Murjiwantoro
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Setiap tanggal 2 april diperingati
hari autis sedunia, anak-anak yang menderita autis membagi-bagikan bunga ke
kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY yang diterima
langsung oleh Baskara Aji selaku kepala di dinas tersebut. Kegiatan tersebut
juga dilakukan di beberapa kota besar seperti di Jakarta, Klaten dan beberapa
tempat lain. Guru pendamping siswa-siswa tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya
ingin mensosialisasikan jika mereka itu ada dan sangat butuh perhatian.
Sementara itu, untuk memberikan perhatian khusus kepada para penderita autis,
diperlukan terapi agar mampu membentuk konsentrasi serta untuk mengurangi
tingkat agresifitas penderita. Saat
ini terdapat berbagai cara yang dikembangkan untuk menyembuhkan autis pada
anak. Salah satunya dengan melakukan terapi. Mulai dari terapi perilaku, terapi
wicara, terapi bermain, terapi dengan lumba-lumba dan masih banyak lainnya.
Belakangan muncul teknik terapi autis dengan berkuda.
Terapi menunggang Kuda ini memang
belum banyak dilakukan di Indonesia. Namun, kini UGM telah membuka layanan
terapi autis dengan berkuda. Kegiatan
ini diharapkan mampu membantu konsentrasi pada penderita. Selain itu juga
membantu dalam bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Anak-anak diberikan
kegiatan mulai dari dilatih memberi makan, menyisir rambut dan ekor,
memandikan, memasang pelana serta menunggang Kuda.
Sumber Tulisan : Budi W. (2015). “Bantu Penserita Autis Dengan
Terapi”. Kompas, 25 Juni 2015.
0 komentar:
Posting Komentar