24.6.16

Banjir Semakin Sulit Diatasi

Ringkasan Artikel : Banjir Semakin Sulit Diatasi

Antoni Firdaus
Fakultas Psikolgi

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat, Dadan Ramdan mengatakan, banjir yang terjadi di cekungan Bandung dalam sepuluh tahun terakhir terus meluas. Bahkan, saat ini pihaknya mencatat ada sekitar 30 kecamatan di wilayah Bandung Raya yang terkena dampak banjir. "Dalam sepuluh tahun terakhir banjir terjadi bukan di daerah rendah saja seperti Baleendah, Rancaekek yang ada di Kabupaten Bandung. Sekarang juga meluas ke Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota cimahi," tegasnya dalam acara Dinamika di Restoran Nasi Cengek, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (18/12/2015).


Ia menegaskan, masalah banjir yang terjadi selama ini tidak hanya diakibatkan oleh sampah dan luapan air sungai semata. Melainkan, daerah tangkapan air yang sudah beralih fungsi dari hutan hijau menjadi hutan beton. Sehingga, faktor kebijakan tata ruang ini justru memperburuk daerah resapan air. Menurutnya, wilayah sekitar Kabupaten Bandung Utara (KBU) terus menerus mengembangkan pembangunan. Akibanya betonisasi tidak terelakan. Padahal KBU merupakan wilayah dataran tinggi yang notabene daerah resapan air. "Upaya apa pun kalau betonisasi di KBU terus berkembang, maka banjir tetap tidak bisa diatasi. Karena, itu merupakan wilayah resapan air," tegas Dadan.

Normalisasi
Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada kebijakan baru dalam pembangunan dan tata ruang di Kabupaten Bandung. Tentunya hal serupa, juga harus dilakukan oleh wilayah lainnya di Bandung Raya. Sebab semakin kacaunya tata ruang, akan berkontribusi terhadap rusaknya lingkungan yang mengakibatkan banjir di wilayah yang lebih rendah. "Berangkat dari kebijakan tata ruang, harus ada evaluasi mendalam, konsolidasi pimpiban daerah untuk mencegah kerusakan lebih parah," katanya. Menurut Dadan, hal ini bisa menjadi solusi jangka panjang harus segera diterapkan pemerintah. Sebelum kerusakan, yang terjadi semakin meluas dan semakin sulit untuk menyelesaikannya. "Sementara solusi jangka pendek, bisa dimulai dengan terus melakukan normalisasi sungai serta penanaman kesadaran merawat lingkungan ke seluruh elemen masyarakat," katanya.

Sumber: Kompas, 19 Desember 2015, Hal. 23

0 komentar:

Posting Komentar