26.10.16

Resensi Artikel : Sedekah Sampah untuk Pendidikan

Sedekah Sampah untuk Pendidikan

Tri Jumiati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Sampah adalah material sisa yang sudah tidak terpakai dan dibuang di tempat sampah. Sampah dapat ditemukan disetiap rumah penduduk maupun di tempat sampah depan rumah penduduk. Sampah berupa sisa makanan atau sisa barang yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dibuang oleh pemiliknya.


Setalah itu, akan ada pemulung yang mencari barang-barang yang masih dapat dimanfaatkan dan dapat didaur ulang, sehingga sampah tidak terbuang percuma begitu saja. Pemulung biasanya mengambil sampah plastik seperti sampah botol air mineral atau plastik kemasan, dan sampah yang dapat didaur ulang lainnya.

Bapak Adi Putra adalah salah satu dari sekian banyak pemulung yang menjadi pemulung sejak kecil. Dengan menjadi pemulung pak Adi dapat membayar biaya pendidikannya, selain menjadi pemulung pak Adi juga menjadi penjual ikan dan akhirnya pak Adi juga berhasil menggapai impiannya menjadi sarjana.

Kini, pak Adi membantu banyak anak keluarga miskin untuk melanjutkan pendidikan, agar mereka bisa sekolah pak Adi akhirnya membuka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak. Dengan caranya, pak Adi kepada para orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolahannya harus menyedekahkan barang bekas atau sampah seperti Koran, botol plastik, kaleng minuman, besi tua, dan barang elektronik rongsokan, sebagai pengganti biaya pendaftaran dan biaya sekolah anak mereka masing-masing. Selain itu, pak Adi juga mengolah sampah plastik menjadi alat peraga pendidikan dan aneka kerajinan, seperti hiasan dinding, lampu kamar, dan cendera mata. Barang-barang tersebut bisa langsung di perjual-belikan dengan harga yang relatif terjangkau.

Seiring berjalannya waktu, lembaga pendidikan berbasis bank sampah yang digagas dan dikelola pak Adi terus berkembang. Donatur sampah pun semakin banyak termasuk dan tidak hanya itu Bank Indonesia juga menyumbang kendaraan bermotor yang bisa digunakan untuk menjemput sampah dari rumah warga. Pak Adi juga berencana akan membangun workshop pengelolaan sampah, museum sampah, perpustakaan sampah, dan pasar wisata sampah. Pokoknya semua berbasis sampah.


Sumber : Tambunan. I. (2016). Sedekah Sampah untuk Pendidikan. Kompas. 28 September. Halaman 16.

0 komentar:

Posting Komentar