26.6.16

RESENSI ARTIKEL: Kembangkan Keanekaragaman Jenis Tanaman


 Melinda Rahail
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Mempertahankan keanekaragaman jenis tanaman pangan merupakan suatu hal yang sulit, apalagi jenis pangan pokok tidak bisa dipukul rata untuk semua daerah di Indonesia karena kondisi lahan yang berbeda.


“Indonesia tidak bisa diberaskan semuanya, harus disesuaikan antara tanaman pangan dan kondisi lahan” kata Direktur Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia M Sembiringi, Senin (9/5), saat panen sorgum di Dusun Likotuden, Desa Kawaleo, kecamatan Demon Pagong, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Turut hadir pula Uskup Larantuka Mgr. Frans Kopong Kung Pr, Asisten Deputi Pangan Kementrian Koordinator Perekonomian Elias Payong Kerar, dan Direktur Yayasan Sosial Ekonomi Larantuka (Yaspensel) Keuskupan Larantuka Romo Benyamin Daud Pr

Hal ini terjadi pada 9 Mei 2016, di Flores Timur.

Mengingat pasokan beras yang dikirim ke provinsi NTT dalam jumlah minim, hal ini bisa membuat pemerintah NTT merasa khawatir. Namun, kenyataan sorgum (makanan khas NTT) tumbuh di tengah terik dan susah air. Buktinya adalah adanya keberhasilan penanaman sorgum di Flores Timur. Ada sekitar 200 ton sorgum dari 65 hektar lahan tandus yang siap dipanen.

Dari 155 keluarga di Desa Kawelo, 62 keluarga menanam sorgum pada lahan 30 ha. Panennya mencapai 60 ton. Warga tidak menggunakan pupuk kimia, hanya mengandalkan unsur hara tanah. Mereka hanya tergantung pada air hujan. Walaupun, jumlah hujan dua bulan setahun

Tanaman Sorgum
Ketua Aliansi Petani Lembor Benediktus Pambur, yang juga petani sorgum di Manggarai Barat terus menanam sorgum pada lahan kering dan mengganggur, sekalipun 3 ha sorgum telah dibongkar sebulan sebelum panen karena program mencetak sawah padi yang telah disetujui pemilik  lahan setempat.


Sumber:    Kompas, 10 Mei 2016

                    halaman 13

0 komentar:

Posting Komentar