KETAMAKANKU
oleh
Yusuf Wardana
(163104101130)
Seorang
saudagar kaya raya. Dia adalah pemilik restaurant terkenal dan terbaik yang ada
pada masa tersebut.selain rasanya khas, makananya sangat lezat, dan pelayananya
pun sangat memuaskan siapa saja yang datang kesana.
Berkat
restaurant itu pula, sang saudagar mendapat banyak rezeki . Meski usahnaya
menjadi berkembang ke berbagai bidang, namun restaurant itulah yang menjadi
urat nadi usaha yang sangat dijaaganya. Karena tak memiliki keturunan,
diusianya yang sudah semakin tua, ia ingin mewariskan usahanya itu pada orang
yang terpilih yang nantinya akan dipercaya untuk menjalankan usahanya itu. Ia
nanti akan menyerahkan usahanya itu kepada orang yang terbaik, dengan syarat
separuh dari hasil yang didapat, harus disumbangkan pada kaum yang masih
kekurangan. Beberapa saat saudagar itu memikirkan cara untuk memilih orang
tersebut.
Hingga
suatu saaat saudagar kaya itu mengundang 50 orang yang dianggap terbaik di
daerahnya. Ia menyajikan hidangan terbaik untuk makan malam di restauranya.
Saat orang-orang yang diundang datang
banyak wajah-wajah yang berharap mereka yang terpilih mewarisi kekayaan sang
saudagar begitu pula sang saudagar, ia berharap bisa memilih orang terbaik yang
bisa mewarisi usahanya. Setelah basa-basi sejenak ke 50 orang itu lantas
dipersilahkan duduk untuk menyantap makanan. Uniknya ada 20 meja kotak yang
disediakan dengan sumpit yang panjang. Saat dipersilahkan hamper semua orang
yang tidak sabar merasakan kelezatan makanan dari restaurant terkenal itu.
Sang
pemilik restaurant berkeliling ke semua meja, hingga meja ke 19 tak ada satupun
yang berhasil menyantap makanan yang dihidangkan. Sebab mereka berlomba-lomba
makan dengan sumpit yang sangat panjang tersebut. Hingga akhirnya tepat di meja
ke 20 sang pemilik restaurant itupun tersenyum. Dimeja tersebuat 4 orang tampak
mrnikmati hidangan dengan satu sama lainsaling menyuapi. Hingga acara hamper
selesai hanya mereka berempatlah yang kenyang. Sementara yang lain tak bisa menikmati
hidangan karena berusaha sendiri- sendiri untuk segera menyantap makanan leza
tersebut.
Kesimpulan
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa untuk bisa
meraih sesuatu, kita seharusnya memulai dengan “melayani”. Kita tidak boleh
serakah , tamak atau mementingkan diri sendiri. Seperti yang digambarkan kisah
tersebut, hanya mereka yang mau “berkorban” dengan memberikan makan kepada yang
lain, maka ia yang bisa ikut makan dengan kenyang. Sementara orang lain sibuk
mencari cara bagaimana bisa segera menyantap hidangan, justru kerepotan karena
tak tau “cara” yang tepat untuk memakanya.
Uang dan harta memang penting, namun ada banyak hal
penting lain yang juga harus menjadi perhatian utama kita. Bagaimana kita
bersikap, bagaimana kita membantu orang lain. Bagaimana kita menemukan
keseimbangan dalam hidup sehingga kebahagiaan bisa kita peroleh. Harta adalah
“sarana”, kita adalah manusia. Karena itu mari jadikan “sarana” tersebut sebagian dari kehidupan kita.
Dear Yusuf Wardana, sorry ya, tulisan ini sudah dipublikasikan oleh orang lain terlebih dahulu. Mengapa bisa sama?
BalasHapus