Menumbuhkan Kepercayaan Diri Remaja Penganggur Dengan
Kelompok Dukungan Sosial
Meissy
Bella Sari
163104101143
Psikologi
Sosial
Lebih dari 20 juta angkatan kerja Indonesia
diperkirakan bakal menganggur pada tahun 2020. Ini berarti meningkat hampir 400
persen atau empat kali lipat dibandingkan tahun 1990 dan meliputi delapan
persen dari total angkatan kerja yang ada (Kompas, 15 Agustus 1996). Berdasarkan
survei Angkatan Kerja Nasional tahun 1994, prosentase pemuda (usia 15 – 25
tahun) yang menganggur relatif tinggi dibanding rentang usia lainnya yaitu
15,4% atau 2.994.823 orang. Keadaan menganggur para pemuda atau remaja ini akan
menimbulkan stres dengan derajat yang cukup tinggi (Taylor dan Gurney, dalam
Shinta, 1995)
Hambatan perkembangan psikososial pada remaja
penganggur merupakan kondisi yang tidak kondusif bagi kepercayaan diri remaja.
Hal ini karena keadaan menganggur dapat menimbulkan penilaian diri yang negatif
pada diri remaja. Selanjutnya kondisi ini merupakan
penyebab
timbulnya kepercayaan diri yang rendah (Walgito, 1993). Bake (dalam Feather,
1990) juga mengemukakan bahwa kondisi penganggur menimbulkan perasaan tidak
aman dan rasa kurang percaya diri. Secara luas dinyatakan oleh Mallinchrodt Fretz
(1988) bahwa keadaan
menganggur
merupakan timbulnya problem psikologik pada semua kelompok usia.
Menurut Sarafino (1990) dalam kondisi menganggur
remaja sangat membutuhkan dukungan sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mallinchrodt dan Fretz (1988) bahwa sejumlah peneliti telah menunjukkan
hubungan yang erat antara dukungan sosial dan kemudahan dalam penyesuaian
individu dalam menghadapi kesulitan hidup, termasuk kesulitan pada saat
menganggur. Dukungan sosial berhubungan secara signifikan dengan makin rendahnya
derajat simptom stres pada sampel orang-orang yang menganggur (Gore dalam
Mallinchrodt dan Fretz, 1988).
Bagi remaja penganggur dukungan sosial yang
dirasakan cukup berarti yaitu dukungan sosial dari teman sebaya (Laporan
Pengabdian Masyarakat, 1996). Masalah kurangnya kepercayaan diri banyak dialami
khususnya oleh para remaja (Afiatin, dkk, 1994). Selanjutnya dijelaskan bahwa
kurangnya rasa percaya diri pada remaja disebabkan oleh faktor-faktor psikologik
dan sosiologik.
Faktor psikologi berkaitan dengan masa perkembangan
remaja yang sedang mengalami banyak perubahan, baik secara fisik, psikis, dan
sosial. Masa ini disebut sebagai masa krisis identitas sehingga remaja merasa
ragu-ragu dan canggung terhadap peran yang disandangnya. Keadaan ini diperberat
oleh adanya pandangan orang tua atau orang dewasa lain bahwa remaja belum mampu
mengatasi masalahnya sendiri, sehingga hal ini akan memperlemah rasa percaya
diri.
Kelompok
dukungan sosial efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi remaja penganggur
sehingga mereka menjadi lebih merasa mampu untuk berusaha. Efektivitas kelompok
masih bertahan sampai satu bulan setelah pembentukan kelompok.
Daftar
Pustaka
Afiatin, Tina & Andayani Budi (1998). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja
Penganggur Melalui Kelompok Dukungan
Sosial. Jurnal Psikologi, No 2,
35-46.
Shinta, E.(1995).
Perilaku Coping dan Dukungan Sosial pada Pemuda Penganggur. Jurnal Psikologi
Indonesia, No. 1, 34-42.
0 komentar:
Posting Komentar