ARTIKEL
HASIL KUNJUNGAN RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA
SUATU
HARI DI RUMAH SAKIT JIWA
NAMA : RATIH SETIYANINGSIH
NIM : 16.310.410.1140
MATA
KULIAH: PSIKOLOGI UMUM 2
Rumah
sakit jiwa adalah rumah sakit yang khusus untuk perawatan gangguan mental
serius. Rumah sakit jiwa sangat bervariasi dalam tujuan dan metode. Beberapa rumah
sakit mungkin mengkhususkan hanya dalam jangka pendek atau terapi rawat jalan
untuk pasien berisiko rendah. Orang lain mungkin mengkhususkan diri dalam
perawatan sementara atau permanen dari warga yang sebagai akibat dari gangguan
psikologis, memerlukan bantuan rutin, perawatan khusus dan lingkungan yang
terkendali. Pasien kadang-kadang dirawat secara sukarela, tetapi itu akan
dipraktikan ketika seorang individu dapat menimbulkan bahaya yang signifikan
bagi diri mereka sendiri atau orang lain. biasanya pasien diberi obat penenang
, dan diberi aktivitas sehari-hari seperti olahraga, membaca, dan rekreasi. Pada
masa lalu, pasien yang bertingkah laku bahaya sering diberi perawatan dengan listrik tegangan tinggi. Sekarang, hal
ini dianggap melanggar hak asasi manusia.
Pada
hari Kamis, 13 April 2017 dimulai pukul 08.00 – 12.00 WIB, kami mahasiswa
Universitas Proklamasi 45 jurusan Psikologi mengadakan kunjungan ke Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang
berada di jalan Kaliurang km 17 Pakem, Sleman, Yogyakarta. Tujuan kunjungan ke
Rumah Sakit Jiwa Grhasia adalah untuk mengetahui kegiatan di rumah sakit jiwa
(RSJ), menambah pengetahuan dan informasi mengenai penerapan ilmu Psikologi
pada gangguan jiwa.
Pengalaman yang saya dapatkan dari
Kunjungan ke RSJ Grhasia, saya mendapatkan materi mengenai ranah psikologi di
RSJ, yaitu RSJ mempunyai beberapa pelayanan untuk gangguan jiwa, antara lain:
Poli Psikologi, Psikometri, Rujukan Psikiater, Pasien Jiwa Rawat Inap, Pasien
anak di klinik tumbuh kembang, Pasien Visum, Pasien Geriatri dan Pasien Napza
semua dibedakan sesuai penyebab gangguan jiwa. Selain materi ranah psikologi, ada
materi mengenai peran psikologi di RSJ, diantaranya Anamnesis, Diagnosis
Multiaksial, Intervensi Psikologis, Hasil Pemeriksaan Psikologis, Rujukan dan Contoh
Kasus.
Setelah pemberian materi selesai, kami
diantar petugas RSJ melakukan observasi kepada pasien gangguan jiwa. Kami dibagi
beberapa kelompok untuk mengunjungi salah satu bangsal di RSJ Grhasia. Saya
berkesempatan mengunjungi Wisma Sadewa yang pasiennya laki – laki usia lanjut
berjumlah 26 orang. ketika saya memasuki ruangan Wisma Sadewa, saya merasa empati
melihat kondisi mereka dengan beban masalah yang menimbulkan gangguan jiwa.
perilaku – perilaku mereka ada yang marah dan tertawa tanpa sebab, mengurung
diri, bicara sendiri, waham, halusinasi dan perilaku aneh lainnya. Saya menghampiri
salah satu bapak yang sedang duduk dikursi makan, sebut saja namanya “BS”, saya
mengajaknya ngobrol dan mengajukan beberapa pertanyaan. Hasil percakapan kami,
ternyata beliau pintar berbahasa inggris dan bela diri. Beliau 4 kali gagal
masuk TNI dan akhirnya kondisi mentalnya tidak kuat untuk mengatasi
permasalahannya sehingga beliau harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Sekitar 30
menit saya berada di dalam ruang Wisma Sadewa dan banyak kesan yang didapatkan
bahwa pasien / penderita gangguan jiwa ternyata masih memiliki sisi positif
dalam dirinya. Mereka mempunyai bakat dan kreatifitas luar biasa yang belum bisa
dikembangkan dan disalurkan. Penderita gangguan jiwa sangat membutuhkan
dukungan moral dan perhatian dari kita
semua untuk dapat sembuh.
Bagi
mahasiswa Psikologi dan saya pribadi berharap setelah kunjungan ke Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) bisa lebih serius dalam mempelajari ilmu psikologi. Mengaplikasikan
dan menerapkan ilmu psikologi yang kita dapat dan miliki dengan tepat dan
sesuai dengan masalah yang dihadapi klien / penderita gangguan jiwa. Banyak penderita
gangguan jiwa yang ingin sembuh memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari orang
lain dan masyarakat. Membuat kegiatan – kegiatan bermanfaat untuk untuk
mendukung kesembuhan mereka. Memberikan motivasi sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
moral dan harga diri penderita gangguan jiwa.
Kesimpulannya,
dimulai dari hal kecil dan sederhana seperti berhenti menggunakan istilah “gila”
dalam menyebut orang yang menderita gangguan jiwa, karena itu bisa menyinggung
bukan orang tersebut tetapi juga keluarganya. Selain itu, jangan melihat mereka
seperti orang aneh yang harus dijauhi tetapi seseorang yang membutuhkan bantuan
dengan tidak memusuhi apalagi mengucilkan penderita gangguan jiwa.
Untuk refleksi pribadi , ketika ada
masalah belajar menghadapi dengan menenangkan pikiran untuk mengurangi stress,
berpikir positif dan optimis, bersikap kreatif agar bisa menemukan jalan keluar
dari masalah dan paling penting minta pertolongan dan dekatkan dengan Tuhan
agar masalah cepat selesai dan menghindari gangguan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA :
Wikipedia. Rumah Sakit Jiwa, (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit_jiwa, diakses 16 April 2017).
0 komentar:
Posting Komentar