Ringkasan Artikel : Longsor
di Tambang Batu Giok Myanmar, 100 Tewas
Antoni
Firdaus
Fakultas
Psikolgi
Sebanyak
100 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya dilaporkan masih hilang dalam
insiden tanah longsor dekat tambang giok di Hpakant utara Myanmar, pada Sabtu,
21 November 2015. Menurut pemimpin masyarakat lokal, Lamai Gum Ja, reruntuhan
terjadi di wilayah Kachin. Lebih dari 100 jenazah telah dibawa keluar dari
reruntuhan tanah dan lebih 100 lagi masih hilang. Kejadian itu menyebabkan
puluhan pondok penambang, yang tidak diketahui jumlahnya, tertimbun. Ko Sai,
penambang yang berada di dekat kamp, mengatakan tanah longsor terjadi jam 3 dini
hari.
Saat
itu, para penambang sedang tidur. "Ini seperti mimpi buruk," kata Ko
Sai. Para penambang, ujarnya,mendengar suara keras seperti guntur dan
menyaksikan gunung runtuh dan goncangan bergerak di sekitar kawasan itu. Pejabat
otoritas pemerintahan lokal, Nilar Myint, mengatakan belum ada korban yang
selamat ditemukan dari lokasi longsornya tanah di wilayah utara Kachin. Ancaman
bencana longsor biasa dihadapi penduduk setempat yang memilih tinggal di area
timbunan limbah tambang dengan harapan menemukan giok bernilai ribuan dolar.
Myint
menambahkan, para pekerja penyelamat dari Palang Merah Myanmar, tentara,
polisi, dan penduduk setempat mencoba membantu menggali korban keluar dari
timbunan tanah, tapi usaha mereka terhalang oleh cuaca buruk. Wilayah tersebut
merupakan daerah tambang giok paling berkualitas di dunia yang menyumbang
miliar dolar setahun. Dalam laporannya Oktober lalu, kelompok Global Witness
memperkirakan nilai giok diproduksi pada 2014 saja adalah Rp 20,4 miliyar,
hampir separuh Produk Domestik Bruto negara itu.
Sumber : Kompas, 23 Nov 2015
0 komentar:
Posting Komentar