RESENSI
ARTIKEL JURNAL: Hubungan
Kecerdasan Emosi Dengan Kemampuan Coping Adaptif
RESENSI ARTIKEL JURNAL:
Hubungan
Kecerdasan Emosi Dengan Kemampuan Coping Adaptif
Irwanto (NIM. 16.310.410.1125)
Mata Kuliah: Psikologi Umum 2
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Judul
Jurnal: Hubungan
Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping Adaptif
Penulis : Ridwan Saptoto
Penerbit : JURNAL
PSIKOLOGI, UGM Yogyakarta
Tebal : 13-22
Cetakan : Volume 37, No. 1, Juni 2013.
ISBN : 978-979-769-257-5
Lazarus
& Folkman (dalam Inawati, 1998) mengklasifikasikan coping menjadi dua
bagian, yaitu approach coping dan avoidance coping. Approach coping yang
juga disebut problem focused coping (selanjutnya disingkat PFC) memiliki
sifat analitis logis, mencari informasi, dan berusaha untuk memecahkan masalah
dengan penyesuaian yang positif. Avoidance coping yang juga disebut emotion
focused coping (selanjutnya disingkat EFC) mempunyai ciri represi, proyeksi,
mengingkari, dan berbagai cara untuk meminimalkan ancaman (Hollahan & Moos,
1987). Folkman, Lazarus, Dunkel‐Schetter,
DeLongis, & Gruen (1986) menyebutkan satu strategi coping lagi,
yaitu confrontative coping (selanjutnya disingkat CC). Strategi
ini meliputi tindakan agresif atau tindakan pengambilan resiko. Strategi ini
tidak dapat digolongkan ke dalam PFC atau EFC. Berdasarkan penjabaran‐penjabaran di atas,
maka disusunlah pengertian kemampuan coping adaptif. Kemampuan coping
adaptif adalah kemampuan individu dalam proses aktivitas kognitif yang
disertai dengan aktivitas perilaku dalam pemilihan cara untuk menyesuaikan diri
secara tepat terhadap situasi hidup yang menekan, yang timbul dari hubungan
individu dengan lingkungan. Salovey & Mayer (dalam Goleman, 1999)
menggunakan istilah kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan
yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan
orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan,
dan meraih tujuan kehidupan. Mengenali emosi diri atau kesadaran diri merupakan
kemampuan untuk mengenali dan menyadari perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
Mengelola emosi merupakan kemampuan untuk menangani perasaan agar perasaan
dapat terungkap dengan tepat.
Kelebihan Jurnal ini, yaitu mengenai pembahasan yang
dituliskan sangat jelas karena sudah di sesuaikan dengan rumusan masalah.
Kelemahan
Jurnal ini, teori-teori
yang digunakan dalam bidang ilmu psikologi masih kurang diungkapkan sesuai
dengan operasionalnya..
Kesimpulan: Dinamika psikologi yang
berlangsung di dalam diri individu yang memiliki
kecerdasan
emosi tinggi pada saat menghadapi stres atau konflik yang menekan adalah
sebagai berikut: ketika menghadapi stres atau konflik yang menekan, individu yang
memiliki kecerdasan emosi tinggi akan segera mengenali perubahan emosi dan
penyebabnya. Ia mampu menggali emosi tersebut secara obyektif, sehingga dirinya
tidak larut ke dalam emosi. Hal ini membuat dirinya mampu memikirkan berbagai
cara coping untuk meredakan stress dan menyelesaikan konflik yang sedang
berlangsung. Pelampiasan emosi secara liar dapat menimbulkan berbagai kerusakan
dan kerugian karena pelampiasan emosi biasanya dilakukan tanpa mempertimbangkan
akibat‐akibat yang dapat
terjadi di masa depan. Sebaliknya, penekanan emosi juga akan menimbulkan
kerugian karena emosi yang ditekan dapat bertumpu‐tumpuk. Emosi yang bertumpuk‐tumpuk tersebut suatu
saat dapat meledak dan menjadi tidak terkendali apabila ada stimulus yang memicunya.
DAFTAR
PUSTAKA
Saptoto,
R. (2013). Hubungan
Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping
Adaptif. Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta. 37 (1), 13-22.
0 komentar:
Posting Komentar