7.1.16

MENGELOLA EMOSI DALAM 4 KEPRIBADIAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA

MENGELOLA EMOSI DALAM
 4 KEPRIBADIAN
UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA
TRI MEI WULANDARI & MUHAMMAD DUHA SAPUTRA KUSNADI

    A.   PENGERTIAN EMOSI
  •      Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah.
   •      Golema
suatu perasaan dan pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
       Atkinson
emosi sebagai dorongan yang dapat mengaktifkan dan mengarahkan perilaku dengan cara yang sama seperti yang dilakukan motif.

PERKEMBANGAN EMOSI
      James & Lange
bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.
Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira.
      Lindsley
emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak,
misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak

CIRI-CIRI EMOSI
      Lebih bersifat subjektif
    seperti pengamatan dan  berpikir.
      Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
      Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.

BENTUK-BENTUK REAKSI EMOSI
      Reaksi amarah
     hormon adrenalin meningkat, menyebabkan gelombang energi     yang cukup kuat untuk bertindak dahsyat, maka tangan menjadi mudah menghantam lawan,detak jantung meningkat
       Reaksi takut
 kaki akan lebih mudah diajak mengambil langkah seribu dan wajah menjadi pucat. Hal ini disebabkan karena di pusat-pusat emosi, otak memicu terproduksinya hormon seperti adrenalin, yang membuat tubuh waspada dan siap bertindak 
      Reaksi kebahagiaan
 perubahan utama akibat timbulnya kebahagiaan adalah meningkatnya kegiatan di pusat otak yang menghambat perasaan negatif dan meningkatkan energi yang ada, dan menenangkan perasaan yang menimbulkan kerisauan

B.   KEPRIBADIAN
      George Kelly
kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
      Gordon Allport
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
      Sigmund Freud
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
      Carl Jung
ketidaksadaran kolektif sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi
         
           C.   EMOSI dan KEPRIBADIAN
      Pervin (1993)
 menunjukkan bahwa tidak ada teori yang diterima secara umum tentang hubungan antara emosi dan kepribadian dari perspektif psikoanalitik atau fenomenologis.
      HJ Eysenck
Introvet
Ekstrovet
      Mandler
emosi berhubungan dengan tingkat citra visual.
      Bertocci (1988)
 unit kompleks yang diidentifikasi melalui interaksi dengan lingkungan serta terus bergerak. Mereka tidak dengan sendirinya akan emosi, tetapi mereka mempengaruhi ekspresi emosi dan keinginan. Bertocci berpendapat bahwa emosi dapat dianggap sebagai bagian dari makna kualitas hidup.
Tipe-tipe kepribadian:
1.    Sanguinis
Tipe ini mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan m
enjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
2.    Melankolis
Yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering disebut sebagai si perfeksionis atau si pemikir. Yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering disebut sebagai si perfeksionis atau si pemikir
3.    Koleris
Yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.orang koleris seperti ini sering disebut sebagai si pelaksana
4.    Plegmatis
Yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang plegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatic kadang diidentifikasi sebagai si pengamat atau si manis

D.   COPING PROSESS
      Lazarus & Folkman
segala usaha untuk mengurangi stres, yangmerupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal)yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang. Definisi lain menyatakan coping sebagai proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands) dan   kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab munculnya situasi stres (dalam Sarafino, 1998:133).Usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu melakukan proses coping terhadap stres melalui proses  transaksi dengan lingkungan, secara perilaku dan kognitif (Sarafino, 1998:133).
KESIMPULAN
Dalam dunia kerja kita harus memiliki jiwa yang sehat karena dengan jiwa yang sehat akan bisa mengelola emosi dengan sebaik-baiknya. Sehingga kita bisa menyelesaikan masalah apapun yang timbul dalam dunia kerja.
Dengan kita mengelola 4 tipe kepribadian yang ada di setiap individu, maka kita bisa menggunakan 4 kepribadian tersebut dalam situasi apapun dengan tepat.

Laporan Pelaksanaan
Pelaksanaan Mimbar Akademik Psikologi kelompok Tri Mei Wulandari dan Muhammad Duha Saputra Kusnadi dilaksanakan pada:
 Hari       : Selasa, 6 Oktober 2015,
 Jam       : 19.30-20.15 WIB
 Tempat  : Ruang Wakil Rektor 3
Peserta   : 21 mahasiswa


LOMPAT VAMPIRE

Tujuan:  melatih kekompakan dan melatih konsentrasi
Peralatan  : -
Jumlah peserta: masing-masing kelompok lebih dari 5 orang
Waktu : 15 menit
Instruksi :
   1)      Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
   2)      Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang atau lebih
   3)      Masing-masing kelompok membuat barisan berbanjar
   4)      Setiap kelompok pegang pundak temannya
   5)      Kemudian pemandu memberikan aba-aba:
·          Lompat ke kanan maka peserta lompa ke kanan
·         Lompat ke kiri maka peserta lompat ke kiri
·         Lompat mundur maka peserta mundur
·         Lompat maju maka peserta lompat maju
Peserta menutup mata
            Aba-aba dengan gerakan dibalik
·         Lompat kanan maka peserta lompat kiri
·         Lompat kiri maka peserta lompat kanan
·         Mundur maka peserta maju
·         Maju maka peserta mundur
Gerakan ini dengan instruksi agak cepat
Diskusi : permainan ini dilakukan untuk melatih kekompakan kelompok dan konsentrasi. Jadi dalam dunia kerja dibutuhkan kekompakan antar anggota dan konsentrasi dalam bekerja.
Refleksi : peserta bisa tertawa lepas dengan menutup mata.
  
Daftar Pustaka:
                  

http://www.psktti-ui.com/reni/tugas_x/Nur Afifah.doc. Diakses pada tanggal 18 September 2011

http//pengembangan-emosional-kepribadian.com

http//perkembangan-emosi-kepribadian.html

Hude, Darwis. 2006. Emosi. Jakarta : Erlangga.

J. Davidson,Richard  dkk. 2009. Handbook of Affective Scince. USA : Oxford University Press.

K.T Strongman. 2003. The Psychology of Emotion. New Zealand : alk. Paper


Foto Kegiatan:


0 komentar:

Posting Komentar