14.4.17

ARTIKEL : 1 METODE PEMBELAJARAN YANG AKTIF, KREATIF, ELABORATIF, MENYENANGKAN DAN INOVATIF

Siti Hanifah 

(16.310.410.1151)
Psikologi Umum


Tanpa adanya kreatifitas, kehidupan pasti akan terasa sangat monoton. Kreatifitas merupakan aspek yang sangat berharga bagi setiap usaha manusia. Dengan kreatifitas dapat dihasilkan sebuah pemikiran, teori dan cara baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan terutaman pendidikan.
Kenyataan yang ada, pendidikan di Indonesia saat ini kurang berpihak pada pengembangan kreativitas siswa, lebih berorientasi pada hasil yang bersifat satu arah, pengulangan, penghapalan, dan pencarian satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan dan tentunya sangat monoton. Padahal krativitas dan kecerdasan intelektual mempunyai peranan yang sama dalam mencapai keberhasilan belajar.
Alangkah lebih baik jika proses pengajaran yang terjadi saat ini bisa sesuai dengan gaya belajar atau kemampuan siswa dalam mengatur dan mengolah informasi dan pengetahuan yang diterimanya. 
Nasution (2005: 94), mengungkapkan bahwa “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, cara berpikir, dan memecahkan soal”. Sementara itu, menurut Dun dan Dun (1978) dalam Prashnig (2007: 31), “gaya belajar adalah cara manusia mulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit”.
Menurut DePorter dan Hernacki (2013: 112), ”Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sedangkan gaya belajar (learning style) menurut Fleming dalam Hawk dan Shah (2007) adalah sebuah karakteristik individu yang meliputi bagaimana mereka berkumpul, berorganisasi, dan berpikir tentang informasi. Dari teori tersebut pengembangan kreativitas siswa bisa dilakukan melalui kegiatan synectics.
 Synectics adalah sebuah teknik penyelesaian masalah yang sering dipakai dalam kelompok. Teknik ini diperkenalkan pertama kali oleh William Gordon pada tahun 1961. Synectics merupakan kegiatan yang dikatagorikan sebagai active learning, karena itu implikasi teoritis terhadap praktik pendidikan adalah adanya perubahan paradigma guru dalam memandang eksistensi siswa. Siswa bukanlah objek pasif yang hanya siap menerima informasi dari guru, tapi siswa adalah subjek aktif yang mempunyai potensi untuk berkembang, karena tugas pendidikan pada hakikatnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat sekitar. Implikasi praktis bagi guru dan praktisi pendidikan lainnya adalah tugas guru untuk menggunakan model pembelajaran alternative yang tepat dan bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan, salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan synectics sehingga diharapkan proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan model konvensional yang akan membuat siswa menjadi jenuh dan kehilangan daya tarik untuk beajar. Proses belajar De Porter & Hernacky (1992) akan berjalan efektif jika siswa berada dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Keadaan tersebut berimplikasi pada kesempatan siswa untuk mengekspresikan potensi kreatifnya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam menjalankan proses pembelajaran adalah dengan mengggunakan pedoman “PAKEMI” yang akronim dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Elaboratif, Menyenangkan dan Inovatif.
 Model pembelajaran yang dikategorikan sebagai model active learning ternyata mampu mengembangkan kreativitas baik dalam bentuk kemampuan berfikir kreatif maupun dalam bentuk kemampuan menulis kreatif, karena itu synectics dapat dijadikan sebagai pembelajaran alternative dalam upaya pengembangan kretivitas siswa. Selain itu, ditemukan hubungan yang signifikan antara kemampuan berfikir kreatif dengan kemampuan menulis kreatif. Artinya, upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif mesti dilakukan sejalan dengan pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir kratif. 

Daftar Pustaka
Aziz, Rahmat.(2014).Psikologi Pendidikan: Model Pengembangan Kreativitas dalam Praktik Pembelajaran. Jakarta: uin maliki press.

0 komentar:

Posting Komentar