27.3.17

RESENSI ARTIKEL JURNAL: Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kemampuan Coping Adaptif



RESENSI ARTIKEL JURNAL: Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kemampuan Coping Adaptif

RESENSI ARTIKEL JURNAL:
Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kemampuan Coping Adaptif

Irwanto (NIM. 16.310.410.1125)
Mata Kuliah: Psikologi Umum 2
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Judul Jurnal: Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping Adaptif
Penulis   : Ridwan Saptoto
Penerbit : JURNAL PSIKOLOGI, UGM Yogyakarta
Tebal     : 13-22
Cetakan : Volume 37, No. 1, Juni 2013.
ISBN      : 978-979-769-257-5

            Lazarus & Folkman (dalam Inawati, 1998) mengklasifikasikan coping menjadi dua bagian, yaitu approach coping dan avoidance coping. Approach coping yang juga disebut problem focused coping (selanjutnya disingkat PFC) memiliki sifat analitis logis, mencari informasi, dan berusaha untuk memecahkan masalah dengan penyesuaian yang positif. Avoidance coping yang juga disebut emotion focused coping (selanjutnya disingkat EFC) mempunyai ciri represi, proyeksi, mengingkari, dan berbagai cara untuk meminimalkan ancaman (Hollahan & Moos, 1987). Folkman, Lazarus, DunkelSchetter, DeLongis, & Gruen (1986) menyebutkan satu strategi coping lagi, yaitu confrontative coping (selanjutnya disingkat CC). Strategi ini meliputi tindakan agresif atau tindakan pengambilan resiko. Strategi ini tidak dapat digolongkan ke dalam PFC atau EFC. Berdasarkan penjabaranpenjabaran di atas, maka disusunlah pengertian kemampuan coping adaptif. Kemampuan coping adaptif adalah kemampuan individu dalam proses aktivitas kognitif yang disertai dengan aktivitas perilaku dalam pemilihan cara untuk menyesuaikan diri secara tepat terhadap situasi hidup yang menekan, yang timbul dari hubungan individu dengan lingkungan. Salovey & Mayer (dalam Goleman, 1999) menggunakan istilah kecerdasan emosi untuk menggambarkan sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan kehidupan. Mengenali emosi diri atau kesadaran diri merupakan kemampuan untuk mengenali dan menyadari perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mengelola emosi merupakan kemampuan untuk menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat.
Kelebihan Jurnal ini, yaitu mengenai pembahasan yang dituliskan sangat jelas karena sudah di sesuaikan dengan rumusan masalah.  
Kelemahan Jurnal ini, teori-teori yang digunakan dalam bidang ilmu psikologi masih kurang diungkapkan sesuai dengan operasionalnya..
                Kesimpulan: Dinamika psikologi yang berlangsung di dalam diri individu yang memiliki
kecerdasan emosi tinggi pada saat menghadapi stres atau konflik yang menekan adalah sebagai berikut: ketika menghadapi stres atau konflik yang menekan, individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan segera mengenali perubahan emosi dan penyebabnya. Ia mampu menggali emosi tersebut secara obyektif, sehingga dirinya tidak larut ke dalam emosi. Hal ini membuat dirinya mampu memikirkan berbagai cara coping untuk meredakan stress dan menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung. Pelampiasan emosi secara liar dapat menimbulkan berbagai kerusakan dan kerugian karena pelampiasan emosi biasanya dilakukan tanpa mempertimbangkan
akibatakibat yang dapat terjadi di masa depan. Sebaliknya, penekanan emosi juga akan menimbulkan kerugian karena emosi yang ditekan dapat bertumputumpuk. Emosi yang bertumpuktumpuk tersebut suatu saat dapat meledak dan menjadi tidak terkendali apabila ada stimulus yang memicunya.

DAFTAR PUSTAKA
Saptoto, R. (2013). Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping Adaptif. Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 37 (1), 13-22.

0 komentar:

Posting Komentar