Fiki Fatimah
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Move
On itu dari bahasa inggris yang jika kita artikan satu persatu menjadi Move =
Bergerak dan On itu = Di atas. Tapi kalau kita artikan secara bersama-sama
menjadi bergerak maju , Tapi kalau
bahasa ini di gunakan dalam dunia asmara maka arti dari kata move on adalah
melupakan mantan pacar dan membuka hati untuk orang lain. Sebenarnya kata move
on ini luas sekali konteksnya, jadi tidak hanya pada pacaran saja tetapi bisa
juga move on dari tempat kerja yang intinya itu kita keluar dari hal yang biasa
kita lakukan dan kita rasakan.
Banyak sekali orang yang suka menggunakan istilah
"gagal move on" dalam berkelakar sehari-hari. Istilah ini merujuk kepada
mereka yang terus terpaku pada masa lalunya, dan sulit untuk menerima perubahan
baru yang dihadapi saat ini. Situasi ini bisa dialami baik oleh tua maupun
muda. Meskipun istilah ini digunakan dalam kelakar harian, bisa jadi sebenarnya
situasi ini mengandung banyak kebenaran. Selain itu mengakibatkan konsekuensi
yang tidak kecil bagi yang mengalaminya. Sekarang, apakah kita termasuk orang
yang mudah untuk move on? Menerima situasi baru, atasan baru, lingkungan baru,
peraturan baru?
Mengapa orang sering terbelenggu
dengan kebiasaan lama, seolah-olah kapasitas untuk belajar dan mempelajari
situasi baru demikian alot? Seorang psikolog Carol Dweck melakukan riset selama
beberapa tahun dan mengidentifikasi 2 jenis mindset yang
mendasari sukses tidaknya seseorang dalam menghadapi tantangan. Yang pertama
adalah fixed mindset, di mana seseorang lebih percaya bahwa
kualitas-kualitas pribadi yang mendasar, seperti kecerdasan dan bakat
adalah sesuatu hal yang tidak bisa diubah. “Memang dasarnya saya tidak bisa, ya
saya terima saja” demikian biasanya si individu mengatakan pada dirinya
sendiri. Biasanya individu seperti ini tidak henti-hentinya mengkaji apa
kekuatannya, namun lupa bahwa dengan upaya keras, kelemahannya akan bisa diatasi.
Dengan sendirinya, individu seperti ini tidak meyakini kekuatan upayanya.
Sementara individu lain dengan growth
mindset, melihat bahwa kelemahannya saat ini merupakan potensi yang masih
terpendam yang masih harus digarap. Inteligensi dan bakat dianggap sebagai
modal yang masih harus dikembangkan sementara kegagalan dianggap hanya sebagai
salah satu langkah salah dalam mencapai tujuan sehingga ia harus mencari cara
lain untuk mencapainya. Orang seperti ini sangat haus belajar dan kuat melenting
dalam kegagalan. Bila memang growth mindset ini demikian
menguntungkannya, mengapa orang sering tidak memilih mindset ini? Apakah karena
individu tidak menyadarinya? Atau mungkin mereka sadar, tetapi tidak
mampu mengontrol diri untuk menjaga mindset berkembang ini?
Move on ini bisa di artikan dengan banyak kata. Tapi
yang paling penting adalah bagaimana cara move on. Berikut ini adalah cara
bagaimana kita bisa move on 1. Yang paling utama adalah ikhlas atau menerima
kenyataan. 2. Membuka diri dengan situasi atau status yang baru. 3. Terakhir
enjoy your life, karena hidup itu hanya sekali. Manfaatkanlah waktu sebaik
mungkin.
Sumber : Shutterstock . (2015) . Move On . KOMPAS . 10
Oktober . Hal 33
0 komentar:
Posting Komentar