MENGELOLA EMOSI DALAM
4 KEPRIBADIAN
UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA
4 KEPRIBADIAN
UNTUK MENGOPTIMALKAN KINERJA
TRI MEI WULANDARI & MUHAMMAD DUHA SAPUTRA KUSNADI
A.
PENGERTIAN EMOSI
•
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah.
•
Golema
suatu perasaan dan pikiran
khasnya, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
•
Atkinson
emosi sebagai dorongan yang dapat mengaktifkan dan mengarahkan perilaku dengan cara yang sama
seperti yang dilakukan motif.
PERKEMBANGAN EMOSI
•
James & Lange
bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan
jasmaniah atau kegiatan individu.
Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena
gembira.
•
Lindsley
emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras
dari susunan syaraf terutama otak,
misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan
syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu
yang dapat mempertinggi pekerjaan otak
CIRI-CIRI EMOSI
•
Lebih bersifat
subjektif
seperti
pengamatan dan berpikir.
•
Bersifat fluktuatif
(tidak tetap)
•
Banyak bersangkut
paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
BENTUK-BENTUK REAKSI
EMOSI
•
Reaksi amarah
hormon adrenalin meningkat,
menyebabkan gelombang energi yang cukup kuat untuk bertindak dahsyat, maka tangan
menjadi mudah menghantam lawan,detak jantung meningkat
•
Reaksi takut
kaki akan lebih mudah diajak mengambil langkah
seribu dan wajah menjadi pucat. Hal ini disebabkan karena di
pusat-pusat emosi, otak memicu terproduksinya hormon seperti adrenalin, yang membuat tubuh waspada dan siap
bertindak
•
Reaksi kebahagiaan
perubahan utama akibat timbulnya kebahagiaan
adalah meningkatnya kegiatan di pusat otak yang menghambat perasaan negatif dan
meningkatkan energi yang ada, dan menenangkan perasaan yang menimbulkan
kerisauan
•
George Kelly
kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
•
Gordon Allport
kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu
secara khas.
•
Sigmund Freud
memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
•
Carl Jung
ketidaksadaran kolektif sisa psikik perkembangan
evolusi manusia, sisa yang menumpuk akibat dari pengalaman-pengalaman yang
berulang selama banyak generasi
C. EMOSI
dan KEPRIBADIAN
•
Pervin (1993)
menunjukkan
bahwa tidak ada teori yang diterima secara umum tentang hubungan antara emosi
dan kepribadian dari perspektif psikoanalitik atau fenomenologis.
•
HJ Eysenck
Introvet
Ekstrovet
•
Mandler
emosi berhubungan dengan tingkat citra visual.
•
Bertocci (1988)
unit kompleks
yang diidentifikasi melalui interaksi dengan lingkungan serta terus bergerak.
Mereka tidak dengan sendirinya akan emosi, tetapi mereka mempengaruhi ekspresi
emosi dan keinginan. Bertocci berpendapat bahwa emosi dapat dianggap sebagai
bagian dari makna kualitas hidup.
Tipe-tipe kepribadian:
1. Sanguinis
Tipe ini mempunyai energi yang besar,
suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih
sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin
suka memulai percakapan dan m
enjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
enjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
2.
Melankolis
Yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari
apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan
supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis
berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka
keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa
yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering disebut sebagai si
perfeksionis atau si pemikir. Yang cenderung diam
dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya
penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa
berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada
tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya,
orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak
sempurna. Orang melankolis
sering disebut sebagai si perfeksionis atau si pemikir
3.
Koleris
Yang suka berorientasi pada
sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan
mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan
dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas
prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi
mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu,
keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.orang koleris seperti
ini sering disebut sebagai si pelaksana
4.
Plegmatis
Yang seimbang, stabil, merasa
diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka
mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu
untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi
sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai
lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas
dari yang lain. Orang plegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara.
Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat,
sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatic kadang diidentifikasi
sebagai si pengamat atau si manis
D.
COPING PROSESS
•
Lazarus & Folkman
segala usaha untuk mengurangi stres, yangmerupakan
proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal)yang dinilai sebagai
beban yang melampaui kemampuan seseorang. Definisi lain menyatakan coping
sebagai proses dimana individu melakukan usaha untuk mengatur (management)
situasi yang dipersepsikan adanya kesenjangan antara usaha (demands)
dan kemampuan (resources) yang dinilai sebagai penyebab
munculnya situasi stres (dalam Sarafino, 1998:133).Usaha coping sangat
bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada solusi dari suatu masalah yang
menimbulkan situasi stres. Individu melakukan proses coping terhadap stres
melalui proses transaksi dengan
lingkungan, secara perilaku dan kognitif (Sarafino, 1998:133).
KESIMPULAN
Dalam dunia kerja kita harus memiliki jiwa yang sehat
karena dengan jiwa yang sehat akan bisa mengelola emosi dengan sebaik-baiknya.
Sehingga kita bisa menyelesaikan masalah apapun yang timbul dalam dunia kerja.
Dengan kita mengelola 4 tipe kepribadian yang ada di
setiap individu, maka kita bisa menggunakan 4 kepribadian tersebut dalam
situasi apapun dengan tepat.
Laporan Pelaksanaan
Pelaksanaan
Mimbar Akademik Psikologi kelompok Tri Mei Wulandari dan Muhammad Duha Saputra
Kusnadi dilaksanakan pada:
Hari : Selasa, 6 Oktober 2015,
Jam : 19.30-20.15 WIB
Peserta : 21 mahasiswa
LOMPAT
VAMPIRE
Tujuan:
melatih kekompakan dan melatih konsentrasi
Peralatan : -
Jumlah peserta: masing-masing kelompok
lebih dari 5 orang
Waktu : 15 menit
Instruksi :
1) Peserta
dibagi menjadi beberapa kelompok
2) Masing-masing
kelompok terdiri dari 5 orang atau lebih
3) Masing-masing
kelompok membuat barisan berbanjar
4) Setiap
kelompok pegang pundak temannya
5) Kemudian
pemandu memberikan aba-aba:
·
Lompat ke kanan maka peserta lompa ke kanan
·
Lompat ke kiri maka
peserta lompat ke kiri
·
Lompat mundur maka
peserta mundur
·
Lompat maju maka
peserta lompat maju
Peserta menutup
mata
Aba-aba dengan gerakan dibalik
·
Lompat kanan maka
peserta lompat kiri
·
Lompat kiri maka
peserta lompat kanan
·
Mundur maka peserta
maju
·
Maju maka peserta
mundur
Gerakan ini dengan
instruksi agak cepat
Diskusi : permainan ini dilakukan
untuk melatih kekompakan kelompok dan konsentrasi. Jadi dalam dunia kerja
dibutuhkan kekompakan antar anggota dan konsentrasi dalam bekerja.
Daftar Pustaka:
http://thequeen-korolevakrasoty.blogspot.com/2010/03/perkembangan-emosi-kepribadian-dan.html . Diakses pada tanggal 18 September 2011
http://health.groups.yahoo.com/group/AyoMain/files/www.ayomain.org. Diakses pada tanggal 18 September 2011
http://www.psktti-ui.com/reni/tugas_x/Nur Afifah.doc. Diakses pada tanggal 18 September 2011
http//pengembangan-emosional-kepribadian.com
http//perkembangan-emosi-kepribadian.html
Hude, Darwis. 2006. Emosi. Jakarta : Erlangga.
J. Davidson,Richard dkk.
2009. Handbook of Affective Scince. USA : Oxford University Press.
Foto Kegiatan:
0 komentar:
Posting Komentar