Menata Sumbu Filosofis Tak Semudah
Balik Tangan
Ana Prihatini
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Yogya
kini memang mulai berbenah dan mempercantik diri menuju kawasan heritage atau
kota pusaka. Upaya tersebut difokuskan pada penataan sumbu filosofis DIY dari
panggung krapyak hingga tugu pal putih.
Dari
kawasan kraton, penataan kemudian bergerak utara dengan penataan titik nol
kilometer yang sudah dilaksanakan sejak 2015. Tidak mudah mennggarap
revitalisasi kawasan sumbu filosofis tersebut untuk itu bidang cipta karya
bersinergi dengan pemda DIY Pemkot Yogyakarta, komunitas yang ada dikawasan
tersebut , akademisi, pemenang sayembara dan masyarakat.
Dalam
perkembangannya akan membangun sesuatu disumbu filosofis maka harus
dikonsultasikan dengan gubernur DIY, dinas kebudayaan dan sebagainya. Hasil
dari revitalisasi malioboro ini benar-benar terlihat setelah lima tahun lagi
sesuai dengan RPJMD.
Memasuki
2015 disusun integrasi lima konsep hasil pemenang sayembara desain malioboro.
Lima produk ini dijadikan satu (integrasi konsep) yang sudah dipaparkan didepan
gubernur DIY menjadi grand design malioboro.
Tahun
2016 seksi pembangunan dan prasarana baru akan membuat kawasan semi pedestrian
disayap timur malioboro pasca pemindahan area parkir di taman parkir abu bakar
ali yang kini tengah dibuat parkir portable sementara.
Fokus
pada tahun ini agar parkir disayap timur malioboro bisa pindah parkir abu bakar
ali dan kita bisa segera memulai aksi penataan disisi timur , selesai itu baru
bisa tangani sayap barat tidak bisa dua-duanya ditangani.
Sumber
: Kedaulatan Rakyat , Jum’at Legi 4 September 2015 Hal 11
0 komentar:
Posting Komentar