Sempat Kesulitan di Masa-masa Awal
Mengembangkan Klinik
Joko
Prambudiyono
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Kontan Kamis 22 Oktober 2015
Kejelian Azad Moopen melilih tempat
memulai berbisnis di negeri orang sukses membawanya menjadi miliarder. Tak ada
kesuksesan yang diraih dalam satu malam. Hal itu juga dialami Azad Moopen
menapaki tangga menjadi mliader. Saat ia datang ke Dubai pada tahun 1987
layanan kesehatan di negeri tersebut sangat minim. Hanya segelintir rumah sakit
milik pemerintah yang beroperasi. Hal serupa juga terjadi di segmen klinik
swasta yang dibuka oleh dokter. Baik
rumah sakit maupun klinik masih kelabakan melayani pasien.
Bagi orang yang memiliki indera
pencium bisnis yang kuat ini bisa menjadikan peluang. Meski ada peluang bisnis
tapi juga penuh tantangan. Klinik swasta Moopen harus bersaing dengan rumah
sakit miliki pemerintah Dubai. Terutama dari sisi biaya pengobatan. Sebagai
rumah sakit yang didanai oleh Negara, rumah sakit milik pemerintah mendapatkan
subsidi biaya pengobatan. Hal ini berbeda dengan klinik swasta yang harganya
jauh lebih mahal bahkan selisih tarifnya cukup jauh.
Selain masalah biaya, tantangan lain
yang dihadapai Moopen saat memulai bisnis layanan kesehatan adalah soal
teknologi khususnya teknologi informasi dan digitalisasi data. Mayoritas klinik
saat itu terbelakang soal teknologi informasi, termasuk di klinik milik Moopen.
Padahal proses penagihan medis lebih cepat dan praktis, termasuk catatan rekam
medis pasien yang jumlahnya sangat banyak. Untungnya Moopen cepat sadar akan
kebutuhan teknologi informasi. Alhasil ia bisa cukup jauh meninggalkan
kompetitornya.
Ke depan bisnis kesehatan Moopen
bakal kian merekah. Pasalnya sejak tahun 1014 otoritas kesehatan Dubai
mengelurakan regulasi bahwa semua orang wajib memiliki asuransi kesehatan di
pertengahan 2016. Bila kewajiban ini dimulai maka pasar bisnis Moopen meningkat.
Hampir dua juta orang bisa menjadi pasar potensial.
0 komentar:
Posting Komentar