Di dalam bermasyarakat kita sering menjumpai berbagai
macam kritikan,hinaan,cacian serta pujian,yang menimbulkan berbagai macam
reaksi di dalam masyarakat.informasi yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadikan
gosip.Hinaan dan cacian akan menjadikan omongan di dalam masyarakat yang
negative mengenai kita,dan pujian akan menjadikan omongan yang positive bagi
kita.Tak jarang gossip itu menghampiri kita.Apa lagi kalo kita mempunyai
tampilan berbeda dengan orang pada umumnya di dalam masyarakat,seperti cowok
berambut gondrong.
Penilaian masyarakat tentang cowok berambut gondrong
sudah mengakar sangat kuat.Mereka beranggapan bahwa cowok berambut gondrong itu
cenderung negative seperti:urakan,tampang kriminal,jorok,dan hal negative
lainnya.hal itu seolah sudah menjadi budaya di tengah masyarakat kita dalam
mengejudge sesuatu hanya dari tampilannya saja,dan tidak mencari tahu yang
sebenarnya.Bahkan saya sebagai cowok
yang berambut godrong sering berdebat dengn orang tua saya sendir mengenai
rambut.Akan tetapi banyak juga orang yan memuji dengan tampilan berambut
gondrong ,tak jarang juga orang bilang kalo cowok berambut gondrong itu keren.Tentunya
kita dalam menentukan suatu hal itu pasti ada motivasinya,begitupun dengan
cowok yang memilih untuk memanjangkan rambutnya,dan perlu di ketahuai tak semua
cowok berambut gondrong itu cenderung negative,banyak cowok-cowok yang berambut
gondrong itu berprilaku baik.
Matsumoto& juang menyatakan
bahwa,budaya memainkan peranan penting dalam mengasah pemahaman kita terhadap
diri dan identitas.hal ini menyebabkan budaya memiliki pengaruh besar dalam
seluruh konteks kehidupan manusia.Pemahaman terhadap diri,atau di sebut juga
sebagai self-concept atau self-construal,adalah acuan penting dalam memahami
perilaku-perilaku yang kita munculkan kemudian,sama seperti kita mencoba
memahami dan memprediksi prilaku orang lain di sekitar kita
Kesimpulan:
Dalam menilai sesuatu atau seseorang kita tidak bisa
hanya menilai dari segi tampilannya atau
hanya berdasarkan informasi yang tidak bertanggung jawab saja,melainkan
kita harus melihat track record dan
perilaku-perilaku orang tersebut
Sumber:
Sarwono Sarlito W,2014,Psikologi Lintas Budaya,Jakarta,PT
Raja Grafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar