18.4.16

Pengalaman peserta Psikologi Berbagi




Persaingan, masih perlukah ?


Selamat siang teman seperjuanganku. Sabtu kemaren, 9 April 2016 saya meluangkan waktu mengikuti sebuah seminar singkat bertema konsentrasi kerja. Pembicaranya adalah seorang dosen psikologi yang berkecimpung di satu bidang rumit, pendidikan karakter. Saya akan bagikan sekelumit materi  yang tersirat dari acara tersebut.

Kami dibagi menjadi dua kelompok besar untuk mengerjakan satu permainan bertema konsentrasi. Karena terdiri dari beberapa orang , kami pun menuntut diri untuk melakukan yang terbaik, dan kompak sehingga target kami tercapai. Singkat kata kelompok saya tidak berhasil mencapai target yang kami tentukan sendiri. Aneh, karena semua trik yang bisa kami lakukan tidak membuahkan hasil yang maksimal. Satu tujuan yang bisa saya rasakan dari permainan itu adalah suasana persaingan. Kami memang dikondisikan untuk bersaing mencapai target yang kami tentukan sendiri.

Di dunia nyata persaingan memang tidak bisa dielakkan. Mau tidak mau kita harus siap menghadapi persaingan. Tapi, sepertinya bila kita masuk dan berkecimpung di satu bidang yang kita sukai, persaingan justru menghasilkan beberapa pola pikir yang baru. Salah satu yang saya rasakan saat bergumul di bidang rajut, persaingan terasa saat menggarap proyek baru. Siapa yang berhasil menyelesaikan satu tas, maka finishing pun antre lebih dulu, pembeli pun bisa segera melakukan transaksi dan perajut mendapatkan uang sehingga siap menerima order berikutnya. Itu persaingan sehat. Setiap perajut menuntut diri untuk menghasilkan karya terbaiknya demi kepuasan konsumen. Jadi, masih takutkah kita bersaing memanjakan konsumen ? tenang saja bila kita memperluas jaringan, bersama-sama meyakini bahwa rejeki tidak mungkin tertukar. Jadi, apapun yang kita kerjakan, kerjakan dengan hati senang. Persaingan yang indah bukan tidak hanya mimpi bukan ?

# Arundina Narahyang C. Sinta, Candiwinangun 11 April 2016

0 komentar:

Posting Komentar