Persaingan, masih
perlukah ?
Selamat siang teman seperjuanganku. Sabtu kemaren, 9
April 2016 saya meluangkan waktu mengikuti sebuah seminar singkat bertema
konsentrasi kerja. Pembicaranya adalah seorang dosen psikologi yang
berkecimpung di satu bidang rumit, pendidikan karakter. Saya akan bagikan
sekelumit materi yang tersirat dari
acara tersebut.
Kami dibagi menjadi dua kelompok besar untuk mengerjakan
satu permainan bertema konsentrasi. Karena terdiri dari beberapa orang , kami
pun menuntut diri untuk melakukan yang terbaik, dan kompak sehingga target kami
tercapai. Singkat kata kelompok saya tidak berhasil mencapai target yang kami
tentukan sendiri. Aneh, karena semua trik yang bisa kami lakukan tidak
membuahkan hasil yang maksimal. Satu tujuan yang bisa saya rasakan dari
permainan itu adalah suasana persaingan. Kami memang dikondisikan untuk
bersaing mencapai target yang kami tentukan sendiri.
Di dunia nyata persaingan memang tidak bisa dielakkan. Mau
tidak mau kita harus siap menghadapi persaingan. Tapi, sepertinya bila kita
masuk dan berkecimpung di satu bidang yang kita sukai, persaingan justru
menghasilkan beberapa pola pikir yang baru. Salah satu yang saya rasakan saat
bergumul di bidang rajut, persaingan terasa saat menggarap proyek baru. Siapa yang
berhasil menyelesaikan satu tas, maka finishing pun antre lebih dulu, pembeli
pun bisa segera melakukan transaksi dan perajut mendapatkan uang sehingga siap
menerima order berikutnya. Itu persaingan sehat. Setiap perajut menuntut diri
untuk menghasilkan karya terbaiknya demi kepuasan konsumen. Jadi, masih
takutkah kita bersaing memanjakan konsumen ? tenang saja bila kita memperluas
jaringan, bersama-sama meyakini bahwa rejeki tidak mungkin tertukar. Jadi,
apapun yang kita kerjakan, kerjakan dengan hati senang. Persaingan yang indah
bukan tidak hanya mimpi bukan ?
# Arundina Narahyang C. Sinta, Candiwinangun 11 April
2016
0 komentar:
Posting Komentar