ini.
Keluar
dari sarang pikiran negatif, karena pikiran negatif tidak pernah memberikan
rasa bahagia dalam pikiran. Untuk itu, jaga dan perkuat pikiran positif. Raih
bahagia sejati bersama sikap hidup dalam jiwa yang besar.
Menurut Aristoteles, kebahagiaan itu
bukan potensi atau keadaan melainkan kegiatan. Seseorang harus menciptakan
kebahagiaannya sendiri dengan kehendaknya yang bebas. Jadi tidak dibenarkan
menunggu kebahagiaan datang tanpa adanya suatu aktivitas atau persepsi positif
yang membahagiakan.
Menurut
psikolog sekaligus penulis buku psikologi komunikasi Prof Dr Jalaluddin Rahmat,
pikiran seseorang itu ajaib karena dapat mengubah kehidupan. Ia dapat mengubah
kebahagiaan menjadi kesedihan, begitu juga sebaliknya, kesedihan dapat diubah
jadi kebahagian, semua bergantung pada apa yang seseorang pikirkan.
Dengan
berpikir positif, seseorang dapat melahirkan sikap optimis. Sikap seperti
inilah yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Stress pun
bisa berakibat baik jika mampu mengelolanya dengan cara yang positif.
Banyak
orang beranggapan bahwa berpikir positif itu sulit, terlebih di tengah himpitan
beban hidup yang semakin meningkat. Padahal, berpikir positif itu bisa dilatih.
Bagaimana cara melatihnya?
Pertama,
mulailah dari hal kecil pada pagi hari, seperti tersenyum saat melihat matahari
terbit dan berkata, “ Terima kasih Tuhan atas hidup yang masih Kau beri.”
Konon, cara simple ini memiliki pengaruh besar dalam menimbulkan sikap positif
seseorang pada hari itu.
Cara
kedua yang bisa melatih kita berpikir
positif, yaitu dengan meningkatkan selera humor. Bisa dengan menonton film
komedi atau bergaul dengan orang yang humoris. Berdasarkan beberapa penelitian,
orang yang memiliki selera humor yang tinggi jauh lebih bahagia dan dapat
meminimalkan stress dalam dirinya.
Pada
dasarnya, setiap peristiwa atau kejadian
sifatnya netral. Adapun yang membuat dia positif atau negative adalah cara
berpikir seseorang. Sebagai contoh, peristiwa patah hati yang hampir semua
orang alami dapat disikapi secara positif
jika kita mampu mengambil sisi baik dari situ.
Patah
hati kan biasa, mungkin nanti ada yang
lebih baik daripada dia. Pemikiran seperti ini dapat membangkitkan kembali
semangat seseorang. Namun, jika patah hati disikapi dengan kesedihan
berlarut-larut, tentu saja hasilnya pun tidak baik. Orang itu akan diam di
tempat dan hidupnya berunjung pada kesedihan.
Sering
melakukan introspeksi diri juga dapat menumbuhkan sikap positif. Dengan cara
ini, seseorang akan mengenali dirinya sendiri, menerima segala kelebihan maupun
kekurangannya.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa berpikir berpikir positif akan membuat diri jauh lebih kuat
dan lebih mampu daripada yang pernah dibayangkan. Bila pikiran positif menguat
untuk memimpin diri dan ego menjadi terkendali di dalamnya, maka kesadaran
hidup akan membimbing diri menuju ketenangan dan kebahagiaan sejati.
DAFTAR PUSTAKA :
Devianti, Irena. (2014). Tips Trik Kilat Menciptakan Pikiran dan
Kepribadian Positif. Yogyakarta:Parasmu.
0 komentar:
Posting Komentar