Manik Muthmain
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
PT
Rajawali Nusantara Indonesia Persero (RNI) berencana memanfaatkan ampas tebu
untuk dijadikan pembangkit listrik dengan skema cogeneration. Direktur utama PT RNI (Persero)
Didik Prasetyo mengatakan sekarang ini proses pembangunan itu sampai dengan
kajian kelayakan."Sekarang kami menjajakan kerja sama dengan mitra, tapi
mitranya belum bisa kami sampaikan. Karena kalau belum jadi kan repot,"
ujarnya saat diwawancarai, di Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Didik
menjelaskan pembangkit listrik ampas tebu akan dibangun di daerah Jatituju,
Cirebon. Pembangunan ini bertujuan untuk memenuhi pasokan listrik di pabrik
gula di daerah sekitarnya. Namun, ia tidak merinci berapa biaya yang
dikeluarkan untuk pembangunan pembangkit listrik ampas tebu itu. Ia juga tidak
memberitahukan berapa daya yang didapat dalam pembangkit listrik dari ampas
tebu itu."Investasinya ratusan miliar, saya harap sih 2018 udah
jalan," ucapnya.
Dalam
pembangunan pembangkit listrik yang menjadi penanggung jawab adalah anak usaha
dari PT RNI (Persero) yaitu PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II. Sebelumnya, PT RNI
(Persero) juga sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) di
Solok Selatan, Sumatera Barat.Dalam pembangunan PLTMH itu PT RNI (Persero)
menunjuk anak usahanya PT Mitra Kerinci yang bekerja sama dengan anak usaha
dari PT Brantas Abipraya, yaitu PT Brantas Energi, sebagai pelaksana proyek."Mudah-mudah
tahun ini kami bisa bangun, itu kan masa pembangunan sekitar 15-18 bulan. Tahun
depan mudah-mudahan sudah mengalir listriknya," ucapnya.
Pembangunan
PLTMH itu membutuhkan dana sebesar Rp 400 miliar-Rp 450 miliar yang sebagian
besar dananya dikeluarkan oleh PT Mitra Kerinci.Total daya yang dihasilkan
dalam PLTMH sebesar 15,8 mega watt (MW) untuk mengaliri listrik perkebunan teh
hijau dan masyarakat sekitarnya.
Sumber : Kompas | Jum’at 13 Mei 2016
Penulis : Achmad Fauzi
0 komentar:
Posting Komentar