24.6.16

RINGKASAN : “ THE STORY OF BOTTLED WATER”


Murjiwantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta



 Di seluruh penjuru dunia, masalah penanganan limbah menjadi suatu tantangan yang cukup serius, karena aktivitas manusia  setiap hari selalu berujung pada limbah. Limbah menjadi sebuah keniscayaan dalam aktivitas sosial dan ekonomi manusia. Semakin banyak jumlah manusia dengan segala kompleksitas aktivitas sosial dan ekonominya, maka akan semakin banyak pula sampah atau limbah yang dihasilkan. Suatu pemikiran yang sangat keliru apabila membicarakan tentang  kemasan tanpa memperhatikan limbah dan isu lingkungan yang menyertainya. Kemasan seringkali disalahkan sebagai penyebab timbulnya berbagai  penyakit. Bahkan  ada persepsi yang berkembang di kalangan masyarakat bahwa jika industri kemasan mengurangi atau bahkan menghentikan produksi  atau tidak beraktivitas lagi, maka tanah di sekitarnya akan kembali subur dan masalah polusi akan hilang dengan sendirinya. Persepsi ini tentu saja tidak benar.  Ada beberapa bukti  yang menunjukkan bahwa kemasan yang diproduksi dengan baik bisa mengurangi limbah dalam jumlah yang cukup signifikan.


Sebuah perusahaan air minum memberikan solusi nilai praktis pada individu yang disibukkan dengan aktivitasnya. Merasa semakin ada kemudahan untuk pemenuhan kebutuhan air minum, individu semakin tidak mempedulikan lingkungannya. Salah satu masalah yang ditimbulkan dari kepraktisan air minum tersebut adalah limbah botol bekasnya. Setiap hari orang mengkonsumsi air kemasan dan membuang botol bekas mereka tanpa tahu apa yang terjadi dengan limbah botol tersebut. Botol bekas semakin banyak di tempat pembuangan sampah dan susah untuk dikendalikan penambahan jumlahnya. Karena tidak bisa semua di daur ulang maka sisa botol bekas tersebut di buang ke pinggiran kota yang menjadikan masalah baru bagi lingkungan yaitu menjadi gunung plastik yang sangat besar. Jika limbah botol dibuang begitu saja ke lingkungan tentu akan menimbulkan dampak yang sangat parah, berupa pencemaran lahan, tanah, perairan dan pencemaran secara “Visual”. Indonesia mengalami semua  bentuk pencemaran tersebut. Secara gamblang hal ini dapat dilihat di  selokan, kali dan sungai–sungai di lingkungan sekitar  kita, yang sebagian besar dipenuhi oleh limbah botol maupun kemasan pangan. Demikian juga dengan  di  pantai–pantai bahkan sampai  di tengah laut pun dengan mudah kita dapat menemukan limbah botol ataupun kemasan pangan yang terapung–apung. Limbah botol juga bertebaran di lahan kosong, lahan pertanian dan perkebunan, baik di perkotaan maupun pedesaan. 

0 komentar:

Posting Komentar