31.12.16

SEBUAH HARAPAN


SEBUAH HARAPAN

TASA ASTIYANI
16. 310. 410. 1149


Sebut saja anak dalam cerita ini Happy. Happy adalah seorang anak yang dimana ia terlahir di sebuah keluarga sederhana. Dia tinggal bersama Ayah, Ibu, dan dua orang adiknya. Kesehariannya banyak ia lakukan untuk membantu kedua orang tuanya dirumah. Sering juga ia bermain dengan anak-anak sebayanya. Sejak kecil Happy memang sudah dekat dengan ayahnya. Kemanapun ia pergi diantar ayahnya, ayahnya adalah sosok yang begitu hebat di mata Happy. Meski begitu Happy juga sangat menyayangi ibunya. Memang Happy tidak terlalu dekat dengan sang ibu karena ibunya sendiri terlalu sibuk. Entah karna alasan apa, sang ibu mendidik Happy dengan sangat keras hingga tak jarang membuatnya tertekan. Akan tetapi Happy selalu berusaha untuk mendapatkan perhatian dari sang ibu.
Happy adalah gadis yang ceria, meskipun ia tidak terlahir di keluarga yang banyak harta. Dia selalu bersyukur meskipun tak jarang juga ia diejek teman-temannya dengan berbagai alasan. Dia berusaha meraih prestasi untuk ke dua orang tuanya. Dia bangga mempunyai seorang ayah yang hebat. Meskipun hanya seorang buruh yang penghasilannya per hari tak tentu, tapi banyak hal yang ia dapatkan dari sosok sang ayah.
Suatu hari, ketika Happy sedang duduk sendiri di sudut bangku depan rumah, ia melamun dan sedih. Terkadang ia berfikir tentang kenapa dia terlahir sebagai orang yang tak punya. Tak jarang iaberfikir juga kenapa sang ibu tidak perhatian seperti saat ia melihat teman-temannya yang begitu dekat dengan ibunya. Di tengah lamunannya tiba-tiba duduklah sang ayah disamping Happy. Beliau tersemyum dan berkata pada Happy seolah mengerti apa yang difikirkan oleh Happy. Beliau berkata “Jadilah seseorang yang mampu menjadi apa yang kamu ingini, sesuatu yang bisa dilihat orang lain bukan hanya soal materi”. Mendengar kalimat itu Happy tersadar dari lamunannya.
Ia mulai mengerti bahwa memaknai hidup bukan hanya soal materi, bukan hanya tentang kesedihan yang ada. Tapi tentang bagaimana cara ia untuk bangkit dan selalu berdiri disetiap jatuh. Dan sadar bahwa ia punya lebih dari sekedar harapan untuk kedua orang tuanya. Terutama harapan yang besar untuk sang ayah yang telah banyak mengajarkan tentang arti hidup.
Dan hari demi hari, tahun demi tahun pun berganti. Happy sudah lulus dari bangku SMA. Mengingat 3 tahun perjalanannya di SMA diantar jemput oleh ayahnya. Dia mulai harus berusaha untuk memulai harapannya satu per satu.
Dimulai dari sebuah pilihan apakah ia harus meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi atau bekerja keras untuk kedua orang tuanya. Akhirnya Happy memilih bekerja, dan satu tahun setelah itu barulah ia mulai masuk perguruan tinggi swasta. Meskipun banyak orang juga yang meremehkan usaha Happy untuk bersekolah. Karena mereka memandang untuk apa sekolah tinggi jika pun tak ada hasil yang jelas.
Namun dengan gigih ia berusaha melangkah tanpa mendengar apa yang mereka ucap. Berusaha terus sampai pada akhirnya ia meraih apa yang dia harapkan. Akhirnya dengan segala usaha yang dia lakukan dia berhasil lulus dan memperoleh pekerjaan di sebuah perusahaan di daerahnya.
Dari kisah di atas kita bisa belajar bahwa hidup yang kita jalani adalah sebuah proses. Hidup bukan saja soal materi tapi juga tentang bagaimana kita memaknai hidup itu. Hidup untuk sebuah perubahan, jika kita ingin maju maka harus berusaha. Jika ingin terlihat maka jadilah cahaya yang menyinari dalam gelap. Jadikanlah sebuah usaha yang menjadikan sebuah harapan itu ada dan nyata.

0 komentar:

Posting Komentar