31.12.16

KETAMAKANKU



KETAMAKANKU

oleh
Yusuf Wardana

(163104101130)


Seorang saudagar kaya raya. Dia adalah pemilik restaurant terkenal dan terbaik yang ada pada masa tersebut.selain rasanya khas, makananya sangat lezat, dan pelayananya pun sangat memuaskan siapa saja yang datang kesana.
Berkat restaurant itu pula, sang saudagar mendapat banyak rezeki . Meski usahnaya menjadi berkembang ke berbagai bidang, namun restaurant itulah yang menjadi urat nadi usaha yang sangat dijaaganya. Karena tak memiliki keturunan, diusianya yang sudah semakin tua, ia ingin mewariskan usahanya itu pada orang yang terpilih yang nantinya akan dipercaya untuk menjalankan usahanya itu. Ia nanti akan menyerahkan usahanya itu kepada orang yang terbaik, dengan syarat separuh dari hasil yang didapat, harus disumbangkan pada kaum yang masih kekurangan. Beberapa saat saudagar itu memikirkan cara untuk memilih orang tersebut.
Hingga suatu saaat saudagar kaya itu mengundang 50 orang yang dianggap terbaik di daerahnya. Ia menyajikan hidangan terbaik untuk makan malam di restauranya. Saat orang-orang yang diundang  datang banyak wajah-wajah yang berharap mereka yang terpilih mewarisi kekayaan sang saudagar begitu pula sang saudagar, ia berharap bisa memilih orang terbaik yang bisa mewarisi usahanya. Setelah basa-basi sejenak ke 50 orang itu lantas dipersilahkan duduk untuk menyantap makanan. Uniknya ada 20 meja kotak yang disediakan dengan sumpit yang panjang. Saat dipersilahkan hamper semua orang yang tidak sabar merasakan kelezatan makanan dari restaurant terkenal itu.
Sang pemilik restaurant berkeliling ke semua meja, hingga meja ke 19 tak ada satupun yang berhasil menyantap makanan yang dihidangkan. Sebab mereka berlomba-lomba makan dengan sumpit yang sangat panjang tersebut. Hingga akhirnya tepat di meja ke 20 sang pemilik restaurant itupun tersenyum. Dimeja tersebuat 4 orang tampak mrnikmati hidangan dengan satu sama lainsaling menyuapi. Hingga acara hamper selesai hanya mereka berempatlah yang kenyang. Sementara yang lain tak bisa menikmati hidangan karena berusaha sendiri- sendiri untuk segera menyantap makanan leza tersebut.

Kesimpulan
            Kisah tersebut mengajarkan kepada kita, bahwa untuk bisa meraih sesuatu, kita seharusnya memulai dengan “melayani”. Kita tidak boleh serakah , tamak atau mementingkan diri sendiri. Seperti yang digambarkan kisah tersebut, hanya mereka yang mau “berkorban” dengan memberikan makan kepada yang lain, maka ia yang bisa ikut makan dengan kenyang. Sementara orang lain sibuk mencari cara bagaimana bisa segera menyantap hidangan, justru kerepotan karena tak tau “cara” yang tepat untuk memakanya.
            Uang dan harta memang penting, namun ada banyak hal penting lain yang juga harus menjadi perhatian utama kita. Bagaimana kita bersikap, bagaimana kita membantu orang lain. Bagaimana kita menemukan keseimbangan dalam hidup sehingga kebahagiaan bisa kita peroleh. Harta adalah “sarana”, kita adalah manusia. Karena itu mari jadikan “sarana”  tersebut sebagian dari kehidupan kita.     

1 komentar:

  1. Dear Yusuf Wardana, sorry ya, tulisan ini sudah dipublikasikan oleh orang lain terlebih dahulu. Mengapa bisa sama?

    BalasHapus