MASALAH TENAGA KERJA DALAM MEA
Murjiwantoro
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Tidak lama lagi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
akan dilaksanakan. MEA merupakan realisasi pasar bebas yang dilaksanakan oleh negara-negara
Asia Tenggara diantaranya, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam,
Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja dan Indonesia. Tujuan dibuatnya Masyarakat
Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas dan
pertumbuhan perekonomian dikawasan ASEAN, sehingga dengan dibentuknya
kawasan ekonomi ASEAN 2015 ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah
terutama di bidang ekonomi antar negara ASEAN, dan untuk di Indonesia
diharapkan tidak terjadi lagi krisis yang pernah terjadi di negara ini. Dengan
dilaksanakannya MEA ini maka akan terjadi pasar bebas di bidang permodalan,
barang dan jasa, serta tenaga kerja yang nantinya akan berdampak pada aliran
bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus
bebas investasi, dampak arus tenaga kerja, dan dampak arus bebas modal. Dengan
demikian, maka negara-negara yang masuk ke dalam MEA ini akan bersaing untuk
meningkatkan kualitas perekonomiannya masing-masing termasuk Indonesia.
Indonesia harus benar-benar memanfaatkan pasar bebas ini supaya perekonomian
Indonesia dapat tumbuh pesat dan bisa menikmati keuntungan dari MEA tersebut
dan nantinya kesejahteraan masyarakat Indonesia akan tercipta. Jika tidak, maka
Indonesia akan kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. Dan masyarakatlah
yang akan menjadi korbannya. Peranan tenaga kerja sangat penting dalam sector
industry.
Dalam pasar bebas ASEAN Indonesia harus
memperhatikan masalah tenaga kerjanya. Seperti diketahui bahwa kualitas tenaga
kerja Indonesia masih dinilai rendah atau bahkan kalah dengan dengan negara
lainnya seperti Singapura. Meskipun jumlah populasi Singapura yang hanya
segelincir dari jumlah populasi di Indonesia, akan tetapi secara kualitas
tenaga kerja Singapura memliliki daya saing yang tinggi dalam ketenaga kerjaan
dalam Asia Tenggara atau bahkan dunia. Daya saing tenaga kerja di Indonesia
akan menjadi sandungan untuk keberhasilan dalam pemanfaatan MEA ini jika
pemerintah tidak meningkatkan kualitas tenaga kerjanya. Dengan demikian
pemerintah harus meluncurkan strategi untuk meningkatan kualitas tenaga kerja
yang sangat berpotensial ini. Permasalahan tenaga kerja yang rendah ini tidak
luput dari kualitas skill, tingkat pendidikan ataupun tingkat keahlian
masyarakat Indonesia yang belum memadai. Seperti diketahui bahwa mayoritas
pendidikan masyarakat Indonesia lulusannya masih dibawah Sarjana atau bahkan
tidak sedikit tenaga kerja yang hanya lulusan SD ataupun SMP. Dengan kualitas
yang seperti itu membuat masyarakat Indonesia sulit untuk berinovasi atau
bahkan mengembangkan ide-ide mereka. Perlu dipahami bahwa pasar bebas ASEAN ini
tidak hanya bersaing secara regional tetapi juga secara global. Memang secara
kuantitas tenaga kerja Indonesia sangat melimpah akan tetapi secara kualitas
tenaga kerja Indonesia masih sangat minim. Jika hal ini tidak berkembang maka
bukan tidak mungkin kalau tenaga kerja Indonesia hanya akan menjadi kacung atau
bawahan dari tenaga kerja negara lain. Untuk itu pemerintah harus menyiapkan
strategi-strategi khusus untuk menghadapi MEA ini jika tidak ingin semakin
kalah bersaing dengan negara-negara lain terutama dalam kawasan ASEAN. Karena
MEA tidak hanya bertemunya semua anggota negara di ASEAN, namun MEA ini
juga sebagai ajang persaingan ekonomi antar Negara tersebut termasuk tenaga
kerja. Indonesia mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat melimpah
dimana jumlah tenaga kerja Indonesia jauh lebih tinggi dari Negara ASEAN
lainnya ,apabila dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia
dapat menjadi pemenang dalam persaingan pasar bebas ASEAN nantinya. Sebenarnya
bukan hanya pemerintah yang harus siap untuk menghadapi MEA ini tetapi
masyarakat Indonesia juga harus ikut dalam mensukseskan adanya pasar bebas ini.
Karena keberadaan MEA ini tidak dapat dilepaskan dari seluruh lapisan
masyarakat. Dengan adanya MEA 2015 ini harusnya menjadi pendorong dan
penyemangat kita bahwa program ASEAN ini bisa menstabilkan pertumbuhan
ekonomi indonesia di masa yang akan dating yang nantinya akan mensejahterakan
masyarakat Indonesia. Selain itu kita harus menghilangkan keraguan dan
kekhawatiran dengan tetap fokus, berkomitmen, dan kerja keras dari semua pihak
untuk bersama-sama mensukseskan pemanfaatan dari Asean Economic Community 2015
mendatang.
Sumber
Tulisan : Taufik Hidayat, (2015), Masalah Tenaga Kerja Dalam MEA, Kompas, 25 Mei 2015.
wah pembahasan yang angat bagus kalau menrut saya pribadi,,, masyarakat ekonomi asean. adalah pasar seasia seperti itulah kira-kira secara garis besarnya.namun yang perlu kita pelajari lagi Indonesia ini merukan salah satu negara yang potensinya sangat besar, jadi apabila infestor masuk keindonesia tidak lain yang menjadi alasan kecuali menggunakan dan memakai apa yang ada di indonesia, dan isunya lagi indonesia banyak potensi migas, dan selain itu indonesia bisa saja di jadikan pasar nlluar negeri lain, dan yang perlu di waspadai yang mengkelola infestor asing dan bisa jadi indonesia ini hanya sebagai fasilitator luar, yang mengambil potensiindonesia negara luar...
BalasHapus