SEBUAH HARAPAN
TASA ASTIYANI
16. 310. 410. 1149
Sebut saja anak
dalam cerita ini Happy. Happy adalah seorang anak yang dimana ia terlahir di
sebuah keluarga sederhana. Dia tinggal bersama Ayah, Ibu, dan dua orang
adiknya. Kesehariannya banyak ia lakukan untuk membantu kedua orang tuanya
dirumah. Sering juga ia bermain dengan anak-anak sebayanya. Sejak kecil Happy
memang sudah dekat dengan ayahnya. Kemanapun ia pergi diantar ayahnya, ayahnya
adalah sosok yang begitu hebat di mata Happy. Meski begitu Happy juga sangat menyayangi
ibunya. Memang Happy tidak terlalu dekat dengan sang ibu karena ibunya sendiri
terlalu sibuk. Entah karna alasan apa, sang ibu mendidik Happy dengan sangat
keras hingga tak jarang membuatnya tertekan. Akan tetapi Happy selalu berusaha untuk
mendapatkan perhatian dari sang ibu.
Happy adalah
gadis yang ceria, meskipun ia tidak terlahir di keluarga yang banyak harta. Dia
selalu bersyukur meskipun tak jarang juga ia diejek teman-temannya dengan
berbagai alasan. Dia berusaha meraih prestasi untuk ke dua orang tuanya. Dia bangga
mempunyai seorang ayah yang hebat. Meskipun hanya seorang buruh yang
penghasilannya per hari tak tentu, tapi banyak hal yang ia dapatkan dari sosok
sang ayah.
Suatu hari,
ketika Happy sedang duduk sendiri di sudut bangku depan rumah, ia melamun dan
sedih. Terkadang ia berfikir tentang kenapa dia terlahir sebagai orang yang tak
punya. Tak jarang iaberfikir juga kenapa sang ibu tidak perhatian seperti saat
ia melihat teman-temannya yang begitu dekat dengan ibunya. Di tengah lamunannya
tiba-tiba duduklah sang ayah disamping Happy. Beliau tersemyum dan berkata pada
Happy seolah mengerti apa yang difikirkan oleh Happy. Beliau berkata “Jadilah
seseorang yang mampu menjadi apa yang kamu ingini, sesuatu yang bisa dilihat
orang lain bukan hanya soal materi”. Mendengar kalimat itu Happy tersadar dari
lamunannya.
Ia mulai
mengerti bahwa memaknai hidup bukan hanya soal materi, bukan hanya tentang
kesedihan yang ada. Tapi tentang bagaimana cara ia untuk bangkit dan selalu berdiri
disetiap jatuh. Dan sadar bahwa ia punya lebih dari sekedar harapan untuk kedua
orang tuanya. Terutama harapan yang besar untuk sang ayah yang telah banyak
mengajarkan tentang arti hidup.
Dan hari demi
hari, tahun demi tahun pun berganti. Happy sudah lulus dari bangku SMA.
Mengingat 3 tahun perjalanannya di SMA diantar jemput oleh ayahnya. Dia mulai
harus berusaha untuk memulai harapannya satu per satu.
Dimulai dari
sebuah pilihan apakah ia harus meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi atau
bekerja keras untuk kedua orang tuanya. Akhirnya Happy memilih bekerja, dan
satu tahun setelah itu barulah ia mulai masuk perguruan tinggi swasta. Meskipun
banyak orang juga yang meremehkan usaha Happy untuk bersekolah. Karena mereka
memandang untuk apa sekolah tinggi jika pun tak ada hasil yang jelas.
Namun dengan
gigih ia berusaha melangkah tanpa mendengar apa yang mereka ucap. Berusaha terus
sampai pada akhirnya ia meraih apa yang dia harapkan. Akhirnya dengan segala
usaha yang dia lakukan dia berhasil lulus dan memperoleh pekerjaan di sebuah
perusahaan di daerahnya.
Dari kisah di
atas kita bisa belajar bahwa hidup yang kita jalani adalah sebuah proses. Hidup
bukan saja soal materi tapi juga tentang bagaimana kita memaknai hidup itu. Hidup
untuk sebuah perubahan, jika kita ingin maju maka harus berusaha. Jika ingin
terlihat maka jadilah cahaya yang menyinari dalam gelap. Jadikanlah sebuah
usaha yang menjadikan sebuah harapan itu ada dan nyata.
0 komentar:
Posting Komentar