14.4.17

ARTIKEL : ISOLASI SOSIAL DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

Siti Hanifah
16.310.410.1151
Psikologi Umum

      Perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi penggunaan ruang publik. Penelitian-penelitian yang dilakukan belakangan ini berfokus pada penggunaan perangkat nirkabel (wireless) seperti telepon genggam yang memungkinkan komunikasi dengan orang di kejauhan.
 Kecenderungan pemakaian telepon genggam terus meningkat sehingga memisahkan orang yang satu dengan yang lainnya. Merasa tidak nyaman dengan situasi asing, orang-orang di ruang publik ataupun warga kota langsung mengambil telepon genggam mereka yang secara dramatis mengurangi kesempatan untuk saling berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka. Penggunaan pribadi tekhnologi komunikasi nirkabel yang meluas di ruang-ruang publik telah menghilangkan garis batas dan protokol antara ruang publik dan pribadi. Batas-batas antara rumah, kantor, sarana angkutan, dan jalan yang semakin menjadi kabur (moss dan town send, 1999).
         Orang sering kali tidak lagi mau bercakap-cakap dengan orang lain yang merasa tidak di kenal atau bahkan dengan yang mereka kenal sekalipun, sejalan dengan pertumbuhan kota maka muncul pula gejala pengasingan dan pemisahan yang terus meningkat. Padahal di kota-kota kecil, bahkan jauh sebelumnya dalam kehidupan suku dan kelompok, seseorang lebih suka mencari tahu siapa orang-orang yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari ( lof land, 1998). 
Keraguan-keraguan warga untuk sekedar menyapa orang baru membuat pengalaman social semakin berkurang baik dalam perjalanan dari/ ke rumah tinggal/tempat kerja/maupun dalam kegiatan sehari-hari. 
Namun bagaimanapun manusia adalah makhluk social yang perlu membicarakan kegelisahan ini. Oleh karena itu diskursus sosial ini telah menjadi suatu kebutuhan baru ketika warga kota menjadi terasing di kotanya sendiri.
       Sejalan dengn perkembangan tekhnologi untuk berhubungan dengan para sahabat dan keluarga ruang-ruang chatting pun menjamur dan kelompok-kelompok maya yang menghubungkan orang-orang dari berbagai negeri yang memiliki minat sama juga menjadi semakin popular.
Banyak individu yang membawa telepon genggam ataupu laptop ke ruang publik yang justru sengaja mengabaikan orang-orang di sekitarnya dan memusatkan perhatiannya ke layar laptop maupun telepon genggam. Interaksi-interaksi sosial seperti inilah yang telah merusak kontak sosial dari individu satu ke yang lainnya.
         Beberapa peneliti menolak hipotesis ini sebab kecanggihan tekhnologi maupun internet juga digunakan untuk tujuan social seperti berdiskusi dimana mereka juga percaya internet memungkinkan orang meningkatkan kualitas interaksi sosial yang lebih kuat serta mendorong terjadinya hubungan secara langsung. Akan tetapi lebih banyak juga yang percaya bahwa hubungan seperti itu sangat rentan. Misalnya, hubungan yang dicari seorang perempuan untuk mengenal pria lain yang belum ia kenal di situs social media. Bagi mereka, teman online itu tidak lebih baik dari teman sekolah, teman di tempat kerja, atau teman di lingkungan tempat tinggal mereka dalam hal memberikan bantuan dan dukungan emosional.
       Tentu saja kesimpulan ini menimbulkan kontroversi bagi pecinta internet, karena orang menggunakan intrnet dengan cara berbeda-beda. Orang yang tingal di pinggir kota atau pedesaan tidak mungkin mendapatkan dukungan kelompok dengan cara tatap muka di daerahnya di mana para tetangga tinggal berjauhan, tetapi hal ini justru dapat mereka temukan di internet tau media sosial. Sebenarnya media sosial atau internet memungkinkan terjadinya hubungan sosial yang baik, saling berbagi ilmu pengetahuan, dan akhirnya memiliki ikatan sosial satu dengan yang lainnya, karena merasa lebih dekat dalam hal jarak daripada tetangga sebelah rumah. Namun, meskipun interaksi sosial semacam ini semakin menguat harus diakui bahwa ketika sedang melakukan kontak online kita harus menyingkir dari orang-orang sekitar, tersedot dan berpindah ke wilayah publik pada dimensi yang lain dan menjadi terisolasi dari keramaian. Kita harus lebih sadar akan preservasi atas ruang publik serta mampu memperlakukan perkembangan tekhnologi sedemikian rupa agar kota dapat meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari warganya untuk menjadi lebih manusiawi.
      Dari situ kita harus pandai menyikapi perkembangan tekhnologi yang sekarang ini semakin pesat. kita harus pandai menempatkan diri di mana kita harus melakukan kontak sosial secara langsung ataupun kontak sosial melalui tekhnologi modern.

Daftar Pustaka
Halim, Deddy Kurniawan. (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan: Internet dan Isolasi Sosial. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

0 komentar:

Posting Komentar