29.12.16

Kisah Inspirasi : Pesan-pesan Dimasa Lalu Dari Orangtuaku

Pesan-pesan Dimasa Lalu Dari Orangtuaku

Tri Jumiati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Namaku Tri Jumiati, aku lahir pada 30 Agustus 1996. Aku adalah anak kedua dari tiga bersudara, aku memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan. Usia kami bertiga tidak terpaut jauh, hanya berbeda 3 dan 2 tahun saja. Kami bertiga bisa dikatakan sebagai saudara sedarah yang tidak pernah akur, karena setiap harinya pasti akan ada yang akan kami perdebatkan yang akhirnya akan membuat kami bertiga bertengkar. Ibu selalu marah ketika melihat kami bertiga bertengkar, jika diantara aku dan adikku ada yang menangis, maka ibu selalu berpikir bahwa kakakku yang salah dan akhirnya ibu pun akan memarahinya.

Tahun demi tahun telah terlewati, dan suatu ketika kakak harus pergi ke Klaten, Jawa Tengah untuk melanjutkan sekolah menengah kejuruan (SMK), di rumah hanya ada aku, adikku dan kedua orangtuaku. Meskipun begitu, rumah tetap tidak pernah sepi karena aku dan adikku masih saja sering memperdebatkan suatu masalah yang tidak penting. Ibuku masih sama, masih suka marah ketika melihat anak-anaknya bertengkar dan ibu selalu memarahi kami berdua. Tidak hanya itu, ibu juga selalu menerapkan disiplin waktu dan selalu meminta kami untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

Setiap kami pulang sekolah, ayah dan ibu selalu menunggu kami sambil menonton televisi atau sambil mendengarkan radio. Ayah dan ibu selalu menerapkan kedisplinan kepada anak-anaknya, dan  tidak suka dengan anak yang manja dan pemalas. Selain itu ibu juga termasuk orang yang protektif. Mengapa begitu? Karena ketika aku dan adikku sudah sampai rumah sepulang sekolah, ibu langsung meminta kami untuk berganti baju lalu makan siang, dan jika salah satu diantara kami berdua ada yang tidak mau makan maka ibu akan marah dan berpikir bahwa kami sudah kenyang karena kebanyakan jajan.  Setelah makan siang, ibu selalu mengajukan banyak pertanyaan kepada kami berdua, diantaranya adalah: (1) Telat apa gak tadi masuknya?, (2) Belajar apa aja tadi di sekolah?, (3) Ada pr (pekerjaan rumah) apa gak?, kalau ada dikerjakan dulu baru main sama teman-temannya, (4) Jajan apa aja tadi di sekolah?, Jadi orang itu jangan pada suka jajan, mulai dari sekarang itu harus nabung biar punya tabungan. Dan (5) Gimana tadi di sekolah?, itu adalah sebagian dari pertanyaan yang selalu muncul setiap kami pulang sekolah.

Ketika hari sabtu tiba, aku dan adikku merasa bahwa itu adalah hari yang sangat melelahkan bagi kami. Mengapa demikian?, karena setiap hari sabtu kami berdua merasa waktu bermain berkurang, setiap sepulang sekolah kami berdua  selalu mempunyai tugas masing-masing yaitu harus mencuci sepatu, kaos kaki, baju sekolah dan mungkin tas, jika tas kami kelihatan kotor. Ibu akan marah kalau kami tidak mau mencuci itu semua, karena ibu tidak suka dengan anak yang gak peduli dengan kebersihan. Tidak hanya itu, setiap hari minggu kami berdua juga sudah diberi tugas masing-masing, yaitu aku mengerjakan pekerjaan rumah, dan adikku memasak. Semua itu berjalan sampai pada akhirnya aku lulus SMA dan harus berpisah dengan adik sekaligus kedua orangtuaku, karena aku  harus kuliah di Yogyakarta dan tinggal di Klaten bersama paman.

Pada akhirnya hampir 3 tahun berlalu, aku sangat merindukan saat-saat dimana aku dimarahi oleh ibuku hanya karena masalah sepele yang terkadang gak perlu dipermasalahkan, merindukan saat–saat dimana aku dimarahi ibu karena dipaksa untuk makan siang sepulang sekolah, bahkan aku juga merindukan disaat aku bertengkar dengan adikku. Ketika aku merindukan meraka aku selalu mengingat pesan-pesan ayah dan ibuku.
Ayah dan ibuku pernah berpesan, dan aku masih ingat pesan itu “(1) Kalau berteman itu jangan pilih-pilih, semua temannya ya di temanin jangan sampai beda-bedain teman, karena sebenarnya kita itu semuanya sama, ada sisi baik dan sisi buruk. (2) Selama kalian bisa bantu, kalau ada teman atau orang lain yang butuh bantuan ya di bantu, karena kalau kita berbuat baik itu pasti gak akan ada ruginya. (3) Jadi orang itu harus jujur, rajin,  disiplin, harus bisa menghargai orang lain, jadi orang itu jangan boros, dan jangan suka jajan, dan (4) Yang paling penting jangan pernah meninggalkan apa yang sudah menjadi keputusan, kebutuhan, kewajiban dan tanggungjawabmu."

Pada akhirnya, saat ini aku sadar bahwa apa yang diajarkan oleh ayah dan ibuku dulu sangat bermanfaat untuk masa depanku dan semua itu mereka lakukan juga demi kebaikanku, meskipun dulu aku sering marah dan berdebat dengan ibuku, tetapi sekarang aku sudah menyadarinya dan saat ini aku sangat merindukan semua yang berhubungan dengan ayah dan ibuku.


0 komentar:

Posting Komentar