PEREMPUAN TIDAK BOLEH BEKERJA ? SIAPA BILANG WANITA
LEMAH?
WANITA JUGA BOLEH TANGGUH SEPERTI HALNYA PRIA
Deliana Vicria Nurachyani
Fakultas Psikologi
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Melihat
mainstream pemikiran sekarang ini sepertinya perempuan ingin diperlakukan sama
atau setara dengan laki-laki. Jadi jika laki-laki boleh bekerja maka perempuan
juga ingin keluar rumah untuk bekerja. Apakah pemikiran ini tepat? Apakah
pemikiran ini menggambarkan kesetaraan jender ?
Tidak
ada salahnya jika wanita juga ikut bekerja, apalagi jika wanita tersebut sudah
menikah. Mayoritas alasan wanita yang telah berumah tangga tetap bekerja adalah
masalah ekonomi dalam keluarganya. Memang hal ini dilakoni untuk membantu suami
karena dengan bekerja maka ada tambahan penghasilan karen gaji suami yang
kurang mencukupi. Meskipun begitu wanita bertanggungjawab besar terhadap peran
gandanya yang dipikul seorang istri yang bekerja untuk membantu suami. Bukan
hanya alasan untuk membantu suami saja, namun ada beberapa alasan yang lain
mengapa wanita yang telah berkeluarga tetap bekerja ? alasannya yaitu, wanita
yang single parent entah hanya ia seorang yang bekerja dalam keluarganya karena
telah ditinggal suami entah karena meninggal atau bercerai.
Untuk
mengetahui seberapa tangguhnya wanita yang bekeluarga ini tetap bekerja, saya
akan mewawancarai seorang wanita pekerja keras dan juga tangguh ini selama 10 minggu.
MINGGU PERTAMA:
KENDALANYA DAN JUGA TIMBULNYA RASA SIMPATIK
Saya selalu memperhatikannya bahkan saya sempat takjub
akan ibu di perempatan sana. Ya ... tak jarang atau bahkan setiap hari saya
selalu melihatnya di perempatan itu, arah ke tempat kerjaku inilah yang menjadi
alasan kenapa saya selalu melewati perempatan tersebut. Perempatan Timoho disitulah
ibu itu selalu ada di setiap pagi menjelang, berjualan koran adalah profesinya
di pagi hari.
Sebelum adanya tugas Psikologi
Industri ini saya sering sekali memantau ibu ini berjualan, hampir setiap hari
ibu ini menjajakan dagangannya. Senyum dan keramahan ibu ini selalu menghiasai raut
wajahnya yang tak jarang sinar matahari dipagi hari menyorotkan sisi
ketangguhan dan kerja kerasnya.
Pagi itu di minggu pertama saya berniat
untuk membeli sebuah koran sekaligus meminta ijin untuk mewawancarai ibu
tersebut. Saya tahu jika wawancara pada saat ibu tersebut sedang bekerja
bukanlah waktu yang tepat karena saya pernah mencobannya hasilnya tentu saja
nihil, ibu ini menawarkan untuk lain waktu atau saat ibu ini sudah selesai
bekerja. Dengan perasaan yang sangat berat akhirnya saya pulang tanpa
perkenalan darinya. Saya mencoba di minggu kedua untuk menegaskan kembali dan
meyakinkan bahwa saya ingin lebih mengenal beliau dan ingin mewawancarainya,
oleh karenanya saya menanyainya apakah beliau bersedia jika saya meawancarainya?
Dan alhamdullilah ternyata ibu tersebut berkenan memberikan waktunya untuk saya
dalam mewawancarainya namun jangan hari ini karena beliau sedang berjualan.
0 komentar:
Posting Komentar