12.12.16

Penyintas Tangguh di Pegunungan Kaukasus



RESENSI ARTIKEL : Penyintas Tangguh di Pegunungan Kaukasus

Tri Welas Asih
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Apa yang akan kita lakukan apabila terdampar di suatu daerah yang mana kita tidak kenal daerahnya, tidak menguasai komunikasi dengan orang lain di daerah tersebut, tanpa kerabat dan tanpa tempat tinggal ? Hal inilah yang dialami oleh Devi Asmadiredja, telantar di Georgia tanpa semuanya itu, dia mampu bertahan dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Devi mampu bertahan di daerah Georgia dengan mengandalkan belas kasihan dari penduduk setempat yang memberinya makan. Dia juga sempat tinggal di dalam gua selama 3 minggu karena tidak mempunyai tempat tinggal.

Ketangguhannya untuk bertahan di Georgia, di medan yang sangat luar biasa membuat Devi menjadi lebih peka dan menjadi seorang yang tangguh. Beberapa saat hidup dalam keterbatasan membuat Devi mampu dengan cepat membaca peluang. Dia mendapat kesempatan menjadi seorang pemandu wisata karena kemampuannya berbicara dalam beberapa bahasa. Kemampuannya dalam hal foografer membuat dia menjadi lebih dihargai orang lain dengan hasil karyanya. Meski awalnya dia mengabadikan pemandangan hanya dengan kamera sederhana dan seadanya.
Sampai dia merasakan semakin betah untuk tinggal di Georgia. Keramahan penduduk yang membuatnya betah serasa tinggal di Indonesia. Pada akhirnya Devi mendapatkan kesempatan untuk mengadakan pameran foto hasil karyanya di Jakarta atas kerjasama antara pemerintahan Indonesia dengan Georgia. Orang-orang mengungkapkan kekagumannya kepada Devi atas karyanya dan kegigihannya bertahan hidup.
Nilai positif yang bisa diambil dari artikel ini adalah usaha yang pantang menyerah untuk mampu bertahan dalam kondisi apapun sehingga kita mampu menjadi pribadi yang kuat dan mampu berprestasi dalam kondisi apapun. Kekurangan dari artikel ini adalah kurangnya nilai-nilai kebangsaan atau cinta tanah air. Seharusnya sebagai warga negara Indonesia, dimanapun kita berada hendaknya kita tidak melupakan budaya dan bahasa Indonesia.

Radius, B.D (2015). Penyintas Tangguh di Pegunungan Kaukasus. Kompas , Sabtu 13 Juni 2015

0 komentar:

Posting Komentar