Inda
Stella Faubun
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Hutan
konservasi adalah kawasan hutan yang dilindungi dan bertujuan untuk
melestarikan hutan dan kehidupan yang ada didalamnya agar bisa menjalankan
fungsinya secara maksimal. Hutan konservasi merupakan hutan milik negara yang
dikelola oleh pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Perlindungan dan
Konservasi Alam, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Menurut UU No. 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan adalah sebagai berikut; “Hutan konservasi adalah
kawasan hutan dengan cirri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.”
Karakteristik
kawasan konservasi adalah karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem
(hutan hujan tropis yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut,
pantai); habitat penting/ruang hidup bagi suatu atau beberapa spesies (flora
dan fauna) khusus seperti endemik (hanya terdapat di daerah tertentu), langka
atau teramcam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah); tempat yang
memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami; lansekap (bentang alam) atau cirri
geofisik yang bernilai estetik/scientik; fungsi perlindungan hidro-orologi
(tanah, air, dan iklim global); pengusahaan wisata alam yang alami (danau,
pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).
Karakteristik
diatas juga dimiliki oleh Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda di Kabupaten Bandung,
Jawa Barat yang dikembangkan menjadi kawasan minat khusus dalam hal pendidikan,
penelitian, olahraga dan pariwisata. Selain sebagai tempat konservasi, kawasan
ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat cekungan Bandung untuk menghasilkan
udara bersih. Tahura Djuanda memiliki sejumlah lokasi wisata, seperti goa, air
terjun, dan taman bermain. Terdapat pula sekitar 2.500 jenis tanaman di kawasan
ini. Selain itu, Tahura Djuanda memiliki museum herbarium yang dihasulkan dari
sejumlah penelitian. Peresmian Tebing Keraton menambah lokasi wisata di kawasan
Tahura Djuanda. Tebing Keraton merupakan tempat wisata berbasis pemandangan
alam dan hutan. Kawasan tersebut sering dikunjungi burung-burung liar. Tebing
Keraton juga menjadi salah satu lokasi migrasi burung yang biasanya terjadi
pada September.
Taman
Hutan Raya Djuanda yang menjadi kawasan minat khusus memiliki dua kunci dalam
mengembangkan pariwisata, yaitu pemandangan yang indah dan cerita rakyat. Untuk
itu, selain memperindah kawasan Tebing Keraton di Tahura Djuanda, perlu
dibarengi cerita rakyat yang terkait dengan lokasi itu.
Sumber:
TAM.(2016). Tahura Tjuanda Jadi Kawasan Minat Khusus.Kompas, 3 Mei 2016.
Hal.22.
0 komentar:
Posting Komentar