Oleh : Naurmi Rojab Destiya
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
KARYA seni itu bersifat luas, dan
tidak terbatas. Barang kali pendapat itulah yang diyakini Sri Kundoro alias
Tutun (36), warga Dusun Kepek 1 Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul.
Keahlian dan hobi membuat wayang sejak kecil, kini mulai divariasikan dan
disesuaikan dengan kondisi yang sedang tren. Dalam membuat wayang sesekali
Tutun mencoba keluar dari pakem, dengan membuat tokoh-tokoh masa kini atau
potret orang untuk disulap menjadi wayang modifikasi.
Sebut saja tokoh kartun anak-anak,
seperti Superman, Doraemon, Putri Nirmala dapat dibuat menjadi sebuah wayang
modifikasi. Bahkan yang saat ini tengah dikerjakan yakni membuat tokoh wayang
Limbuk, dengan modifikasi seragam siswa SMA.
“Saya memang membuat dengan
memasukan sindiran, bahwa saat ini anak SMA sudah tidak ragu berpakaian minim.
Dengan bentuk bodi seperti Limbuk, namun menggunakan baju SMA yang menonjolkan
keseksian. Saya mencoba menggambarkan kondisi anak SMA saat ini yang tak lagi
malu menggunakan pakaian seksi yang menonjolkan bentuk tubuhnya,” ujar Tutun
kepada KR yang menemui di rumahnya, Rabu (9/9).
Berkah dari usaha kreatif ini,
pesanan tokoh wayang variasi justru banjir dari luar negeri. Sekarang Tutun
tengah menyelesaikan membuat wayang Wacinwa (Wayang China Jawa) yang merupakan
penjabaran dari tokoh-tokoh legenda di negeri Tiongkok. Juga ada warga
Singapura juga tertarik memesan hasil karyanya. Tutun yang juga berhubungan
baik dengan seniman dari Singapura, meminta Tutun membuatkan tokoh cerita
legenda negeri tersebut ke dalam wayang. Beberapa tokoh seperti Rafflesia
hingga tokoh terkini Superman masuk dalam daftar pesanan dari Singapura.
Darah seni Tutun mengalir dari
ayahnya yang seorang dalang. Saat menginjak usia SD, Tutun sudah dapat membuat
boneka wayang dari kertas dengan tokoh Punokawan dan Pandawa Lima. Ia menempuh
pendidikan di SMKI dan melanjutkan ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta,
jurusan Pedalangan. Namun tidak sampai lulus. Untuk menyelesaikan satu gambar
wayang, ia membutuhkan waktu seharian.
Sumber Kedaulatan Rakyat halaman 19, 11 September 2015
Sumber Kedaulatan Rakyat halaman 19, 11 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar