Achmad Rusdiyan Yazid
153104101116
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Yogyakarta
“Yang paling penting dalam bisnis makanan atau minuman itu rasa. Marketing dan hal-hal lain tidak akan berguna jika rasa produkmu buruk.” – Seorang Kuliner Enthusiast
Hampir semua orang tahu bahwa
bisnis makanan atau minuman adalah salah satu bisnis yang menjanjikan. Bagaimana
tidak, semua makhluk hidup perlu makan. Normalnya, manusia makan 3x sehari. Pangan
menjadi salah satu kebutuhan premier manusia.
Seorang teman saya yang hobi
kulineran pernah suatu ketika mengungkapkan, “Yang paling penting dalam bisnis
makanan atau minuman itu rasa. Marketing dan hal-hal lain tidak akan berguna jika
rasa produkmu buruk.” Waktu itu kita memang sedang berdiskusi mengenai bisnis
kuliner dan peluangnya.
Menurutnya, “Jika makananmu enak
orang akan otomatis merekomendasikan tempatmu tanpa perlu di stimulus.” Dia melanjutkan,
“Ini adalah salah satu cara marketing terbaik di bidang kuliner; getok tular.” Saya sepakat dengan teman
saya. Karena saya juga sering merekomendasikan tempat makan yang menurut saya
enak. Lagian, ketika saya merekomendasikan dan orang lain juga sependapat
dengan saya setelah mencoba. Saya merasa selara saya cukup baik.
Artinya, menurut saya makanan enak
itu obyektif. Meskipun banyak orang bilang kalau makanan itu soal selera, relatif.
Namun, toh banyak rumah makan yang ramai karena memang terkenal karena
kelezatan masakannya. Sampai iklan-iklan bumbu di televisi pun dibuat untuk
meyakinkan bahwa dengan menggunakan bumbu produknya masakan akan menjadi enak. Tujuannya
jelas untuk mendorong orang mencoba produknya. Karena tidak semua orang bisa
memasak enak sehingga perlu bantuan produk bumbu tersebut untuk membuat masakan
enak.
Kembali ke obrolan saya dengan
teman saya. Obrolan kami selanjutnya mengarah pada teknis marketing untuk
bisnis kuliner. Bagaimana membuat bisnis kuliner bisa ramai ? tentunya, setelah
yakin kalau produk kita enak. Jawabannya, “Untuk awal, sebaiknya jangan pasang
harga yang terlalu mahal, tapi juga jangan terlalu murah.” …. “Karena dengan
harga standard pun kalau produkmu enak orang akan tetap bilang murah.” Lanjutnya.
Sekali lagi saya sepakat
dengannya, masakan enak selalu identik dengan mahal. Sehingga, ketika ada
makanan dengan harga standard tapi enak, langsung deh saya anggap makanan itu
murah. Ada value produk disana yang
tidak dimiliki produk dengan harga yang sama. Enak dan murah, dua hal yang
susah ditolak calon pelanggan. Efeknya, dalam waktu dekat tempat makan akan
ramai dan dicari konsumen.
Tentu saja banyak hal yang harus
dipersiapkan dan dilakukan agar bisnis kuliner bisa terus tumbuh dan
berkembang. Beberapa hal tersebut misal; pelayanan yang baik, lokasi yang mudah
dijangkau, menu yang konsisten, dan rasa makanan yang tetap terjaga.
Salam jajan enak.
0 komentar:
Posting Komentar