17.3.16

Ringkasan artikel : Cerita di Atas Bangkai Kapal dan Koran Bekas

Ringkasan artikel : Cerita di Atas Bangkai Kapal dan Koran Bekas

Dewi Larasati
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 
Yogyakarta

Limbah koran bekas bisa diubah menjadi perabotan dan cendera mata yang mempunyai nilai ekonomi memadai. Begitu juga bangkai kapal yang tak mungkin diperbaiki lagi dapat disulap untuk memperindah ruangan. Semuanya butuh kreativitas dan ketekunan untuk mengubah yang terbuan menjadi berguna. Rumah Sri Mulyani di Jalan Minangkabau Dalam, Jakarta selatan. Halaman rumah itu penuh tatakan gelas, dan pernak pernik itu terlihat menarik. barang-barang dari koran bekas itu dia lapisi cat, pelitur,atau pernis. sebagian diberi motif dengan menempel tisu bergambar yang diimpor dari Belanda. Mulyani mengajak serta tetangga sekitar untuk turut membuat kerajinan serupa. Hanya beberapa yang tertarik, tetapi Mulyani akan terus melakukannya karena usaha itu menjajikan. Dengan harga jual Rp 15 juta per bulan.
Pemanfaatan limbah juga dilakukan dokter gigi Irianto, dengan mendaur ulang bangkai kapal menjadi berbagai perabotan dan cendera mata di Probolinggo,Jawa Timur. Dia membuat meja, kursi, pintu, cermin dan pigura berbahan kayu jati yang didapat dari membongkar bangkai kapal.  Desain-desain Irianto tidak rumit, yang menjadi ciri khasnya adalah dia membiarkan sisa-sisa bangkai kapal itu menempel pada karyanya.

Referensi 
Cerita di Atas Bangkai Kapal dan Koran Bekas. Kompas,14 Maret 2016

2 komentar: