IDENTITAS REMAJA PENGGUNA JEJARING SOSIAL
NAMA : RATIH SETIYANINGSIH
NIM : 16.310.410.1140
MATA KULIAH:
PSIKOLOGI SOSIAL
Perkembangan teknologi informasi
berjalan dengan sangat pesat. Saat ini, setiap orang hanya perlu duduk di depan
komputernya untuk dapat mengetahui perkembangan dunia yang bermil-mil jauhnya.
Tidak hanya itu, setiap orang semakin mudah mengakses informasi hanya dengan
mengaktifkan telepon seluler atau i-pad yang telah terkoneksi dengan internet.
Media teknologi informasi tidak hanya berfungsi sebagai penyedia informasi
saja, namun telah berkembang menjadi sebuah wadah bagi para konsumennya untuk
membangun jaringan sosial yang semakin hari semakin terbuka. Dengan kata lain,
media teknologi informasi telah menjadi bagian yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat.
Fenomena
yang paling popular saat ini, berkaitan dengan media teknologi informasi adalah
munculnya berbagai situs jejaring sosial yang dapat diakses oleh berbagai
kalangan masyarakat di seluruh belahan dunia. Situs – situs tersebut memberikan
kemudahan bagi para penggunanya untuk untuk mengekpresikan pendapat, perasaan
bahkan berbagai ungkapan sifatnya pribadi kepada para pengguna lainnya. Hal ini
menunjukan bahwa media teknologi informasi telah memberikan dampak yang sangat
besar dalam kehidupan masyarakat global.
Realita
yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan internet telah sedemikian
pesatnya, sehingga saat ini Indonesia menempati posisi Negara kelima dengan
jumlah pengguna internet terbanyak di dunia pada tahun 2010 (Maruli, 2010).
Disebutkan dalam situs yang sama bahwa angka pertumbuhan pengguna internet pun
sangat besar, yaitu sebesar 1.150 persen dalam kurun waktu 2000 hingga 2009.
Teori identitas sosial yang pertama
kali dikemukakan oleh Henry Tajfel pada tahun 1959 merupakan teori dalam kajian
Psikologi Sosial yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar kelompok,
proses kelompok dan diri yang sosial. Objek yang diteliti adalah factor sosial
dalam persepsi dan aspek keyakinan sosial dan kognitif mengenai rasialisme,
prasangka dan diskriminasi. Teori tersebut kemudian dikembangkan oleh John
Turner pada tahun 1985 dengan sebutan teori kategorisasi diri (Hogg, Terry dan
White, 1995).
Teori
identitas sosial berpandangan bahwa manusia tidak hanya bersifat individual
melainkan bagian dari domain sosio-kultural yang lebih luas, yang akan
mempengaruhi bagaimana mereka memersepsikan dirinya sendiri dan kelompok lain.
mempelajari individu tanpa memerhatikan konteks akan menyempitkan pandangan.
Identitas sosial merupakan pengetahuan individu dimana individu merasa sebagai
bagian dari anggota kelompok yang memiliki kesamaan emosi serta nilai
(Tajfel,1982). Identitas sosial juga dapat diartikan sebagai konsepsi diri
seseorang sebagai anggota kelompok (Abrams & Hogg, 1990).
Remaja
merupakan masa transisi dari masa kanak – kanak ke masa dewasa. Pada masa
inilah seseorang berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial yang ada di lingkungannya dan
menyesuaikan dengan keinginan pribadinya. Apabila ditinjau dari teori
perkembangan psikososial dari Erikson, maka pada masa remaja seseorang sedang
mengalami konflik identity versus role
confusion (Crain, 2000). Pada masa ini, remaja merasakan ketidakpastian
mengenai dirinya sendiri sehingga mereka cenderung untuk mengidentifikasi
dirinya dengan kelompoknya.
Erikson
menyatakan bahwa pembentukan identitas merupakan proses yang sangat bergantung
pada ketidaksadaran. Seorang remaja yang memiliki karakter kepribadian tertentu dapat mengubah identitasnya apabila
memasuki sebuah situasi kelompok yang baru (Crain, 2000). Apabila ditinjau dari
pembentukan konsep diri, remaja juga masih mengalami fluktuasi. Konsep diri
pada remaja belum sepenuhnya stabil, namun sangat bergantung pada situasi yang
ada disekitarnya. Dengan bertambahnya usia, maka sifat-sifat yang dimiliki
seseorang akan semakin menetap.
Contohnya adalah fenomena “Sinta dan
Jojo”, “Bona Paputungan”, “Udin Sedunia” ataupun “Briptu Norman” yang
mengekspresikan dirinya melalui situs Youtube. Fenomena video ini kemudian
langsung meluas tidak hanya di kalangan para remaja pengguna internet saja,
namun turut mewarnai dunia hiburan di Indonesia. Berita mengenai video-video
kreatif tersebut segera meluas ke kalangan masyarakat umum di seluruh
Indonesia, bahkan orang-orang yang bersangkutan dalam video tersebut segera
menjadi selebriti “dadakan” (Tempo Interaktif, 2011). Hal ini merupakan sebuah
bukti betapa besarnya pengaruh media teknologi informasi dalam kehidupan
masyarakat Indonesia.
Internet merupakan hal sangat penting dalam kehidupan remaja saat ini,
khususnya penggunaan jejaring sosial. Jejaring sosial merupakan sarana untuk mengekspresikan diri,
sarana mendapatkan popularitas, pengakuan eksistensi diri dari teman sebaya dan
telah merupakan sarana membentuk gaya hidup. Proses pembentukan identitas remaja
harus memperhatikan dampak positif dan negative dari jejaring sosial agar tidak
keliru dalam penggunaan dan pengaplikasiannya.
DAFTAR
PUSTAKA :
Avin,
F.H., & Yopina, G.P. (2012). Psikologi
Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Yogyakarta:Pustaka Pelajar,101-105.
0 komentar:
Posting Komentar