Oleh:
Nunuk Priyati
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dalam suatu organisasi, apapun
budayanya struktur diperlukkan untuk mangatur korelasi antar unit kerja atau
individu di dalamnya. Struktur melahirkan ‘komandan-komandan’ yang membawahkan
unit kerja direktorat, divisi, group, atau satuan kerja lainnya. Struktur
didorong untuk membentuk efisiensi dalam koordinasi kerja. Orang yang
pekerjaannya serumpun disatukan dalam satu kelompok sehingga lebih mudah
mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi tidak selalu efektif dan efisien.
Banyak organisasi yang gagal dalam merealisasi kinerja mereka karena kesalahan
dalam desain struktur. Upaya restrukturisasi juga sering kurang berhasil karena
gagal melihat akar permasalahan secara utuh.
Ada delapan tes yang dapat dilakukan
dalam restruturisasi untuk memastikkan bahwa akar permasalahan struktur
benar-benar ditangani. Salah satunya tes strategy aligment. Tes ini menilai
seberapa baiknya struktur saat ini telah mengakomodasi strategi perusahaan
dalam memberikkan nilai tambah kepada pelanggan. Tes Clarity of integration and
differentiation merupakan tes seberapa baiknya pengelompokkan beragam aktifitas
(diferensiasi) organisasi untuk mencapai efisiensi dari spesialisasi dan tetap
terintegrasi dengan baik melalui mekanisme koordinasi yang efektif.
Adapun, tes people readiness adalah salah satu tes
yang menjadi akar permasalahan di Indonesia. Tes ini mengukur seberapa baiknya
pemenuhan kompetensi, baik kualitas maupun kuantitas, dari pemegang jabatan
dalam struktur organisasi. Berbagai tes lain masih dapat dilakukan: process and
responsibilities, execution excellence culture readiness, agile capability, dan
regulatory and govermence compliance. Semua tes ini bertujuan memastikkan
restrukturisasi tidak hanya menyentuh symptom, tetapi juga menangani akar
permasalahan dari penyakit organisasi yang muncul. Kadang dengan menangani akar
permasalahan, restrukturisasi bahkan bisa dihindarkan.
Daftar
Pustaka:
Luis,
S. (2015). Che Guevara dan Struktur Organisasi: Kompas, sabtu 19 september 2015
hal 33
0 komentar:
Posting Komentar