31.10.16

Resensi Artikel : Belajar, Sekolah, Sukses, Kaya



Manik Muthmain
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta 
 
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, ketika baru dilantik Presiden Joko Widodo telah memicu pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan kesuksesan. Juga tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan kemampuan di suatu bidang. Susi adalah orang yang hanya tamat SMP, namun sukses sebagai pengusaha, kaya raya, dan kini menjadi petinggi negara, menyisihkan orang-orang “pintar” yang “seharusnya” lebih layak menempati posisi tersebut.

Presiden Megawati bukan sarjana, jadi pendidikan formal yang bisa dihitung hanya setingkat SMA. Gus Dur pun sepertinya tak menamatkan sekolah. Jadi, bagaimana sebenarnya arti penting sekolah itu? Pertama harus saya tegaskan bahwa orang sukses itu adalah orang berilmu. Itu sebuah kepastian. Tidak ada orang yang sukses karena kebetulan, atau keajaiban. Habibie sukses sebagai ahli rancang bangun pesawat terbang, karena dia punya ilmu tentangnya. Rudi Chaerudin sukses sebagai chef, karena ia punya ilmu tata boga. Rudy Hartono punya ilmu tentang bulu tangkis. Rudi Hadisuwarno adalah orang berilmu dalam hal tata rias rambut.

Kita kembali ke pertanyaan, untuk apa sekolah? Sekolah adalah cara yang umum untuk mendapatkan ilmu. Umum artinya banyak orang melakukannya, dan banyak yang berhasil dengan cara itu. Namun sekolah bukan satu-satunya cara. Ada cara lain yang bisa ditempuh, namun hal itu tidak umum. Tinggal tergantung pada kita, mau menempuh jalur yang umum atau tidak. Menempuh jalur umum artinya berjalan bersama orang-orang lain. Sedangkan yang tidak sekolah artinya menempuh jalan yang  disukai. Jadi, bila kita tegaskan, untuk apa sekolah? Pertama, untuk mendapatkan ilmu melalui jalur yang umum, jalur yang ditempuh oleh banyak orang. Kedua, untuk mendapat ilmu sebagai bekal untuk menekuni profesi tertentu. Di luar dua alasan itu, orang tak perlu sekolah. Jadi sukses tidak mutlak mengharuskan sekolah (tinggi) sebagai syaratnya. Hanya saja kebanyakan orang sukses setelah melalui seperangkat proses pendidikan formal melalui sekolah.

Hal terakhir yang ingin saya tekankan bahwa sukses tidak sama dengan kaya. Tidak semua orang sukses itu kaya. Kaya bukanlah ukuran kesuksesan. Kaya hanya efek samping dari kesuksesan. Sukses bagi saya adalah seseorang yang menjalani hidup pada suatu bidang keahlian, ia menikmati jalan itu, dan orang-orang di sekitarnya mendapat manfaat dari apa yang ia kerjakan. Satu hal lagi. Sukses bukanlah terminal akhir. Sukses adalah perjalanan melalui berbagai terminal.Orang sukses menikmati perjalanan dari satu terminal ke terminal lain. Termasuk dalam perjalanan itu adalah keadaan jatuh dan bangun, menanjak dan menurun. (Hasanudin Abdurakhman)


Sumber           : Kompas | 14 September 2016


0 komentar:

Posting Komentar