Chapter
4
Nurul Hidayah
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45
Tuhan memang adil, Dia
selalu memberikan kesulitan sepaket dengan kebahagiaan. Setidaknya dalam
kesulitan yang dirasakan Ibu saat ini Ibu ditemani seorang anak yang begitu
menyayanginya. Ibu merasa sangat beruntung dianugerahi anak yang penurut dan
sangat menyayanginya itu. Anak Ibu saat ini masih berada ditingkat pertama
Sekolah Menengah Atas, Ibu menceritakan bahwa anaknya lebih suka berada dirumah
ketimbang keluyuran bersama teman-teman komplek rumahnya, menurut Ibu anaknya
sangat pilih-pilih dalam bergaul dan mencari teman. Tidak seperti remaja pada
umumnya yang sudah mengorientasikan hubungan berpasangan, anak Ibu berprinsip
untuk tidak ikut-ikutan berpacaran seperti teman-temannya, ia ingin fokus
belajar dan berprestasi.
Ibu hanya memiliki satu anak
dan dia adalah laki-laki, sebagai anak tunggal dia begitu dekat dengan Ibu, sampai-sampai semua yang dia alami dan dia
rasakan disekolah atau diluar sekolah dia ceritakan pada Ibu. Bahkan suatu
ketika anak Ibu pernah mengatakan pada Ibu “Bu, jangan marah ya kalau nanti
nilai sikapku C”, kemudian Ibu bertanya penyebabnya, anaknya mengatakan bahwa
dia pernah membolos karena terpengaruh oleh temannya. Kemudian Ibu
menasehatinya dengan baik untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi, Ibu tidak
marah kalau anaknya sudah jujur dan mengakui kesalahannya.
Suatu ketika anaknya pernah
berkata pada Ibu, bahwa keinginannya hanyalah ingin membahagiakan Ibu. Siapalah
yang tidak terharu jika seorang anak mengatakan hal seperti itu, ditambah anak Ibu
selalu membela Ibu ketika Bapak menyakitinya. Keadaan yang dilihat anak Ibu
tersebut membuat dia berprinsip untuk membahagiakan Ibu, sempat Ibu mengatakan
pada anaknya bahwa Ibu hanya ingin dia menyelesaikan sekolahnya dengan baik
bahkan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi lalu kemudian
bekerja, itu saja. Ibu mengatakan soal ingin membahagiakan Ibu atau tidak itu
menjadi pilihan anaknya, yang terpenting dia tidak menjadi pengangguran
dikemudian hari dan hasil jerih payahnya kelak tentu saja anaknya yang akan
menikmati bukan untuk dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar