10.1.17

Resensi Artikel : Bikin Usaha sejak Kuliah, Apa Perlunya?

Manik Muthmain
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Indonesia butuh jutaan wirausahawan baru untuk mendorong perekonomian melaju lebih kencang. Sejumlah upaya sudah dan tengah dijalankan Pemerintah. Namun, ada juga upaya yang butuh nyali dari orang-orang Indonesia. Seperti apa data dan ceritanya?

"Kita masih butuh 1,7 juta sampai 1,8 juta bahkan butuh 5,8 juta pengusaha kalau menuju empat persen (persentase wirausahawan dari total penduduk)," kata Presiden Joko Widodo di acara Jambore Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi se ASEAN  di Bandung, Jawa Barat Senin (23/5/2016).

Seperti dikutip Antara, Presiden mengatakan, jumlah pengusaha di Indonesia masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara lain sesama anggota ASEAN. Rata-rata, sebut Presiden, pengusaha di negara-negara tersebut sudah mencapai 4 persen populasi. Merujuk data Global Entrepreneurship Monitor (GEM), pelaku wirausaha di Indonesia per 2014 baru berjumlah sekitar 4,125 juta orang. Dari total populasi Indonesia sekitar 250 juta jiwa, jumlah wirausahawan itu setara sekitar 1,65 persen. Sebagai pembanding, merujuk data yang sama, Thailand sudah punya 3 persen wirausahawan, sementara Malaysia dan Singapura berturut-turut di kisaran 5 persen dan 7 persen. Versi lain bahkan menyebutkan persentase yang lebih tinggi, seperti Thailand sudah di kisaran 5 persen dan Malaysia 6 persen. Menurut Presiden, jumlah wirausahawan juga punya korelasi dengan tingkat daya saing negara-negara bersangkutan. Banyak hal, ujar Presiden, masih harus dilakukan tak hanya oleh Pemerintah tetapi juga pelaku usaha dan masyarakat.

Pendidikan kewirausahaan

Mengacu pada semua pernyataan dan data di atas, Indonesia pun menggenjot beragam upaya. Misalnya, Kementerian Koperasi dan UKM mengimbau jiwa kewirausahaan sudah ditumbuhkan sejak bangku kuliah.

“Perguruan tinggi berperan melatih dan memotivasi generasi muda untuk memiliki semangat serta daya juang tinggi. Sebab, kewirausahaan menjadi isu penting dan strategis di tengah meningkatnya persaingan global,” ujar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram,Senin (26/9/2016).

Menurut Agus, program pendidikan kewirausahaan penting diberikan di institusi pendidikan. Tujuannya, memunculkan semangat inovasi dan kreativitas dalam diri mahasiswa untuk menjadi wirausahawan pada masa mendatang.  Imbauan itu pun berjawab. Perguruan tinggi seperti Samporna University mulai memasukkan materi kewirausahaan ke dalam kurikulumnya. Bahkan, mata kuliah ini merupakan materi wajib bagi mahasiswa yang mengambil jurusan manajemen. Dalam penerapannya, mahasiswa diberikan kesempatan mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Merujuk situs web sampoernauniversity.ac.id, tujuan kebijakan itu adalah menambah pengetahuan dan menumbuhkan minat mahasiswa berwirausaha.

Selain itu, pola pengajaran secara umum juga turut melatih kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan mampu mencari solusi efektif ketika berhadapan dengan tantangan baru. Dua keahlian ini tentunya sangat dibutuhkan seorang wirausahawan.
THINKSTOCKPHOTOS Studi kasus tentang kewirausahaan bisa mempertajam daya analisis mahasiswa agar mereka siap menghadapi dunia usaha. Dalam praktik di kelas, kemampuan ini dilatihkan dengan pemberian berbagai studi kasus, termasuk salah satunya tentang dunia usaha. Para mahasiswa diharapkan jadi terbiasa  mengasah kompetensi mengembangkan peluang bisnis dan berlanjut selepas mereka lulus kuliah.



Sumber         : Kompas | Rabu, 26 Oktober 2016

0 komentar:

Posting Komentar