Siti Hanifah
(16.310.410.1151)
Psikologi Umum
Kota ataupun desa
adalah tempat untuk membentuk perilaku manusia. Perilaku terbentuk karena ada
stimulasi yang diterima dan kemudian direspons oleh manusia sesuai dengan makna
yang didapatkan dari pengetahuan dan pengalaman. Jalan layang adalah contoh bagaimana
perilaku dibentuk. Bagaimana kompleksnya labirin jalan layang yang seperti
spageti dapat membingungkan warga kota, tetapi jika mereka mengikuti arah dan
aturan yang benar maka mereka dapat sampai kepada tujuan yang direncanakan.
Sebaliknya, jika mereka tidak mematuhi jalur dan arah yang ditetapkan maka akan
timbul kekacauan. Walaupun ada jalan singkat yang menggoda warga untuk memotong
jalur, tetapi jika aturan dilanggar mereka akan mengalami kekacauan lalu lintas
dan kecelakaan.
Di sini kita dapat melihat bahwa peraturan dapat digunakan untuk
membentuk perilaku warga kota dimana ketika akhirnya terinternalisasi dan
terprogram dalam otak tanpa disadari perilakunya telah menjadi kebiasaan.
Disamping itu, peraturan juga dapat membedakan perilaku yang baik dan yang
tidak baik.
Orang yang tadinya suka
menolong dan memiliki perilaku prososial menjadi seseorang yang egois karna
pindah ke kota. Para ahli psikologi lingkungan menyatakan bahwa perilaku manusia pada hakikatnya mencerminkan proses
interaksi individu sebagai makhluk hidup dengan lingkungannya dan menurut para
ahli perilaku, sikap, dan pola perilaku dapat dibentuk melalui proses
konfiirmasi dan pembiasaan lingkungan. Berawal dari pandangan tersebut,
pembiasaan dan proses konfirmasi dapat dibentuk melalui banyak instrument perkotaan,
seperti sarana transportasi, bangunan, jalan, tata ruang kantor, pengaturan furniture,
teknologi informasi dan komunikasi, bahkan program televisi.
Kota juga adalah
kumpulan kelompok-kelompok manusia yang tinggal dalam suatu lingkungan binaan
besar. Dari prespektif ini, kota dapat dilihat sebagai sebuah laboratorium yang
kodisinya dapat dimanipulasi, sedangkan warga kota adalah objek eksperimennya.
Banyak orang akan protes dengan pernyataan ini karena tidak ingin diperlakukan
sebagai objek eksperimen dengan alasan manusia dapat memilih dan tidak bisa
diperintah seenaknya seperti anjing Pavlov dan teori pengkondisian klasik.
Namun, Skinner dengan Teori Pengkondisian Oprannya telah membuktikan bahwa
anjing juga dapat memilih, dan bahkan dapat bunuh diri jika mereka tetap
dipaksa. Terhadap alasan ini, maka istilah objek eksperimen telah berubah
menjadi subjek eksperimen (eksperimentee) karena manusia diasumsikan memiliki
kesadaran terhadap perilakunya. Meskipun demikian, baik Pengkondisian Klasik
maupun Pengkondisian Operan memiliki tujuan yang sama, yaitu memaksa experimentee melakukan apa yang si
pelaku percobaan (experimenter) inginkan. Cara yang paling mudah adalah dengan cara
memberikan experimentee sebuah rasa sakit, baik secara fisik maupun mental
sedemikian rupa sehingga experimentee akan mematuhinya.
Skinner menggunakan
aliran listrk terhadap merpati dan tikus percobaannya untuk memaksa mereka
memilih tombol tertentu yang bebas aliran listrik diantara tombol lainnya yang
dialiri listrik . Akan tetapi, ada juga ahli perilaku seperti tolman dan hull
yang menggunakan penghargaan (reward) sebagai pengganti hukuman (punishment)
terhadap tikus jika dapat melaksanakan dengan biak apa yang diinginkan sehingga
mereka akan mengulangi perilaku yang diinginkan dengan sukarela dan pada
akhirnya perilaku tersebut menjadi kebiasaan. Pada dasarnya ada dua cara
menciptakan perilaku, yaitu dengan memberi penghargaan atau hukuman.
Kota adalah
laboratorium besar, orang yang berhasil melewati dan kembali adalah mereka yang mampu menerjemahkan dan memahami makna kota
Dari situ disimpulkan
bahwa kota ataupun tempat tinggal kita itu seperti laboratorium, kita mau
eksperimen apa saja tentu bisa, eksperimen yang dapat mengancam orang lain ataupun
eksperimen untuk kebaikan untuk sesama.
Itu tergantung pribadi
setiap individu. Maka menjadi individu yang mampu merubah lingkungan disekitarnya itu menjadi
atmosfer yang mengandung kebaikan untuk sesama tentulah tidak mudah namun perilaku yang kita bentuk atau kita biasakan tentu sangat berpengaruh pada pembiasaan lingkungan yang kita tempati.
Daftar Pustaka
Halim, Deddy Kurniawan.(2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan: Kota dan Pengondisian. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
0 komentar:
Posting Komentar