Siti Hanifah
(16.310.410.1151)
Psikologi Umum
Tanpa
adanya kreatifitas, kehidupan pasti akan terasa sangat monoton. Kreatifitas
merupakan aspek yang sangat berharga bagi setiap usaha manusia. Dengan
kreatifitas dapat dihasilkan sebuah pemikiran, teori dan cara baru yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan terutaman pendidikan.
Kenyataan
yang ada, pendidikan di Indonesia saat ini kurang berpihak pada pengembangan
kreativitas siswa, lebih berorientasi pada hasil yang bersifat satu arah, pengulangan,
penghapalan, dan pencarian satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang
diberikan dan tentunya sangat monoton. Padahal krativitas dan kecerdasan
intelektual mempunyai peranan yang sama dalam mencapai keberhasilan belajar.
Alangkah
lebih baik jika proses pengajaran yang terjadi saat ini bisa sesuai dengan gaya
belajar atau kemampuan siswa dalam mengatur dan mengolah informasi dan
pengetahuan yang diterimanya.
Nasution
(2005: 94), mengungkapkan bahwa “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang
dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
mengingat, cara berpikir, dan memecahkan soal”. Sementara itu, menurut Dun dan
Dun (1978) dalam Prashnig (2007: 31), “gaya belajar adalah cara manusia mulai
berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan
sulit”.
Menurut DePorter
dan Hernacki (2013: 112), ”Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari
bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”.
Sedangkan gaya belajar (learning style) menurut Fleming dalam Hawk dan
Shah (2007) adalah sebuah karakteristik individu yang meliputi bagaimana mereka
berkumpul, berorganisasi, dan berpikir tentang informasi. Dari
teori tersebut pengembangan kreativitas siswa bisa dilakukan melalui kegiatan
synectics.
Synectics adalah
sebuah teknik penyelesaian masalah yang sering dipakai dalam kelompok. Teknik
ini diperkenalkan pertama kali oleh William Gordon pada tahun 1961. Synectics
merupakan kegiatan yang dikatagorikan sebagai active learning, karena itu
implikasi teoritis terhadap praktik pendidikan adalah adanya perubahan
paradigma guru dalam memandang eksistensi siswa. Siswa bukanlah objek pasif
yang hanya siap menerima informasi dari guru, tapi siswa adalah subjek aktif
yang mempunyai potensi untuk berkembang, karena tugas pendidikan pada
hakikatnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal sesuai dengan kebutuhan
pribadi dan masyarakat sekitar. Implikasi praktis bagi guru dan praktisi
pendidikan lainnya adalah tugas guru untuk menggunakan model pembelajaran
alternative yang tepat dan bervariasi sesuai dengan materi yang diajarkan,
salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan synectics sehingga
diharapkan proses belajar mengajar tidak hanya menggunakan model konvensional
yang akan membuat siswa menjadi jenuh dan kehilangan daya tarik untuk beajar.
Proses belajar De Porter & Hernacky
(1992) akan berjalan efektif jika siswa berada dalam suasana yang nyaman
dan menyenangkan. Keadaan tersebut berimplikasi pada kesempatan siswa untuk mengekspresikan
potensi kreatifnya. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
menjalankan proses pembelajaran adalah dengan mengggunakan pedoman “PAKEMI”
yang akronim dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Elaboratif, Menyenangkan dan
Inovatif.
Model pembelajaran yang dikategorikan sebagai
model active learning ternyata mampu mengembangkan kreativitas baik dalam
bentuk kemampuan berfikir kreatif maupun dalam bentuk kemampuan menulis
kreatif, karena itu synectics dapat dijadikan sebagai pembelajaran alternative
dalam upaya pengembangan kretivitas siswa. Selain itu, ditemukan hubungan yang
signifikan antara kemampuan berfikir kreatif dengan kemampuan menulis kreatif.
Artinya, upaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif mesti
dilakukan sejalan dengan pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir
kratif.
Daftar Pustaka
Aziz, Rahmat.(2014).Psikologi Pendidikan: Model Pengembangan Kreativitas dalam Praktik
Pembelajaran. Jakarta: uin maliki press.
0 komentar:
Posting Komentar