15.1.17

NASEHAT IBU



Nasehat Ibu
Oleh: Naufal Afif AM

Ibu adalah sosok yang sangatlah istimewa. Lewat perantara ibulah kita terlahir di dunia. kasih sayang ibu sudah ada pada saat kita dalam kandungan. Memberikan kita makan lewat apa yang ibu makan. Pada saat malam, ibu tidak bisa tidur karna selalu memikirkan kita yang ada didalam kandungannya. Sungguh besar jasanya.
Begitupun saat kita sudah dilahirkan, ibu merawat kita dengan kasih sayang yang begitu besar. Menyusui kita, saat kita menangis kelaparan. Mengganti popok saat kita, saat kita menangis tidak nyaman karena kencing semalan. Tak jarang ibu sering terbangun dimalam hari, hanya demi memastikan kita tidur nyenyak di kasur yang empuk.
Atas alasan itulah kita seharusnya menyayangi ibu. Tidak berkata-kata yang kasar terhadapnya. Tidak membuatnya menderita lantaran kenakalan kita. Tidak membuatnya marah lantaran kita yang menuntut ini-itu padanya.
Saya menanamkan di lubuk hati yang paling dalam, bahwa sudah seharusnya saya membalas semua jasanya. Meski sampai kapanpun jasanya tidak akan pernah terbalaskan, setidaknya saya sudah berusaha membalasnya, dari pada tidak sama sekali.
Teringat kejadian beberapa waktu yang lalu. Disaat saya mempunyai rencana untuk berhenti dari kampus Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dan rencana pindah ke Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.  Tentunya lantaran beberapa alasan yang tida bisa saya sebutkan disini.
Akhirnya  saya pun mengutarakan maksud Saya untuk pindah kampus ke kedua orang orang tua saya yang kemudian mereka menyepakati maksud saya itu. Singkaat cerita, saya mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri (SBMPTN) di Kampus Universitas Pembangunan Nasional  Yogyakarata dan Behasil Lolos di UIN Sunan Kalijaga.
Awalnya saya sangat gembira karena lolos SBMPTN. Pada saat selesai sholat maghrib berjama’ah di masjid, ketika saya sekeluarga biasa menghabiskan waktu sampai sholat isha, saya pun memberitahu kedua orang tua saya bahwa berhasil lolos masuk di UIN Sunan Kalijaga. Namun, saya mendapat jawaban yang mengejudkan dari ibu saya, yang berkata ;
“Sebenarnya ibu mau kamu tetap melanjutkan di UP’45 yogyakarta, Nak’.”
“Eman waktu yang akan terbuang sia-sia, kalau kamu harus mengulang kuliah dari awal lagi.”
Deg, saya terdiam sesaat. Mencoba memahami perkataan ibu tadi.
Sejurus kemudia, akhirnya saya sadar bahwa seharusnya saya mematuhi apa yang di nasehati oleh ibu. Tidak lantas hanya mementingkan ego saya sendiri untuk pindah kampus ke UIN Sunan Kalijaga. Siapa tau dengan mengikuti nasehat ibu, Allah bersama kita. Allah akan memberikan anugerah terindahNya jika kita berada di jalan kerido’anNya. Bukankah sudah jelas bahwa rhido Allah ada pada ridho kedua orang tua. Terlebih kerido’an tersebut datangnya dari seorang ibu.
Sekian tulisan ini, mudah-mudahan ada sedikit pelajaran yang bisa diambil bagi pembaca sekalian. Amiin

0 komentar:

Posting Komentar