Achmad Rusdiyan Yazid
153104101116
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Yogyakarta
“Teruslah mencoba, karena pedang yang tajam harus diasah bukan ?” – DS
Kali ini saya akan menceritakan obrolan saya dengan seorang
teman yang berprofesi sebagai desainer disalah satu perusahaan startup. Disini
saya panggil saja dengan DS.
Dalam sebuah kesempatan, kami awalnya membicarakan dan
menceritakan tentang pengalaman kita masing-masing. Saya yang sedikit punya
kemampuan desain, juga editing video karena memang dulu sekolah di jurusan
multimedia. Teman saya ini dulu sempat kuliah, namun tidak selesai. Awal mula
bagaimana teman saya berkenalan dengan dunia desain juga menarik untuk
diceritakan.
Teman saya ini awalnya hanya iseng-iseng mencoba mendesain. Awalnya
dia membantu layout dan desain buku salah satu komunitas non profit. “Awalnya
dulu saya itu ya otodidak, pertama dari layout buku, kemudian desain sampulnya.”
Tutur teman saya. Teman saya ini tidak pernah sekolah desain secara spesifik. Dia
belajar otodidak, melalui artikel-artikel diblog, tutorial-turial, dan
buku-buku desain sebagai referensi. “Saya dulu belajarnya ya cuma nyoba
tutorial. Saya coba terus sampai mirip dengan hasil yang ditutorial.” … “Penasaran.”
Katanya.
Proses belajar mendesain teman saya adalah dengan mencoba – meniru
– modifikasi. Jadi, teman saya bilang, “Saya itu kalau udah bisa meniru sama
persis di tutorial, kemudian saya coba bikin sendiri sesuai dengan keinginan
saya. Saya modifikasi tuh desainya.” Menurutnya, kalau Cuma bisa sama kayak di
tutorial saja, sering lupanya. Tapi kalau setelah itu dikulik lagi, dia bisa
ingat tahapan proses pembuatannya. Jadi tidak perlu lagi membuka tutorial. “Kadang
tekhnik desain A bisa diterapkan juga untuk membuat desain B.” Kata DS.
Proses belajar DS dalam mendesain, saya pikir sangat
efektif. Terutama dalam proses mengerti, memahami, dan menerapkannya. Bagaimana
cara mengatasi lupa atau daya ingat rendah pada proses mendesain, dengan
mencobanya secara berulang-ulang juga efektif. Sehingga mampu meningkatkan daya
ingat DS.
Selain itu, DS juga memiliki minat dan semangat yang kuat
dalam proses belajar. Ketika berhasil memecahkan masalah, dalam hal ini adalah
tutorial dalam membuat desain. Akan muncul perasaan puas dan senang. Sehingga proses
ini akan diulangi karena membuat DS senang. Apabila DS tidak berhasil dalam
memecahkan tutorial, DS akan terus mencoba. Muncul perasaan penasaran, ini
mendorong kreatifitas DS untuk memecahkan masalah yang dialami. Proses kreatif
ini yang membentuk perilaku pemecahan masalah secara kreatif.
Dalam prosesnya, DS juga tidak bisa lepas dari pengaruh
lingkungan dan referensi. Referensi dan lingkungan menjadi faktor yang
membentuk karakter desain-desain yang dihasilkan DS. Faktor lingkungan didapat
dari pengalaman menghadapi keinginan atau permintaan klien yang beragam. Faktor
referensi didapat dari banyak hal yang telah dilihat sebagai desainer, hal-hal
yang kadang tidak dilihat oleh orang lain. Lingkungan dan referensi menjadi
faktor penting untuk menemukan dan mengembangkan karakter desain dari seorang
desainer.
Saat ini, DS memiliki bisnis clothing online sendiri. Tentu saja
selain menjadi desainer senior di salah satu perusahaan startup. Sudah banyak
karya desain yang dihasilkannya. Dari mulai layout sampai desain cover buku, poster,
kaos, logo, dan lain sebagainya.
Ingin sukses menjadi seorang desainer ?
“Teruslah mencoba, karena pedang yang tajam harus diasah
bukan ?” – DS
0 komentar:
Posting Komentar