24.10.16

Berbagi Ilmu Psikologi di SMA N 1 Banguntapan

Oleh : Nurul Hidayah
Fakultas Psikologi 
Universitas Proklamasi 45

Psikologi adalah ilmu dasar dari ilmu-ilmu sosial lainnya. Oleh karenanya psikologi menjadi ilmu yang diperlukan di setiap bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Psikologi dalam ranah pendidikan digunakan sebagai acuan penyelenggaraan pendidikan, meliputi penerapan prinsip-prinsip belajar dikelas, evaluasi minat & bakat, pengembangan kurikulum. Karena psikologi mempelajari perilaku manusia, maka penerapan psikologi dalam bidang pendidikan diharapkan mampu menyesuaikan sistem pengajaran dengan keadaan psikis siswanya. Hal tersebut guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Pendidikan level SMA berkaitan dengan psikologi perkembangan remaja. Sekolah, khususnya guru dituntut untuk menghadapi individu-individu yang sedang berada pada fase perkembangan remaja. Menghadapi remaja bukanlah hal yang mudah. Pada fase ini individu cenderung tidak mau diatur, suka memberontak, senang mengeksplorasi diri dengan mencoba hal-hal baru.
Pada kegiatan psikologi berbagi yang diadakan di SMAN 1 Banguntapan, pengalaman yang didapatkan adalah anak-anak pada masa SMA tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan identitas diri mereka. Karena salah satu tugas pada fase remaja adalah mencari jati dari. Pada kegiatan tersebut, kelompok kami memberikan informasi mengenai karakteristik seseorang berdasarkan tulisan tangan (grafologi). Kelompok kami meminta siswa untuk menulis nama pada sebuah kertas yang diletakkan diatas meja masing-masing. Setelah itu kami membahas beberapa contoh tulisan tangan sesuai teori grafologi. Siswa-siswa tersebut sangat antusias, beberapa diantara mereka maju kedepan kelas untuk menanyakan bagaimana karakteristik mereka dilihat dari tulisannya. Bahkan ada diantara mereka yang meminta contac person kami.
Selain itu individu pada fase ini mulai mampu mengkritisi lingkungan sekitarnya. Hal ini nampak pada pertanyaan-pertanyaan yang bahkan terkesan nyeleneh untuk memenuhi kebutuhan akan keingintahuannya. Mereka juga pandai mengkritisi perilaku kelompok kami, mulai dari gerak-gerik kami yang terkesan nervous bagi mereka, kecanggungan kami. Bahkan menurut kuesioner yang kami berikan, materi dan penyampaian kami dinilai kurang menarik. Ini berarti, proses transfer informasi kepada individu pada fase remaja haruslah dilakukan dengan cara yang santai dan menyenangkan. Kurang optimal jika dilakukan dengan cara yang kaku dan teoritis.


0 komentar:

Posting Komentar