9.1.16

RINGKASAN ARTIKEL : MASALAH TENAGA KERJA DALAM MEA


MASALAH TENAGA KERJA DALAM MEA

Murjiwantoro
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta


Tidak lama lagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dilaksanakan. MEA merupakan realisasi pasar bebas yang dilaksanakan oleh negara-negara Asia Tenggara diantaranya, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja dan Indonesia. Tujuan dibuatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas dan pertumbuhan perekonomian dikawasan ASEAN, sehingga dengan dibentuknya kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah terutama di bidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia diharapkan tidak terjadi lagi krisis yang pernah terjadi di negara ini. Dengan dilaksanakannya MEA ini maka akan terjadi pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja yang nantinya akan berdampak pada aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja, dan dampak arus bebas modal. Dengan demikian, maka negara-negara yang masuk ke dalam MEA ini akan bersaing untuk meningkatkan kualitas perekonomiannya masing-masing termasuk Indonesia. Indonesia harus benar-benar memanfaatkan pasar bebas ini supaya perekonomian Indonesia dapat tumbuh pesat dan bisa menikmati keuntungan dari MEA tersebut dan nantinya kesejahteraan masyarakat Indonesia akan tercipta. Jika tidak, maka Indonesia akan kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Dan masyarakatlah yang akan menjadi korbannya. Peranan tenaga kerja sangat penting dalam sector industry.
Dalam pasar bebas ASEAN Indonesia harus memperhatikan masalah tenaga kerjanya. Seperti diketahui bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia masih dinilai rendah atau bahkan kalah dengan dengan negara lainnya seperti Singapura. Meskipun jumlah populasi Singapura yang hanya segelincir dari jumlah populasi di Indonesia, akan tetapi secara kualitas tenaga kerja Singapura memliliki daya saing yang tinggi dalam ketenaga kerjaan dalam Asia Tenggara atau bahkan dunia. Daya saing tenaga kerja di Indonesia akan menjadi sandungan untuk keberhasilan dalam pemanfaatan MEA ini jika pemerintah tidak meningkatkan kualitas tenaga kerjanya. Dengan demikian pemerintah harus meluncurkan strategi untuk meningkatan kualitas tenaga kerja yang sangat berpotensial ini. Permasalahan tenaga kerja yang rendah ini tidak luput dari kualitas skill, tingkat pendidikan ataupun tingkat keahlian masyarakat Indonesia yang belum memadai. Seperti diketahui bahwa mayoritas pendidikan masyarakat Indonesia lulusannya masih dibawah Sarjana atau bahkan tidak sedikit tenaga kerja yang hanya lulusan SD ataupun SMP. Dengan kualitas yang seperti itu membuat masyarakat Indonesia sulit untuk berinovasi atau bahkan mengembangkan ide-ide mereka. Perlu dipahami bahwa pasar bebas ASEAN ini tidak hanya bersaing secara regional tetapi juga secara global. Memang secara kuantitas tenaga kerja Indonesia sangat melimpah akan tetapi secara kualitas tenaga kerja Indonesia masih sangat minim. Jika hal ini tidak berkembang maka bukan tidak mungkin kalau tenaga kerja Indonesia hanya akan menjadi kacung atau bawahan dari tenaga kerja negara lain. Untuk itu pemerintah harus menyiapkan strategi-strategi khusus untuk menghadapi MEA ini jika tidak ingin semakin kalah bersaing dengan negara-negara lain terutama dalam kawasan ASEAN. Karena MEA tidak hanya bertemunya semua anggota negara di ASEAN, namun MEA ini juga sebagai ajang  persaingan ekonomi antar Negara tersebut termasuk tenaga kerja. Indonesia mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat melimpah dimana jumlah tenaga kerja Indonesia jauh lebih tinggi dari Negara ASEAN lainnya ,apabila dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi pemenang dalam persaingan pasar bebas ASEAN nantinya. Sebenarnya bukan hanya pemerintah yang harus siap untuk menghadapi MEA ini tetapi masyarakat Indonesia juga harus ikut dalam mensukseskan adanya pasar bebas ini. Karena keberadaan MEA ini tidak dapat dilepaskan dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan adanya MEA 2015 ini harusnya menjadi pendorong dan  penyemangat kita bahwa program ASEAN ini bisa menstabilkan pertumbuhan ekonomi indonesia di masa yang akan dating yang nantinya akan mensejahterakan masyarakat Indonesia. Selain itu kita harus menghilangkan keraguan dan kekhawatiran dengan tetap fokus, berkomitmen, dan kerja keras dari semua pihak untuk bersama-sama mensukseskan pemanfaatan dari Asean Economic Community 2015 mendatang.





Sumber Tulisan : Taufik Hidayat, (2015), Masalah Tenaga Kerja Dalam MEA, Kompas, 25 Mei 2015.

1 komentar:

  1. wah pembahasan yang angat bagus kalau menrut saya pribadi,,, masyarakat ekonomi asean. adalah pasar seasia seperti itulah kira-kira secara garis besarnya.namun yang perlu kita pelajari lagi Indonesia ini merukan salah satu negara yang potensinya sangat besar, jadi apabila infestor masuk keindonesia tidak lain yang menjadi alasan kecuali menggunakan dan memakai apa yang ada di indonesia, dan isunya lagi indonesia banyak potensi migas, dan selain itu indonesia bisa saja di jadikan pasar nlluar negeri lain, dan yang perlu di waspadai yang mengkelola infestor asing dan bisa jadi indonesia ini hanya sebagai fasilitator luar, yang mengambil potensiindonesia negara luar...

    BalasHapus