9.3.16

The eclipse phenomenon for children

by : Yudha Andri R
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITY OF PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Gerhana, baru ramai, di fb, bbm, WA, Tw dsb yaitu fenomena alam yang paling bersejarah. sayang lhoo, kalau gak sempat menyakiskan atau malah ketiduran gara - gara bergadang dimalam harinya, kemudian bangunnya kesiangan. pastinya perbincangan 3 hari kedepan masih berbau dengan gerhana atau cara menyaksikan di saat itu. Gerhana diperkirakan terjadi tanggal 9 Maret 2016 dengan perkiraan jam maaf saya kurang tahu . sekitar  1 bulan ini saya selalu mendengar berita atau topik perbincangan akan adanya gerhana matahari atau gerhana yang pernah terjadi pada tahun 1893 bulan Juni Tanggal 11.
 

kemudian saya sedikit banget untuk berfikir jika anak - anak usia dini / atau anak - anak yang belum tahu gerhana itu apa dan penjelasaannya jika bertanya, bagaimana ya ? apa cukup di kasih tahu dengan istilah bulan e dimakan oleh raksaksa / dibiarkan saja untuk melihat menyaksikan / bilang tidak tahu dsb ?? semoga tidak begitu ya teman ? :) 
anak - anak suka kritis dengan apa - apa yang terjadi atau yang sedang di dengar, baca, lihat dsb. biarkan saja karena itu adalah salah satu proses bagaimana anak menerima implus informasi. implus informasi tersebut akan dibawa sama memory jangka panjang. apa lagi banyak teori yang mengatakan bahwa anak usia dini atau anak - anak usia 0 - 8 tahun itu, system otaknya bekerja seperti spons dan air itu adalah impus informasi pengalaman dsb yang masuk. jelas anak usia dini langsung menyerap informasi benar dan salah. berati wajib berhati - hati lho kalau memberi modeling atau berbicara dengan anak - anak atau sikecil apa lagi informasi yang baru Hero dihatinya.
kembali dengan informasi gerhana, kesempatan bagi pemilik anak - anak yang seneng bertanya atau kritis, hal ini jadikan materi pembelajaran berbasis sains saja. Bagaimana? dengan senang saya akan membagikan tips buat pembelajaran untuk si kecil dengan cara bermain. tapi sebelumya saya akan mengenalkan terlebih dahulu aspek yang berguna di dalam pembelajaran dengan metode sains ini. belajar dari beberapa kurikulum dinas / permen 58 dan saya aduk dengan kurikulum ECCD - RC tahun 2012, kemudian dipoles dengan beberapa jurnal pendidikan anak usia dini. Benang merahnya hanya sedikit yaitu anak usia dini belajar dengan cara bermain, permainan sains atau lebih dikenal dengan pengamatan dapat menyebabkan perkembangan anak usia 0 - 8 tahun semakin baik. Didalam proses pengamatan anak - anak akan belajar banyak / menstimulasi aspek perkembangan yang antara lain 
1.  bahasa : anak akan semakin giat bertanya saat mencoba sendiri permainan yang diberikan atau akan aktif bertanya jika melihat oranglain sedang memainkan. dari situ anak mulai terpancing untuk banyak bicara seperti bertanya, komentar, atau bahkan berpendapat. hal ini dikarenakan adannya dorongan / keinginan yang kuat untuk lebih tahu (karena yang dimainkan adalah permainan yang baru HERO)
2. sosial : secara tidak langsung anak, aka berperilaku menghargai (jika dimainkan bersama). bisa juga anak akan terdorong niatnya untuk menunjukan hasil karya atau hasil pengamatannya kepada orang lain yang lebih banyak, karena disinilah si anak menemukan sesuatu yang dikira orang lain belum paham (selalu beri stimulus atau reward / penghargaan walaupun hanya dengan mengatakan KEREN, SENYUM dll)
3. emosi : pastinya akan terasah dengan kesabaran saat pengamataan, pembuatan atau prosesnya. Disini bisa diukur tingkat kejenuhan dan tingkat kesenangan anak saat bermain atau pengamatan.
4. motorik halus dan kasar/ gerakan otot kecil dan otot besar : jika bermain bersama anak - anak pastikan anak - anak ikut dengan aktifitas yang kita lakukan walaupun itu hanya memeggang / mengambilkan benda. disini anak akan terlatih untuk mengkontrol kemampuan / menantang kekuatan fisik yang dimiliki. secara tidak langsung anak terstimulasi aspek ototnya
5. kognitif ; disini adalah aspek dominan yang dituju jika basis pembelajarannya adalah sains, anak akan membedakan bagaimana benda itu bergerak, panjang - pendek, besar - kecil, berat - ringan, kasar - halus, cair - padat, bau, berhitung kongret, mengenal warna skunder / primer dan masih banyak lainnya.
6. moral dan agama : tentu bisa dimasukan jika temanya adalah ciptaan sang maha kuasa.
7. seni : karya yang dibuat atau pengamatan yang dikeluarkan lewat gambar atau tulisan bisa di jadikan karya seni untuk ditunujukan kepada oranglain.
pada intinya permainan sains dapat mengembangkan 7 aspek perkembangan anak usia dini diatas.
Untuk permainan yang berkaitan dengan sains saya akan mencontohkan satu permainan yang berbau sains judulnya "GERHANA MATAHARI DAN BULAN" , pertama silahkan siapkan alat : senter dan bola, tenis saja ditambah dengan buku atau film berduarasi pendek tentang proses gerhana untuk membuktikan keaslian teori kita terhadap anak - anak (wajib). caranya hanya sederhana yaitu tutup lapu senter yang sedang menyala dengan bola (anak - anak melihat dari depan) yang sebelumnya dijelaskan jika lampu senter adalah matahari dan bola adalah bulan (besar kecilnya senter dan bola bisa disesuaikan).
sepertinya mudah dan lucu untuk dilakukan oleh orangtua / pendidik anak usia dini. akan tetapi asumsi kita tidak menarik akan tetapi, anak - anak belum tentu mengatakan itu hal yang biasa saja atau tidak menarik lhoo :) (selamat mencoba) 
cukup sederhana dan mudah, menarik dan tidaknya tergantung penyajian atau proses penjelasan yang diberikan terhadap anak - anak. lebih menarik lagi jika keterlibatan anak - anak 90 %  dalam permainan yang dilakukan.
saya bersama 2 rekan saya mbak anna dan mbak agnes tanggal 8 maret 2016, mendiskusikan tentang Gerhana bersama 14 anak, usia 5 - 6 tahun di kelas Tk B laboratorium rumah citta Eccd - Rc Yogyakarta. hasilnya anak -anak banyak yang berpendapat, bercerita, berkomentar dsb. hanya dengan modal senter dan bola kami secara tidak langsung menstimulasi beberapa aspek perkembangan anak dan memunculkan imajinasi / pemikiran / pengetahuna baru bagi anak - anak tentang gerhana yang akan terjadi. 
intinya cara mengajarkan anak untuk senang belajar yaitu dengan bermain atau dengan aktifitas yang disenangi. sepertinya juga sudah tidak hot belajar dengan buku atau teori saja. alangkah heppynya jika pembelajaran itu menyenangkan dengan keuntungan, informasi - informasi yang didapat akan lebih panjang tersimpan dalam memory, apalagi anak - anak. jangan sampai hak bermain di usiannya terpotong dengan keinginan atau ambisi orang tua / pendidik.
bersambung......................................     
                                                                                                                          salam andri

0 komentar:

Posting Komentar