Inda
Stella Faubun
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Bank sampah merupakan
sebuah wadah atau sebuah bentuk program pemerintah yang bukan saja bertujuan
untuk mengurangi dampak sampah bagi lingkungan, misalnya sampah rumah tangga.
Tetapi juga untuk mengajak masyarakat agar mau bekerja sama untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan adanya rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. Bank
sampah sudah dilaksanakan pada beberapa tempat dan respon yang diberikan oleh
masyarakat sangat baik dengan adanya program ini. Salah satu bank sampah berada
dekat Keraton, bank sampah ini dikelola oleh ibu-ibu yang tinggal di sekitar
daerah tersebut, dengan mottonya “Menuai Rupiah dari Sampah”. Bank sampah
dibuka setiap hari jumat pukul 08.00 WIB s/d 10.00 WIB. Sampah-sampah yang bisa
dibawa antara lain, botol plastik, bungkusan sabun, bungkusan kopi atau minuman
(seperti kopi, energen), plastik, bungkus kue, penutup botol, dan kaleng.
Berkenaan dengan hal
tersebut, mahasiswa untuk mata kuliah Psikologi Lingkungan, Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mengikuti dan menjadi nasabah bank, baik
mahasiswa kelas regular maupun mahasiswa kelas karyawan. Pada kunjungan pertama
ke bank sampah, 3 orang mahasiswa kelas regular, yaitu Manik, Melinda dan Inda
serta dosen untuk mata kuliah Psikologi Lingkungan, ibu Arundati Shinta, pergi
ke bank sampah. Karena waktu buka bank sudah lewat maka rombongan pergi
langsung ke rumah ketua pengelola. Ibu Shinta meemperkenalkan diri kemudian
ketiga mahasiswanya. Sebuah buku kecil dengan sampul berwarna hijau
diperlihatkan kepada ibu Shinta dan juga kepada Manik, Melinda dan Inda. Buku
tersebut adalah buku tabungan bank sampah, dimana pada sampul depannya akan
diisi nama nasabah, no rekening, alamat dan juga nomor telepon. Ketua pengelola
bank sampah juga memperlihatkan daftar sampah yang harus dikumpul jika sudah
menjadi nasabah bank sampah. Daftar sampah itu langsung di potret oleh Melinda.
Setelah berbincang-bincang mengenai bank sampah, pengelola bank sampah membawa
rombongan ke tempat penanaman tanaman hidroponik. Areanya cukup luas dan
tanaman yang ditanam antara lain sayuran. Kunjungan pertama berakhir dengan
foto bersama di depan kantor bank sampah.
Untuk bisa mendapatkan
sampah-sampah yang masuk dalam daftar tidaklah sulit dan tidaklah gampang.
Karena sampah-sampah tersebut harus dikumpul hingga banyak barulah dibawa ke
bank sampah. Sampah-sampah seperti bungkusan kopi atau energen harus di cuci
dahulu sebelumnya agar tidak ada semut. Juga kaleng susu, sisa susu yang ada di
dalam kaleng harus dicampur dengan air agar melebur dan harus dilakukan
berulang-ulang kali. Bukan saja itu, kaleng susu agar cepat kering di jemur di
bawah matahari, ini juga bertujuan untuk menghindari kaleng susu akan di kerumuni
oleh semut-semut nakal.
0 komentar:
Posting Komentar