22.5.16

Ringkasan Artikel : Satwa Dilindungi

Teluk Balikpapan Perlu Diteliti

Tri Jumiati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati.  Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia. Indonesia juga menjadi habitat bagi satwa-satwa endemik atau satwa yang hanya ditemukan di Indonesia saja. Jumlah mamalia endemik Indonesia ada 259 jenis, kemudian burung 384 jenis dan ampibi 173 jenis (IUCN, 2013). Keberadaan satwa endemik ini sangat penting, karena jika punah di Indonesia maka itu artinya mereka punah juga di dunia.
Empat kasus mamalia laut terdampar dalam sebulan di Balikpapan, Kalimantan Timur, menujukkan, perairan Teluk Balikpapan mulai tidak ramah bagi satwa. Maka dari itu, perlu ada riset yang harus dilakukan tentang kondisi teluk tersebut. Seperti awal maret lalu, tiga lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus) juga terdampar di parit area Mangrove Center Balikpapan, dan dua di antaranya selamat. Lalu, banyak pula pihak yang meminta pelatihan penanganan untuk satwa yang terdampar.

Pada tahun 2016 ini, di Kota Balikpapan ada 4 kejadian mamalia laut terdampar di pesisir pantai. Dalam hal ini, ada beberapa penyebab mamalia laut terdampar antara lain seperti sampah, polusi suara, kurang pakan, dan perubahan iklim. Itu disebabkan karena saat ini Teluk Balikpapan semakin ramai hilir mudik kapal serta pembangunan kawasan industri dan pemukiman di daerah sekitar Teluk Balikpapan.

Untuk itu, Darman selaku anggota Forum Peduli Teluk Balikpapan, memperkirakan luas area bakau primer di teluk itu semula 16.147 hektar, saat ini sepertiganya sudah berkurang akibat adanya aktivitas industri dan pemukiman baru.


Sumber : PRA. (2016). Satwa Dilindungi : Teluk Balikpapan Perlu Diteliti. Kompas, 02 Mei. Halaman : 13.

0 komentar:

Posting Komentar